Friday 9 November 2018

POPBOX, Smart Locker Keren Buat Kirim dan Titip Barang

Dalam beberapa bulan terakhir ini saya merasa terganggu oleh kedatangan kurir yang mengantar barang belanjaan kami. Walaupun kami tidak membiarkan rumah dalam keadaan kosong (tak ada orang) dalam jeda waktu lebih dari 2 jam, tetapi bagi kami rumah adalah tempat istirahat yang nyaman dan tenang. Saya tinggal di area perumahan yang memiliki team security yang ketat sehingga jika ada orang tak dikenal mengetuk pintu pagar atau menekan bel dalam waktu lebih dari 10 menit, maka pihak security akan menghampiri orang tersebut. Kami jadi tidak enak hati dengan security tersebut. Sedangkan kami juga tidak dapat terburu-buru menemui mereka karena rumah yang luasnya hampir mencapai 1000 meter seringkali “terlambat” mengetahui keberadaan tamu, kami harus berlari-lari dari kamar atau ruangan belakang menuju pintu gerbang atau saya harus bergegas mengenakan jilbab. Apalagi jika diantara kami sedang di kamar mandi atau memasak, tentunya kami tak bisa secepatnya menerima barang yang diantar kurir – kurir tersebut. Bahkan tamu yang mengetuk gerbang atau memencet bel saja tidak akan kami bukakan pintu apabila mereka tidak membuat perjanjian. Memang demikianlah peraturan security perumahan kami agar tidak membukakan pintu kepada orang yang dikenal sekalipun berseragam PLN atau PAM. Jika memesan makanan melalui Go Food, Grab Food atau delivery lainnya, petugas security perumahan juga akan menghampiri untuk meyakinkan bahwa mereka memang datang karena sesuai pesanan kami atau bukan.

Yang menyebalkan lagi, waktu atau jam kurir datang tidak memiliki jadwal tetap. Terkadang pagi jam 10 saat saya sudah keluar rumah, terkadang jam 12 saat assisten rumah tangga sedang ke warung membeli makanan untuk makan siang kucing-kucing kami, dan baru 3 hari lalu kurir datang pada pukul 5 sore saat kami tidak memiliki janji untuk menerima tamu. Huh deh....Terkadang kurir meminta izin untuk menitipkan barang tersebut ke pihak security. Oh no, saya tidak mau merepotkan security tersebut yang tugasnya berat menjaga keamanan perumahan kami. Saya seringkali minta kurir memasukkan barang tersebut ke kotak pos di depan rumah. Heraaan saya, kurir masa kini tuh sudah tidak mengerti fungsi kotak post yach?


Wednesday 7 November 2018

Menjaga Kesehatan Mata Dengan Teknologi Baru Interlaced Optics Dari Signify

World Sight Day yang diperingati setiap bulan Oktober merupakan peringatan tahunan tentang kesadaran untuk memfokuskan perhatian global pada kebutaan dan pengurangan kemampuan penglihatan karena lebih dari 75% dari semua kebutaan dan pengurangan kemampuan penglihatan moderat dan parah dapat dihindari.


Tahun 2018 Signify (Euronext : LIGHT) sebagai pemimpin dunia di bidang pencahayaan bagi para profesional dan konsumen serta pencahayaan untuk Internet of Things, memanfaatkan moment ini dengan meluncurkan lini baru bohlam Phillips MyCare LED dengan teknologi Interfaced Optics terpatenkan sehingga semakin meningkatkan kenyamanan mata.


Saya menghadiri acara yang diadakan di Kunstkring Paleis kawasan Menteng Jakarta Pusat pada hari Selasa (30 Oktober 2018). Kebetulan sekali saya memang sedang sangat memperhatikan pencahayaan di rumah agar rumah semakin nyaman dan aman. Saya ingin pencahayaan di rumah dapat diatur agar desain interior di rumah terlihat lebih bersih serta elegan, dan tentunya membuat pandangan kita nyaman serta tetap terjaga kesehatannya. Home sweet home...apalagi saya akan membuat ruang baca khusus atau perpustakaan di rumah dengan kondisi yang nyaman. Tentunya nggak sekedar kursi, sofa atau bantal yang nyaman sebagai tempat baca. Pencahayaan berkwalitas baik dan sehat untuk mata sangat penting! Oleh karenanya beruntung sekali saya dapat diundang dan menghadiri acara ini.

Sunday 14 October 2018

Liam Dan Laila , Kisah Adat Antara Minang Dan Perancis

Satu lagi karya anak bangsa dengan mengangkat kearifan lokal budaya Indonesia hadir menghiasi layar sinema Indonesia. Terinspirasi dari kisah nyata, film Liam dan Laila menampilkan kisah dengan latar sosial budaya Minangkabau Sumatera Barat. 

Laila diperankan oleh Nirina Zubir, dikisahkan sebagai seorang wanita Minang berusia 31 tahun berstatus single, pendidikan S2 dan beraktifitas memiliki online shop yang sukses dengan pelanggan dari berbagai penjuru dunia. Dengan kecerdasannya, Laila tetap dapat menjalin networking secara luas dengan memanfaatkan internet, walaupun ia tidak pernah meninggalkan kampung halamannya di Bukittinggi.
Hingga akhirnya Laila memiliki kedekatan dengan Liam (Diperankan oleh Jonatan Cerrada, French Idol 2003), seorang pria peternak sukses asal Rouen kota kecil di Utara Perancis. Liam yang awalnya berkenalan dan bertanya mengenai Islam melalui internet datang ke Indonesia untuk lebih mengenal agama serta budaya masyarakat Indonesia. Sekaligus ingin mempersunting Laila yang keluarga besarnya masih memegang adat istiadat Minang.
Walaupun kita menyaksikan pertentangan ideologis pada keluarga besar Laila, namun di film ini kita tidak merasa digurui untuk mengenal lebih dekat adat keluarga suku Minang , salah satu suku besar yang berada di Indonesia. Keadaan yang rumit karena pertentangan ideologis itu membuat Jamil (David Chalik) yang merupakan salah satu paman Laila dan adik Laila bernama Pian (Praz Teguh) menelusuri dan terlibat dalam urusan antara Liam dan Laila. Satu persatu masalah dapat terurai dengan pesan bahwa siapapun kita maka jika urusan ingin lancar harus mentaati segala aturan yang berlaku. Namun disaat segala urusan Liam yang disiplin pada aturan terselesaikan , tiba-tiba muncul Haris (Gilang Dirga) pria yang jelas asal keturunannya pernah melamar Laila untuk menikah.

Wednesday 26 September 2018

Jati Diri Bahari Indonesia Dalam Naskah Nusantara

Seminar International Pernaskahan Nusantara menjadi bagian dari terselenggaranya Festival Naskah Nusantara IV. Saya mendapatkan kesempatan mengikuti seminar international ini di hari Kamis (20 September 2018) , bertajuk : "Jati Diri Bahari Indonesia : Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan". Sebagai narasumber tercantum DR (HC) Susi Pudjiastuti, DR Mukhlis PaEni, M.Pd dan Prof.Dr. Susanto Zuhdi. Sayangnya Susi Pudjiastuti sebagai Mentri Perikanan dan Kelautan berhalangan menjadi narasumber. Dari pemaparan Dr Mukhlis PaEni, M.Pd (Sejarawan - Budayawan Senior  Indonesia , Mantan Ketua Sejarawan Indonesia dan Mantan Ketua Lembaga Sensor Film Indonesia) terbuka wawasan dan pengetahuan saya mengenai sejarah dan budaya naskah kemaritiman di Indonesia sejak masa lampau.
Tidak saya duga bahwa kondisi kemaritiman bangsa kita saat ini sangat terpuruk dibandingkan di masa lampau. Memprihatinkan bukan? Lantas bagaimana caranya agar jati diri bahari Indonesia dapat jaya kembali di masa depan seperti halnya kejayaan bahari di masa lalu? Mari kita longok terlebih dahulu tentang naskah-naskah nusantara di masa lalu.


Saturday 11 August 2018

#KurbanDiKitaAja : Nggak Repot dan Sesuai Panggilan Zaman

Gubernur DKI Anies Baswedan melarang saya dan para tetangga membeli dan berkurban di sekitar rumah kami! Bahkan pedagang hewan kurban dan pengurus masjid perumahan yang setiap tahunnya melaksanakan kegiatan kurban dengan “omzet” senilai ratusan juta tahun ini benar-benar dilarang melaksanakan kegiatan kurban. (Haiiis diskriminasi...orang beribadah kok dilarang? Dan aneka tuduhan lainnya berhamburan jika kita tidak mengerti kebaikan dibalik larangan tersebut). Instruksi gubernur nomor 123 tahun 2017 tentang pengendalian dan pemotongan hewan dengan radius 1 (satu) kilometer dari Equestrian Venues Pulomas dalam rangka dukungan penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2018. Yess, bahkan perumahan tempat saya tinggal berhadapan langsung dengan Jakarta International Equestrian Park Pulomas. Pagar rumah keluarga saya hanya sekitar 300 meter dari gerbang Pacuan Kuda Pulomas.
Lantas apakah keluarga kami harus demonstrasi terhadap larangan ini? Oh NO, dan saya bersyukur karena dalam 3 tahun terakhir ini Almarhumah Ibu melaksanakan kurban melalui Dompet Dhuafa.


Sunday 5 August 2018

Healthy Lifestyle With Gadget

Mall Kelapa Gading hingga saat ini menjadi favorit tempat jajan keluarga saya. Lokasinya relatif dekat dari tempat tinggal kami, hingga saya mendengar bahwa Samsung mengadakan acara bertema healthy lifestyle with gadget, maka dengan yakin saya segera menuju Samsung Store by Nasa yang baru saja di-upgrade hingga lebih modern dan elegan di Mall Kelapa Gading 3 Jakarta Utara.


Baru 2 bulan lalu saya ingin memiliki smartwatch bersamaan dengan munculnya niat untuk selalu bergaya hidup sehat dan memperbanyak gerak yang menyehatkan. Waktu adalah kekayaan yang paling berharga, sama halnya dengan kesehatan yang merupakan kekayaan yang paling berharga. Kebayang khan jika kita memiliki keduanya dengan terbaik, maka betapa kaya raya-nya kita.
Beberapa kali saya menanyakan mengenai smartwacht ke seorang teman, tetapi ia mengatakan bahwa untuk memantau aktifitas geraknya dia masih menggunakan smartphone. Wah, saya rasa nggak praktis deh jika berolah raga dengan membawa-bawa smartphone, apalagi saat ini saya mendengar dan membaca peringatan kewaspadaan kita terhadap jambret. Beberapa berita yang diceritakan oleh seorang teman, rekannya dijambret saat sedang melakukan olah raga lari pagi.

🚶🚶🚶

Tuesday 31 July 2018

Memanfaatkan Teknologi Untuk Hidup Sehat Tanpa Hepatitis

Saya baru mengetahui bahwa Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Juli. Momen ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai penyakit Hepatitis. Jujur saya baru mengetahui penyakit Hepatitis saat mengikuti Forum Diskusi dengan tajuk Peranan Uji Diagnostik  Dalam Memerangi Hepatitis yang berlangsung di Cocowork Plaza Kuningan Jakarta pada tanggal 24 Juli 2018. Sepertinya saya harus lebih peduli terhadap Hepatitis ini karena tidak ada gejala khusus yang ada pada orang yang mengidap Hepatitis. Hanya satu cara untuk mengetahui apakah seseorang terkena penyakit ini, yaitu melakukan test hepatitis khusus. Teknologi kesehatan telah berkembang sangat pesat, maka marilah kita sebagai masyarakat Indonesia memanfaatkan berbagai teknologi ini untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.



Apalagi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan Indonesia bebas Hepatitis pada 2020. Philips Indonesia berkomitmen untuk membantu menciptakan Indonesia yang lebih sehat dengan melakukan edukasi untuk menekankan pentingnya pencegahan penyakit, menular maupun tidak menular. Dengan teknologi tinggi-nya Philips Indonesia telah memasarkan produk kesehatannya yang salah satu-nya alat deteksi atau test Hepatitis ini.
Pada kesempatan forum diskusi siang itu hadir sebagai pembicara Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo beserta 2 pakar di bidangnya, yaitu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes dan dr. Irsan Hasan SpPD-KGEH , Spesialis penyakit dalam yang juga merupakan Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia


Dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia ini, Philips Indonesia ingin meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau melakukan deteksi dini dengan cara dan alat apa saja, sesuai kemampuan dan kebutuhan mereka. Tidak harus dengan teknologi yang dimiliki Philips Indonesia, karena alat deteksi dini Hepatitis ini umumnya di beli oleh rumah sakit atau klinik kesehatan yang banyak menggunakan alat tersebut. Periksakan diri sedini mungkin hepatitis yang ada dalam diri kita masing-masing karena tahun 2030 dicanangkan sebagai Tahun Eliminasi Hepatitis. Tentunya Indonesia sebagai salah satu pencetus WHA Resolution bersama Brazil dan Columbia harus berkomitmen membersihkan negaranya dari penyakit hepatitis.

Sunday 17 June 2018

Membeli Istana Surga Secara Online di Blibli.com



Bulan Ramadhan 1439 H telah kita lalui dengan keharuan yang mendalam. Bulan penuh rahmat, ampunan yang bahkan di dalamnya terdapat 1 malam yang lebih indah dari malam 1000 bulan telah kita lalui bersama. Insya Allah segala amal ibadah kita selama bulan tersebut diterima Allah Swt dan kita kembali mulia laksana bayi yang terlahir di dunia. Aamiin....
Apa saja yang telah kalian kerjakan di Ramadhan 1439 H? Tentunya kalian sangat memanfaatkan kesempatan dengan segala kebaikan serta berbagi kebahagiaan kepada dunia bukan? Kalau saya sih “yess”. Alhamdulillah, walaupun ini Ramadhan pertama tanpa di Ibu (Karena Ibu saya meninggal dunia di akhir bulan Januari 2018), namun saya sangat memanfaatkan bulan suci ini dengan menebar kebaikan semata karena Allah Swt. Saya harus tetap bahagia walaupun Ibu telah mendahului saya ke alam perjalanan berikutnya menuju pulang ke kampung kami, yaitu kampung akhirat surga nan indah penuh kebahagiaan. Justru saya harus berbagi kebahagiaan ke lebih banyak orang yang merupakan salah satu cara agar saya kembali dipertemukan dalam kebahagiaan bersama kedua orang tua dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami.
Saya berniat untuk membeli istana di surga bagi kedua orang tua dan keluarga lainnya. Terdengar mustahil? Jangankan membeli istana di surga, sedangkan membeli rumah di dunia saja kerepotan menyicil KPR-nya....Itukah yang terlintas di benak sebagian masyarakat kita? Hehehe...padahal untuk membeli istana di surga justru terasa lebih ringan, bahkan membahagiakan diri kita sendiri juga loh!

Dok.repstatic

Membeli Istana di Surga Dengan ZISWAF
ZISWAF seakan merupakan mata uang untuk membeli istana di surga-NYA. Belum tahu apa itu ZISWAF? ZISWAF adalah Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf. Aktifitas filantropi , yakni berdonasi terutama kepada mereka yang berhak memerlukannya. Bersedekah ke pengemis di jalanan atau yang nongkrong di rumah-rumah ibadah dengan wajah memelas? No, BIG NO. Menurut info terpercaya pengemis di jalanan kota-kota besar telah tersistem terorganisir. Pengemis diberi wilayah operasional dan menyetor kepada preman dan oknum tertentu. Seringkali mereka menzhalimi anak-anak, memanfaatkan agar orang-orang kasihan dan memberinya uang. Sudahlah, yang seperti ini, andaipun kita jatuh iba maka yang terbaik adalah memberi mereka makanan dan minuman saja. Jangan uang. Kalau kita terus memberi ke mereka, maka kita memakmurkan preman dan oknum tertentu tadi. Percaya tidak jika ada mereka ada yang memiliki deposito diatas Rp 100 juta, Honda CRV dan masih banyak lagi simbol kemakmuran yang mereka miliki. Hih,mendingan kita bantu pedagang kecil atau penjual jasa deh daripada memberi uang ke pengemis terorganisir ini.
Kalau saya pribadi dan menyarankan agar kita sebaiknya berdonasi melalui lembaga-lembaga terpercaya yang secara berkala arus keuangannya di audit oleh lembaga profesional.
Nah inilah yang saya tingkatkan “transaksi”-nya di “Kebaikan Ramadhan”. Berbagi kebahagiaan melalui lembaga-lembaga filantropi terpercaya. Penerima donasi-nya juga pastilah telah disurvey dengan akurat. Masyarakat pra-sejahtera sesungguhnya tanpa drama seperti pengemis jalanan. 

Sunday 10 June 2018

Dengan CekKLIK Pangan Lebaran Kita Akan Aman

Menjelang hari raya swalayan dan pasar pasti ramai dengan promo produk makanan dan minuman sebagai bahan baku pangan dan parcel yang akan dihadiahkan kepada relasi kerja/bisnis, teman, kerabat atau keluarga. Ketika Ayah saya masih bersama kami di dunia, setiap menjelang Lebaran rumah kami pasti ramai dengan aneka parsel kiriman dari network beliau. Jumlahnya puluhan, bahkan pernah mencapai lebih dari seratus parsel. Kami anak-anaknya di malam khusus diperkenankan memilih parsel-parsel tersebut dan membawa-nya ke kamar masing-masing. Dahulu kami memilihnya berdasarkan desain-nya yang bagus serta isi dari parsel tersebut banyak makanan dan minuman yang kami gemari. Alhamdulillah, kami tidak menemukan kerusakan pada makanan minuman di parsel tersebut.
Setelah Ayah meninggal dunia, kami Ibu masih menerima berbagai parsel dari kerabat dan  keluarga kakak-kakak saya yang telah menikah. Tentu jumlahnya tidak sebanyak ketika Ayah masih ada. Yang pasti lebih dari 5 parsel dan terbanyak belasan parsel saja. Saya jarang memeriksa kondisi barang dalam parsel ketika Ibu menerima parsel-parsel tersebut. Tahun ini merupakan pertama kalinya saya berlebaran tanpa kedua orang tua – Ibu saya meninggal di awal tahun 2018, berarti sudah dapat dipastikan semakin sedikit parsel di rumah saya. Saya masih menerima beberapa parsel, tetapi bukan makanan minuman yang dijual di swalayan pada umumnya. Tetapi menjelang lebaran tahun ini justru saya yang harus banyak memberikan parsel berisikan makanan dan minuman kepada security team di perumahan tempat tinggal saya. Di bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran mereka pasti harus lebih baik lagi kerjanya karena penghuni rumah di perumahan kami banyak yang berlibur dan assisten rumah tangga-nya mudik. Mayoritas penghuni perumahan di tempat tinggal kami tidak merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tetapi masjid dan area lapangan di perumahan kami menjadi tempat shalat bagi masyarakat muslim yang melakukan shalat Taraweh dan Idul Fitri. Mereka mayoritas mengendarai kendaraan roda empat milik pribadi, sehingga security team perumahan pasti harus lebih banyak mengawasi parkiran mereka. Menjelang Lebaran mereka harus lebih mengawasi rumah-rumah yang ditinggal penghuninya berlibur. Karena inilah saya harus memberikan parsel berisikan makanan terbaik dan sehat agar menunjang pekerjaan mereka dan tetap sehat serta bugar di hari lebaran dan setelahnya.
Alhamdulillah, saya mendapat undangan untuk menghadiri Talkshow “Pangan Aman Lebaran” yang diselenggarakan BPOM RI pada tanggal 5 Juni 2018 di Pejaten Village. Tentunya ini sangat bermanfaat untuk masyarakat umum dan khususnya untuk saya yang sudah berniat memberikan parsel berisikan makanan dan minuman terbaik untuk security team di perumahan tempat tinggal saya.

PASTIKAN PANGAN LEBARAN KITA AMAN
Makanan dan minuman yang kita berikan kepada orang lain dan kita konsumsi sendiri tentunya harus yang terbaik. Harus aman dikonsumsi. Oleh karenanya beruntung sekali dapat mengetahui mengenai CekKLIK. Jika kita ingin membeli atau konsumsi pangan maka pastikan kita mengecek KLIK. 



KLIK adalah :
K yaitu Kemasan : Pastikan Kemasan produk dalam kondisi baik, tidak berlubang, sobek, karatan, penyok, dll.
L yaitu Label : Baca informasi produk yang tertera pada Labelnya dengan cermat.
I yaitu Izin Edar : Pastikan memiliki Izin Edar dari Badan POM. Izin Edar dapat dicek melalui aplikasi android Cek BPOM.
K yaitu Kedaluwarsa : Pastikan tidak melebihi masa Kedaluwarsa.


Sunday 3 June 2018

Pesta Diskon dan Hadiah di Pameran Terbesar Se-Asia Tenggara, Jakarta Fair 2018

Bloggers Belanja di PRJ , Berburu Harga Promo :D
Jakarta Fair atau sebelumnya juga terkenal dengan Pekan Raya Jakarta merupakan ajang pameran legendaris di pusat kota Jakarta. Bagaimana tidak legendaris jika penyelenggaraan tahun 2018 merupakan gelaran Jakarta Fair ke-51 alias lebih dari setengah abad. Saudara dan kerabat saya yang tinggal di luar Jakarta setiap tahunnya meluangkan waktu berkunjung ke Jakarta Fair. Saya sampai kagum loh dengan antusias mereka meluangkan waktu dari luar kota (Jawa Tengah dan Jawa Timur) demi menghadiri pameran yang berlokasi relatif dekat dengan tempat tinggal saya.
Jakarta Fair Kemayoran merupakan ajang pameran terbesar, terlama dan terlengkap di Asia Tenggara. Nggak heran yach jika saudara-saudara saya bela-belain datang dari daerah untuk mengunjunginya. Beberapa tahun terakhir saya absen tidak berkunjung ke Jakarta Fair Kemayoran karena merasa harga-harga yang ditawarkan tak berselisih jauh dengan harga di pusat perbelanjaan atau marketplace di internet. Hingga akhirnya beberapa waktu lalu seorang teman mengajak saya berkunjung ke Jakarta Fair Kemayoran 2018. Saya tidak menolak ajakannya. Pas banget deh ada beberapa peralatan rumah tangga yang ingin saya beli, tetapi saya agak ragu jika membelinya melalui marketplace. Siapa tahu di pameran ini saya bisa menemukan barang-barang yang akan saya beli.
Menjelang petang hari Sabtu 26 Mei 2018 saya menggunakan jasa transportasi mobil online dari rumah langsung menuju Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta Pusat. Jika berkunjung bersama keluarga , biasanya kami membawa mobil pribadi – namun karena saya berangkat ditemani oleh seorang saudara maka saya lebih nyaman menggunakan jasa transportasi online, mengingat seringkali kami sulit menemukan tempat parkir dan macetnya di sekitar area Kemayoran. Bersyukur petang itu area Kemayoran masih lenggang sehingga saya dapat lancar dan turun tepat di depan pintu masuk pameran. Barangkali juga karena hari itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, dan Jakarta Fair Kemayoran 2018 diselenggarakan ke-3 kalinya bertepatan dengan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

ANEKA HARGA PROMO DIGELAR
Ketika kami berkeliling Jakarta Fair 2018, saya kaget loh begitu melihat harga-harga promo-nya yang emang besaaar!! Berbagai kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup lainnya benaran diskon-nya. Nggak bohong-bohongan...hahaha....Saya khan lumayan sering tuh membanding-bandingkan harga barang di mall dan di online shop, ternyata di Jakarta Fair 2018 harga benar-benar sangat terjangkau. Harga karpet yang biasa dibandrol diatas 1 juta-an (bahkan lebih dari 2 juta) terlihat hanya Rp 500,000 ,- , bantal brand terkenal yang biasanya dijual dengan harga lebih dari Rp 150.000 saya lihat hanya Rp 50,000 ,-/satuannya.


Berbagai voucher diskon besar-besaran juga bisa didapatkan melalui mobile aplikasi  bernama “Jakarta Fair” yang dapat di download di Apps Store dan Play Store. Melalui aplikasi ini kita bisa mendapatkan ribuan hadiah langsung dan promo dari JD.ID, Lottemart, Matahari, League, dll.
Bahkan kita dapat memenangkan grandprize dari aplikasi ini loh. Hadiahnya sangat menarik,yaitu : 4 unit mobil dan 40 unit motor. Lantas masih ada Undian Kejutan Lebaran. Bagi yang beruntung akan mendapatkan hadiah berupa 5 unit sepeda motor, 5 unit smartphone, 5 unit LED TV, 3 unit voucher belanja Lottemart masing-masing 3 juta dan 2 juta.

Aaah, pasti kamu kepengen juga khan?! Mari kita belanja bareng-bareng ke Jakarta Fair 2018.

Sunday 27 May 2018

Berawal dari Zakat Kita Menjadi Kaya dan Sehat

Kopi dan Gula, beralih ke produk pemberdayaan DD. Lebih hemat dan sehat!
Kaya dan sehat adalah impian semua orang yang berada di dunia ini. Semua orang hidup pasti mendambakan hidup kaya lahir bathin dan sehat jasmani rohani. Bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah menciptakan umat-Nya untuk hidup miskin dan sakit-sakitan. Salah satu buktinya adalah Allah memberikan kewajiban kepada umat-Nya untuk berzakat (Rukun Islam ke-4) dan pergi ke Baitullah menunaikan haji (Rukun Islam ke-5). Rukun Islam ke-1 hingga ke-3 Allah juga seakan menyatakan bahwa hamba-Nya harus memiliki kekayaan bathin dan waktu. Tidak mampu melaksanakan rukun Islam ke-3 berarti kita harus membayar fidyah. Jelas keinginan Sang Mahakaya menginginkan kita untuk kaya dan sehat.
Sayangnya masih banyak orang miskin di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kalau menurut Bung Ippho Santosa, Pakar Otak Kanan yang kini sangat mendukung kegiatan wirausaha bersama Dompet Dhuafa, memang banyak orang miskin di Indonesia asalkan bukan kita. Kita harus kaya. Hal yang membuat kita menjadi kaya dan sehat adalah kegiatan zakat, infak dan wakaf (plus sedekah jika kita belum kaya banget secara materi). Tak dapat diingkari, “Perumpamaan orang-orang yang menafkankah hartanya mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) Lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah : 261)

Tuesday 15 May 2018

Gaya Hidup Sehat Bersama Allianz Sweat Challenge


Bergaya Hidup Sehat di Allianz Ecopark (Dok.Yulia R)
Sabtu di minggu kedua bulan Mei 2018, tepatnya tanggal 12 saya bersama dengan 4 rekan datang ke Allianz Ecopark di kawasan Ancol Jakarta Utara. Ini kunjungan saya kesekian kalinya ke Ecopark Ancol, tetapi ini pertama kalinya sejak penambahan nama “Allianz” di depan nama “Ecopark”. Penambahan nama tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Allianz Indonesia untuk memperkuat proposisi dalam hal kesehatan dengan mendorong orang untuk menjalani gaya hidup sehat. Ya, selain Ecopark memiliki area terbuka hijau berkonsep nature sport edutainment di kawasan Ancol, kini Ecopark menjadi tempat kepada masyarakat Jakarta untuk beraktifitas meningkatkan gaya hidup sehatnya. Allianz Ecopark juga menyediakan beberapa zona dengan fingsi dan fasilitas berbeda-beda seperti zona untuk berlari, jalan kaki dan bersepeda. Di tahun pertama kemitraannya ini, Allianz ingin memberikan tempat dan fasilitas tujuan bagi setiap orang yang ingin memulai  gaya hidup sehat dan juga ingin mengisi waktu berkualitass bersama orang-orang tercinta melalui kegiatan yang dilakukan secara regular di minggu kedua dan keempat setiap bulan. Disamping itu juga diadakan setiap 2 bulan program Tematik yang berkaitan dengan olahraga, kesehatan, budaya, konser atau pertunjukan .

Allianz Sweat Challenge
Meja registrasi ulang sebelum sessie exercise di mulai (Dok.Pribadi)

Di akhir pekan ke-2 bulan Mei 2018 itulah saya bersama 4 rekan hadir di program regular Allianz Indonesia yang diberi nama “Allianz Sweat Challenge”. Allianz Sweat Challenge adalah acara yang dipersembahkan Allianz untuk mengajak Indonesia sehat besama.  Setiap minggu kedua dan keempat Allianz Sweat Challenge diadakan dengan tema olah raga yang berbeda-beda. Pada kedatangan kami itu, kami melakukan kegiatan yoga sekaligus bincang-bincang dengan topik bahasan “Healthy Nutrition During Fasting”. Oh ya, “Allianz Sweat Challenge” ini sudah terselenggara sejak bulan November 2017 dan akan berakhir di bulan Desember 2018.
Aktifitas apa saja saat program reguler ini berlangsung ? Kita dapat melakukan latihan zumba, yoga, pound fit, running exercise dan cardio. Aktifitas ini ada instruktur profesional-nya loh, dan free alias tanpa membayar. Ketika kami mengikuti sessie yoga, semua peserta dipinjamkan matras yoga tanpa dikenakan biaya. Syaratnya memberikan jaminan KTP. 

Gaya Hidup Sehat
Peserta sessie Yoga di minggu ke-2 bulan Mei (Dok.Pribadi)

Monday 16 April 2018

Idealektika Forum #3 : Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mungkinkah jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud di tahun 2019? Atau sekedar mimpi di siang hari nan tak berarti? Waaah, saya sebagai warga negara Indonesia yang baik (hhmmm) merasa optimis loh bahwa Seluruh Rakyat Indonesia mendapatkan jaminan kesehatan dalam ‘Menuju Indonesia Universal Health Coverage 2019’ . Insya Allah...

Pembicara dan Moderator Idealektika Forum #3
Sebelumnya saya ingin bercerita tentang pengalaman keluarga kami dalam mendapatkan  jaminan kesehatan di Indonesia. Tanggal 23 Januari 2018 Ibunda tercinta kami harus dibawa ke rumah sakit, kakak-kakak saya membawa beliau ke Omni Hospital Pulo Mas Jakarta Timur. Rumah sakit ini berjarak hanya sekitar 500 meter dari rumah kami, dan Ibu kami adalah orang yang selalu berupaya agar selalu sehat dengan melakukan tindakan promotif serta preventif. Dengan kesadaran menjaga kesehatannya secara berkala Ibu rutin melakukan check up kesehatan ke Omni Hospital Pulo Mas atau RS Kartika Pulo Mas. Namun beliau sangat menghindari diopname di RS. Prinsipnya jika masih dapat mandi sendiri maka sebaik-baiknya upaya kesehatan yang prima adalah di rumah yang bersih dan terawat. Beliau memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah (dahulu ASKES yang kini berubah menjadi BPJS), tetapi jikalau check up rutin seringkali Ibu tidak menggunakan fasilitas tersebut karena menghindari antrian serta biaya check up-nya diniatkan sebagai sedekah bagi mereka yang benar-benar sakit dan kurang mampu. Pada tanggal 23 Januari 2018  pihak rumah sakit menyarankan kami menggunakan BPJS yang dimiliki oleh Ibu. Pihak rumah sakit benar-benar perhatian dan berupaya yang terbaik bagi kesembuhan beliau. Namun, apa daya ruang ICU di Omni Hospital Pulo Mas sedang penuh. Mereka mengupayakan Ibu kami mendapatkan ruang ICU yang tersedia. Selama di ruangan UGD Ibu mendapatkan pelayanan terbaik dari dokter dan paramedis yang terus memantaunya.. Kami anak-anaknya diperkenankan mendampingi dan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, tentunya kami tahu diri dengan menjaga ketenangan pasien lainnya. Pukul 3 dini hari Ibu kami berangkat dengan ambulan menuju RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat yang dapat menerima Ibu. Dengan pelayanan yang luar biasa baiknya – dari semua dokter, perawat hingga sopir ambulan dan petugas lainnya benar-benar layak diacungkan jempol! Mobil ambulan-nya juga terlihat canggih, peralatan di dalamnya sudah seperti kamar di ICU. Dokter, perawat dan petugas lain turut mengantar Ibu ke RSPAD dan “menyerah terima-kan” pasien secara profesional. Ketika kami menanyakan berapa yang harus kami bayar, ternyata jawabannya adalah “semua sudah beres” alias 0 rupiah! Bahkan mereka menolak tips sebagai ucapan terima kasih dari kami. Masya Allah...sungguh mulia mereka dan semoga Allah membalas perbuatan tersebut dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Singkat cerita, akhirnya tanggal 29 Januari 2018 waktu Dhuha Ibunda kami menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD. Selama seminggu dalam perawatan kami menyaksikan betapa baik dan komunikatifnya para dokter, perawat dan petugas lainnya (termasuk pihak security) di RSPAD. Kami benar-benar merasakan dan menyaksikan Ibu mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan terbaik dalam upaya kesembuhannya – apalagi RSPAD merupakan rumah sakit kepresidenan dan petinggi Angkatan Darat RI yang tentunya harus optimal memberikan layanan kesehatan bagi pasiennya. Seperti hal-nya di Omni Hospital Pulo Mas, kami tidak dikenakan biaya sepeserpun dari pihak rumah sakit selain untuk jasa ambulan jenazah dari RSPAD ke rumah kami. Jumlahnya juga sangat terjangkau bagi keluarga  yang sudah mempersiapkan dana untuk pengobatan Ibu kami. Masya Allah...Alhamdulillah....
Dari pengalaman ini saya merasa optimis bahwa jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia bukan sekedar mimpi. Asalkan semua rakyat Indonesia patuh terhadap aturan yang berlaku dalam upaya menjaga diri agar senantiasa sehat.


DISKUSI PUBLIK KESEHATAN : IDEALEKTIKA FORUM #3 (Mimpi) Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Peserta Diskusi Kesehatan (Dok.Pribadi)
Pengalaman mendapatkan jaminan kesehatan bagi keluarga tersebut menjadi salah satu alasan kuat saya untuk hadir dalam Idealektika Forum #3 yang diselenggarakan Dompet Dhuafa yang berkolaborasi dengan IDEAS, IMZ dan Dompet Dhuafa University. Bertempat di Halal Hotel Sofyan Inn Tebet Jakarta Selatan , hari Rabu 11 April 2018 melemparkan saya pada Idealektika Forum di bulan Desember 2018, dimana saya masih memberikan buah naga merah hasil pemberdayaan Dompet Dhuafa kepada Ibu dan menceritakan mengenai kegiatan Dompet Dhuafa ke beliau. [ Alhamdulillah 3 tahun terakhir ini Ibu mempercayakan Dompet Dhuafa untuk menyalurkan kambing kurban yang beliau donasikan ke pelosok negeri.]
Pada forum ketiga ini narasumber yang hadir adalah : Yusuf Wibisono (Direktur IDEAS), dr. Prasetyo Widi Buwono,Sp.PD-KHOM (Wakil Sekjen PB IDI), Chandra Nurcahyo, SKM (Assisten Deputi Bidang Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Primer) dan dr.Rosita Rivai (GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa). Sebagai moderator adalah Sifing Lestari (Pemberdaya Kesehatan Masyarakat) dan keynote speaker adalah Yuli Pujihardi (Direktur DD University)
Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga yang berkomitmen dalam upaya memberikan solusi atas permasalahan kesenjangan akses kesehatan. Dompet Dhuafa telah membangun berbagai infrastruktur dan layanan kesehatan serta modal social kesehatan di beberapa kota di Indonesia, dari Aceh, Palembang, Makassar, Papua, Kupang dan 11 kota di pulau Jawa. Semua ini diharapkan mampu membantu pemerintah untuk mewujudkan jaminan kesehatan di berbagai pelosok wilayah Indonesia. dr.Rosita Rivai, GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa menuturkan,”Layanan Kesehatan Cuma Cuma sebagai salah satu pemberdayaan kesehatan Dompet Dhuafa telah mencapai jumlah penerima manfaat sebanyak 208.232 jiwa. Intervensi dalam program ini lebih banyak kepada aspek promosi dan preventif, hingga mencapai 61,29% sedangkan kuratif hanya 38,72%. Hal ini tentu sesuai dengan semangat Indonesia Universal Health Coverage yang ke depan akan menitik beratkan pada kesehatan masyarakat.”
Selain LKC Dompet Dhuafa juga membangun model wakaf pemberdayaan kesehatan Rumah Sakit melalui mekanisme wakaf produktif sejumlah 8 RS Dompet Dhuafa di Bogor, Lampung, Jakarta, Bekasi, Jawa Timur.

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Bogor (Dok.Pribadi)

Friday 30 March 2018

Ashley Hotel Jakarta , Hotel Bisnis di Lokasi Super Premium Indonesia


Bulan Maret merupakan salah satu bulan yang bersejarah bagi keluarga saya, karena kedua orang tua saya menikah di bulan Maret. Tahun ini merupakan tahun pertama pernikahan mereka kembali bersama, di alam kelanjutan dari dunia fana ini. Maret 2018 mereka bersama melanjutkan perjalanan kehidupan abadi-nya, semoga perjalanan mereka menuju surga-NYA mendapatkan kelancaran dari Allah yang Maha Kudus. Sedangkan kami anak-anaknya juga melanjutkan perjalanan di dunia ini dengan mengisi waktu di dunia dengan segala aktifitas yang bermanfaat baik . Serta semua dari anak cucu kedua orang tua kami menyukai dunia hospitality industry karena sejak kecil orang tua selalu mengajak kami staycation saat malam pergantian tahun baru dan liburan sekolah di luar kota.
Kebiasaan tersebut terbawa kepada kami anak cucunya. Jika kakak-kakak saya bercerita tentang hotel-hotel di Jakarta yang mereka gunakan untuk meeting atau kegiatan kantornya maka kami akan memasukkan hotel tersebut ke dalam list baru yang akan kami gunakan untuk meeting, event atau staycation.  Saya juga memiliki kebiasaan “escape” ke berbagai hotel di sekitar Jakarta untuk menyelesaikan berbagai  tugas tulisan dari media, penerbit atau agency.


Ashley Hotel  di Jalan KH Wahid Hasyim 73 – 75 Jakarta
Suatu sore di bulan November 2017 saya berpamitan kepada Ibu untuk menghadiri acara di Ashley Hotel Jakarta. Saya mendapatkan undangan ini melalui Bloggercrony, salah satu komunitas terkemuka di Indonesia. Ashley Hotel Jakarta merupakan salah satu butik hotel bergaya di kawasan bisnis dan wisata Jakarta dibawah manajemen Prima Hotel Indonesia.
“Ajak kakakmu sana...” sahut Ibu ketika saya berpamitan. Saya diminta mengajak salah satu kakak yang sedang diberi tugas keluarga menjaga Ibu dalam beberapa bulan terakhir.
“Undangan hanya untuk 1 orang, Bu. Lagipula seusai acara aku ditugasin untuk menulis.”
Mendengar jawaban itu Ibu mengangguk mengerti.

Fasilitas teknologi terbaik dari Ashley Hotel yang mencuri perhatian saya sejak hadir di 1st anniversary-nya :)
Ya, hari itu merupakan acara 1st Anniversary Ashley Hotel Jakarta. Saya sangat bersyukur menghadiri perayaan yang di selenggarakan di restaurant hotel tersebut. Apalagi dalam acara tersebut pihak management mengumumkan bahwa Ashley Hotel telah mengadakan kunjungan ke Panti Jompo Yayasan Aisyah di kawasan Manggarai Tebet sebagai wujud syukur dan berbagi kebahagiaan kepada para lansia di Panti Jompo Yayasan Aisyah. Kembali, tiba-tiba perasaan mengharu biri merayapi kalbu saya, teringat Ibu di rumah yang di saat saya kecil  kedua orang tua kami tinggal di kawasan hotel ini. Ketika saya kecil Ayah sering pula mengajak kami berkunjung ke Jakarta Theater yang terletak beberapa meter dari Ashley Hotel. Disana terdapat pusat telekomunikasi (wartel dan telepon genggam belum ada di Indonesia di kalangan masyarakat) maka dari lokasi tersebut kami sekeluarga menelpon kakak saya yang tengah menuntut ilmu di Eropa.
Lokasi Ashley Hotel memang sangat strategis, Tepat di pusat bisnis dan wisata Jakarta. Hanya beberapa menit dari Monas, landmark kota Jakarta. Pastinya juga dekat dengan Istana Negara. Boleh dikatakan bahwa sangat dekat dengan kawasan “ring satu”-nya Indonesia (baca : pusat pemerintahan). Beberapa kedutaan besar negara asing juga berada di area ini. Landmark Indonesia, Bundaran Indonesia juga dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Ashley Hotel. Tentunya demikian pula dengan pusat perbelanjaan terkemuka di Indonesia, Grand Indonesia Shopping Centre dan Plaza Indonesia. Ada lagi pusat perbelanjaan terdekat, yaitu Sarinah. Jika ingin menikmati kuliner jalanan atau street food, Jalan Sabang yang merupakan salah satu surga street food hanya berjarak beberapa meter dari hotel ini. Pikiran yang terlintas di benak saya mendengar kata “Jalan Sabang” adalah toko musik terlengkap di Indonesia....hahaha, generasi 80 – 90an yang bertempat tinggal di Jakarta pasti mengenal toko kaset ini. Ketika TK hingga SMP saya sering nongkrong di toko ini, mendengarkan dan membeli berbagai kaset/CD.

Tuesday 20 March 2018

Semalam di Johor Bahru Malaysia


Salah satu sudut Komtar JBCC
Setelah menenami seorang teman berfoto-foto ria di Singapore selama 3 hari 2 malam, maka memasuki hari pertama di bulan February 2018 kami melanjutkan perjalanan ke Johor Bahru Malaysia. Ini  merupakan ke-empat kalinya saya menjejakkan kaki ke negeri jiran Malaysia, 2x di Kuala Lumpur dengan penerbangan Malaysia Airlines dan Garuda Indonesia. 1x di Johor Bahru sekedar menikmati Teh Tarik di negeri asalnya ketika saya stopover di Singapore dengan penerbangan Singapore Airlines. Nah ke-4 kembali saya ke Johor Bahru – bukan sekedar melipir untuk menambah stempel pasport, tetapi kami menginap 1 malam di hotel yang berlokasi di Johor Bahru Malaysia.


Perjalanan Raffles Place – Johor Bahru Sentral City
Sekitar pukul 10an pagi kami berdua naik MRT dari Raffles Place menuju Kranji MRT Station. Sebelumnya kami melakukan top up EZ-Link yang kami miliki. Setidaknya jangan sampai nge-pas deh, maka kami masing-masing melakukan top up SG $ 10. Saya kurang memperhatikan berapa jumlah yang berkurang setelah menempuh perjalanan dari Raffles Place hingga Kranji. Setibanya di Kranji (station MRT yang sangat biasa. Lebih keren  Stasiun CL Pasar Minggu Jakarta...bangga sama negeri sendiri ah!) kami menunggu bis menuju imigrasi Malaysia. Dari situ kami tidak melanjutkan perjalanan dengan bis tersebut, karena hotel kami terletak di area ini.

CIQ Central Hotel Johor Bahru

Ngopi di Lobby Hotel

Saturday 24 February 2018

Menggapai Impian Melalui Training Dare To Be A Champion K-Link Indonesia

Saya mendapat kesempatan sebagai peserta Dare To Be A Champion bersama K - Link Indonesia pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 19 - 20 January 2018. Kesempatan luar biasa ini langsung saya manfaatkan! Jelas saya manfaatkan karena seminar ini dapat dipastikan memiliki manfaat yang dahsyat. Merasa blessing banget deh, apalagi begitu mengetahui bahwa tidak semua member K - Link Indonesia diperkenankan mengikuti seminar ini. Dari "bisikan" yang saya terima dari seorang member , untuk mengikuti seminar ini seorang member harus sudah berada di level Manager Up dan berinvestasi Rp 500.000.

3 Peserta Dare to Be A Champion dari Indoblognet
Dalam seminar tersebut ada 3 pembicara, yaitu : Dato Roslan Abdul Hamid, Dato Radzi Saleh dan DR Rizal Abu Bakar (Praktisi NLP dan doktor otak/pikiran dari Universiti Malaysia Sarawak ). LOOK...pembicaranya saja merupakan para ahli dari negeri tetangga.
Dalam seminar Dare to Be A Champion kami benar-benar merajut impian, merancang masa depan sang juara dan membangun kerajaan nan jaya dalam diri. Yess, saya hebat, saya kuat, saya luar biasa. CHAMPION...CHAMPION...CHAMPION... Pikiran dan aura positif mutlak harus terpatri pada diri kita agar segala impian dan keberuntungan menyertai kita.
Kami ditugaskan menyusun ‘Dream Board’ , papan berisikan impian kita – segala hal yang ingin kita capai. Bahkan Dato Roslan meminta kami membuat riwayat hidup yang tersusun lengkap dengan tanggal/waktunya. Ada kalimat dari Dato’ Roslan yang memicu semangat saya, yakni apabila orang tua kita sudah meninggal dunia – maka kita tetap bisa membahagiakan orang tua tersebut. Cara yang ditempuh Dato’ Roslan adalah berniat membangun masjid atau pusat pembelajaran Islam dengan nama almarhum Ayah beliau. Dari sinilah saya juga bertekad mendirikan Islamic Centre dengan nama almarhum Ayah saya, dan pertanggal 29 January 2018 saya menambahkan impian itu untuk mendirikan Islamic Centre dengan nama almarhumah Ibu saya. Semua jika Allah memberikan nilai amal baik (pahala) maka akan saya persembahkan kepada kedua orang tua. Membangun istana di surga bagi kedua orang tua....Terima kasih, Dato’ Roslan untuk inspirasi mulia ini...
Di hari kedua training, kami peserta berdoa bersama agar Allah Swt melancarkan segala usaha dan kerja keras kami hingga terwujud segala impian kita.

Bersama Dato Roslan (Dok.Mitra Branding/Papih Bambam)

Sunday 18 February 2018

Quarters Hostel, Penginapan Strategis di Clarke Quay Singapore

Doc. Quarters
Untuk kedua kalinya saya bermalam di sebuah hostel di Singapore. Jujur saja, sebenarnya saya merasa tidak nyaman menginap di hostel. Namun saya juga merasa "tidak tega" mengajak teman saya sharing di hotel Singapore yang rate perkamarnya rata-rata diatas Rp 1 juta/malam. Memang masih ada hotel di daerah Geylang yang memiliki roomrate tidak berselisih jauh dari hostel, tapi sebisa mungkin saya menghindar dari kawasan tersebut karena ada beberapa pengalaman buruk yang terjadi di daerah tersebut dialami oleh kenalan-kenalan saya dan pengalaman tersebut berdampak buruk ke psikologis anaknya dan lansia yang mereka ajak juga. Apalagi teman saya mengatakan,"Gue percaya sama elo, An karena loe biasa ke Singapore. Dan gw yakin loe gak akan milih hotel di daerah Bang X dan keluarganya ngalamin kejadian yang nggak ngenakin."


Yang akhirnya sempat saya sahutin,"Gue emang udah belasan kali ke Singapore, tapi selalu stay di hotel minimal  berbintang 4." :D Setelah jelajah sana sini melalui dunia maya, akhirnya saya memutuskan untuk memilih Quarters Hostel di kawasan Clark Quay sebagai penginapan kami selama 2 malam. Kami memilih privat room dan melakukan transaksi melalui e-commerce wisata dan lifestyle. 
Source : FB Quarters

Kenapa Saya Memilih Daerah Clarke Quay?
Karena beberapa tahun lalu saya pernah jalan-jalan di arena ini bersama kakak, kakak ipar, keponakan, adik kakak ipar, adik ipar kakak ipar dan keponakan kakak ipar (Hahaha, mulai ribet nih silsilah! :p) . Seingat saya, ketika itu wisata kuliner dan hiburan-nya asyik sekali di area ini. Pengalaman juga dahulu menyusuri Singapore River dengan kapal air  yang melintasi area ini. Foto saya di Singapore River Cruise sedang melintas di patung Merlion ada tuh, tetapi nggak bakal saya tayangkan ke public area karena saya belum menutupi rambut kepala...hihihi...
Kenapa memilih daerah Clarke Quay juga karena lokasinya berada di downtown Singapore. Ke Merlion Park dan Raffless Palace cukup berjalan kaki. Secara teman saya berniat ke Singapore “sekedar” berfoto-foto...hahaha, jadi saya pilih lokasi yang sangat strategis.

Sunday 11 February 2018

Perencanaan Wisata Singapore dan Johor Bahru Malaysia 2018

Tulisan ini saya tulis sebelum Ibu saya meninggal dunia pada tanggal 29 January 2018. Cerita ketika saya merancang perjalanan ke Singapore dan Johor Bahru Malaysia. Dari pengalaman ini saya “kapok” membeli tiket promo atau penginapan berdiskon yang tidak bisa refund/reschedule. Kenapa? Mungkin di akhir tulisan ini dapat diketahui mengapa saya kapok membeli beraneka dengan “harga khusus”...

Tiket pesawat Cengkareng – Singapore – Cengkareng dan penginapan selama 4 malam sudah terkonfirmasi dan terbayar!
Berawal saat saya dan Erny, teman semasa kuliah di UI yang semula berniat ketemuan di Gramedia untuk membayar starter kit Oriflame ternyata malah tercetus untuk jalan bareng keluar negeri. Latar belakangnya simple banget, yakni pasport kami di tahun 2017 tidak terstempel dari imigrasi negara mana-pun juga. Yo wis-lah, pilih negara yang dekat aja untuk kasih stempel ke pasport...hahaha...Awalnya Erny minta kita ke Turky aja, tetapi uhuk anggaran saya belum sampai ke Turky aaah...Masih ada keperluan lain. Lagipula kalau niat ke Turky atau negeri Eropa lainnya harus direncanakan jauh bulan sebelumnya. Sedangkan Erny minta kami pergi bulan ini juga, malah kalau bisa minggu depan – mumpung dia lagi bisa mengajukan cuti dan kedua anaknya lagi nggak perlu ekstra perhatian. Kalau bulan depan salah satu anak-nya harus sudah mempersiapkan ujian akhir, jadi dia harus mendampingi. Selain itu sang suami sudah mengatakan bahwa ada anggaran untuk jalan-jalan keluar negeri, tapi suaminya pasti lagi sibuk kerja jadi nggak bisa nemenin plesiran keluar negeri. Eeeh, sekitar 3 jam dari ketemuan di Gramedia Matraman itu, Erny kirim text dan foto pasport beserta bukti transfer uang ke rekening saya untuk membeli tiket dan penginapan.
Mendadak jadi “travel consultant” deh nih. Erny tidak menjelaskan detail mengenai travel style yang ia inginkan, ketika saya tanyakan ia hanya menjawab,”Terserah elo deh, Na. Gw percaya sama loe aja, khan elo yang pengalaman jalan-jalan disana...” Yeeey, emang sih daku udah pengalaman banget ke Singapore, tetapi khan selama berkunjung ke Singapore saya menggunakan fasilitas travel yang...penerbangan full serviced (Singapore Airlines atau Garuda), hotel berbintang 4 – 5 (Pernah sekali bintang 3), makan di restaurant full AC dan transport selain MRT, saya nggak segan membayar taksi jika nggak mood naik MRT. Baiklah, daku akan membuat travel planning dengan standard yang sedang-sedang saja...hahaha, pokoknya yang masih terjangkau tapi nggak cari “susah”!

Source : Jetsrar

Penerbangan Jakarta – Singapore
Sebelumnya jika ke Singapore saya selalu menggunakan penerbangan full service (Hanya yang di tahun 2012 saya menggunakan JetStar yang bersyukurnya ontime dan cabin-nya banyak seat kosong. Masih dapat roti dan air mineral juga. Tahun 1995 pernah juga naik airlines Sempati yang sekarang sudah tidak beroperasi) . Kali ini saya mencoba LCC deh – apalagi saya belum pernah menggunakan penerbangan Air Asia. Penasaran, pengen coba... Bersyukur jam yang cocok penerbangannya memang Air Asia yang estimasi time arrival-nya jam 14. Berarti khan pas siang, dan nggak kesorean. Begitu sampai di Singapore kondisi masih terang dan saya juga bisa mencoba naik MRT dari Changi ke penginapan/tengah kota. Selama ini saya selalu naik taksi atau airport transfer dari pihak hotel jika ke tengah kota/hotel.
Pulangnya saya pilih penerbangan Singapore – Jakarta dengan airlines JetStar yang departure time-nya pukul 11. Nggak terlalu pagi dan nggak terlalu siang.
Untuk kedua penerbangan saya tidak melakukan pembelian bagasi dan tidak juga membeli polis asuransi. Hanya 4 malam, jadi saya pikir bawaan kami tidak terlalu banyak-lah, masih bisa ditampung cabin. Lagipula selama ini saya nggak pernah tuh beli bagasi, karena penerbangan saya selama ini memperbolehkan menitip bagasi seberat 20 – 30 kg! Pernah lebih dari segitu, masih nggak dikenakan pembayaran tuh...hihihi...jangan ditiru perbuatan bodoh yang saya lakukan seperti cerita saya disini : Luggage Terbatas?!...Nggak Deh!

Total yang harus kami berdua bayarkan untuk pembelian tiket pesawat Jakarta – Singapore PP adalah Rp 2.282.396 ,- 

Sunday 28 January 2018

Dynamic Youth Lounge, Co-Working Space di K-Link Tower Sebagai Fasilitas Pertumbuhan Bisnis

Era millenial ini co-working space bertumbuhan bak jamur di musim hujan. Demikian pula dengan kantor yang berkonsep modern minimalis dinamis yang ternyata dapat meningkatkan kreatifitas dan produktifitas generasi millenial diikuti generasi Z. Trend berubah dari generasi sebelumnya yang merasa bergengsi memiliki ruang kantor dan meja tersendiri dibatasi sekat-sekat atas nama privasi atau konfedensial. Kini bagi rata-rata generasi millenial dan generasi Z tempat kerja yang nyaman adalah yang terbuka, tidak terikat dengan aturan atas nama kedisiplinan, tidak terpaku oleh satu tempat, tanpa sekat antar rekan kerja dan mobilitas tinggi. Justru dengan hal yang berbeda tersebut dapat meningkatkan kreatifitas dan produktifitas. Penat terhadap persoalan? Justru dengan kondisi rileks semua teratasi. Dengan kondisi tempat kerja seperti ini generasi muda dapat menghemat waktu dan tenaga juga.

K – Link Indonesia menangkap peluang ini. Co-working space (ruang kerja yang sifatnya komunal dengan fitur yang kekinian) dibuka oleh K – Link Indonesia di lantai  7 K – Link Tower Jakarta. Pada hari Rabu, 24 Januari 2018 saya menghadiri grand opening yang dilakukan oleh Dato’ Radzi Shaleh selaku Presiden Direktur K – Link Indonesia. Nama co – working space tersebut adalah Dynamic Youth Lounge (DYL). Co-working space-nya cozy sekali deh! 

Berdoa untuk keberkahan DYL (Dok.Pribadi)

Wednesday 17 January 2018

Kegembiraan di Universal Studio Singapore dan Keceriaan Segera Kembali Ke Singapore

Saya akan ke Singapore kembali ke sekian kalinya  di bulan January – February 2018 . Kali ini berangkatnya bareng rekan kuliah di UI Depok dahulu, dan kami pernah sama-sama 1 kost-an di daerah Kukusan Beji Depok. Ia belum pernah ke Singapore, makanya saya kebagian tugas sebagai travel advisor...hahaha...padahal terakhir ke Singapore bulan Oktober 2012. Sudah lama bangeeet...Itupun bukan saya yang mengatur perjalannya karena ngikut aja sama keluarga kakak.
Sebelum pergi ke Singapore, saya suka nulis-nulis seperti goresan ini – yang tahun 2010 sih asyik-asyik aja karena semuanya diatur oleh Panorama Tours.


Kunjungan ke Singapore nanti, kami tidak berniat masuk ke Universal Studio Singapore karena teman saya ini nggak suka permainan yang memacu adrenalin. Berbeda dengan saya...hehehe...Untungnya tahun 2010 saya sudah masuk ke Universal Studio. Ceritanya saya rangkum di bawah ini. Ketika saya dan Galuh berkunjung ke Universal Studio.


Beyond Imagination : Kegembiraan di Universal Studio Singapore
Pecinta theme park dan film  tentunya pernah mendengar nama ini. Universal Studio Singapore (Biasa disingkat USS) merupakan theme park film pertama di Asia Tenggara. USS  menjadi salah satu andalan Singapore untuk menarik wisatawan Asia Tenggara, terbanyak dari Indonesia!
Kunjungan pertama saya ke USS saat awal  beroperasi di tahun 2010. Pada tulisan ini saya bercerita tentang kunjungan pertama ke USS yang hingga saat ini masih menjadi satu-satunya Universal Studio di Asia Tenggara.
Saya bermimpi ke theme park movies sejak Maret 2010. Ternyata impian itu mewujud dalam waktu singkat padahal dana untuk liburan saat itu hanya cukup untuk liburan ke DUFAN. Beryukur saya memenangkan ‘Essay Writing Contest ‘Share Your Unique Experience in Mal Kelapa Gading’ yang hadiahnya adalah Tour Package to Universal Studio Singapore for 2 persons


Friday 5 January 2018

Harapan 2018 : Kembali Keliling Dunia

Awal tahun 2018 saya sudah membuat resolusi, masih ada resolusi khusus lagi nih – tepatnya harapan yang harus diputuskan untuk terlaksana kembali di tahun 2018. Lah resolusi lagi dong?! Apapun namanya terserah deh, tetapi yang pasti saya harus ikhtiar untuk mewujudkannya.
Harapan ini adalah harapan saya di dunia traveling, yakni tekad saya untuk berkeliling dunia kembali seperti masa lalu. Loh katanya harus move on dari masa lalu kalau kita ingin terus bahagia? Iyes, ini khan rencana masa depan, dan masa sekarang serta masa depan saya harus lebih baik dari masa lalu. Alhamdulillah masa lalu saya oke banget, hanya merasakan babak belur oleh perbuatan seseorang yang kini sedang menerima segala perbuatannya. Karena dia saya stop keliling dunia setelah ¾ dunia saya telusuri. Eeeeh stop ngebahas hal ini, toch saya sudah memaafkannya dan menerima hasil dari Allah Swt yakni segala rezeki baik dan keberuntungannya dialihkan kepada saya. Lebih baik begitu khan daripada dia harus bayar di akhirat? Ihiiiy.... :D


Tahun 2016 saya sudah memperpanjang pasport. Untuk kesekian kalinya  memiliki pasport, namun 2017 saya tidak dapat kesempatan plesiran ke luar negeri. Bukan masalah dana karena saat itu dana tersedia, tetapi ....ya gitu deh, rezeki khan bukan soal dana saja bukan? Masalah waktu yang belum mengizinkan saya plesiran keluar negeri. Alhamdulillah, tahun 2015 – 2017 saya keliling beberapa daerah di Indonesia. Seperti tekad saya bahwa saya berkeliling dunia harus benar-benar menyusuri semuanya. Sejak tahun 2016 saya juga bertekad untuk “Tour of The Mosque” , melaksanakan shalat di setiap masjid di dunia. So kalau ada pertanyaan berapa propinsi yang pernah kamu datangi? Maka akan kita jawab pasti : 34 propinsi di Indonesia telah saya datangi. Nggak terlalu istimewa, namun saya akan bertanya,”Berapa masjid di dunia ini telah kamu kunjungi dan kamu shalat di dalamnya?” hhhhmmm bukan berarti berlomba-lomba jumlah masjid (tempat ibadah) yach,,,karena apalah arti shalat hanya untuk “memecah record” duniawi. Tetapi Sang Guru – Bapak Ary Ginanjar Agustian mengatakan pada saat saya mengikuti trainingnya di Menara 165 bahwa,”Perjalanan terjauh adalah perjalanan ke dalam hati kita...” Nah, di dalam masjid itu saya bisa melakukan perjalanan ke dalam hati. Dah ah, ntar terlalu dalam ngomongnya....
Kini saya ingin merekap aneka tugas dari keponakan-keponakan saat mereka berkunjung ke berbagai negeri. Keluarga besar saya di tahun 2015 – 2017 pada plesiran keliling dunia. Bahkan mereka sering bertemu tanpa sengaja di airport dengan tujuan berbeda...hahaha....
Nah, ini sebagian “tugas” mereka untuk saya. Saya pikir ini oleh-oleh terbaik dari kerabat atau teman yang bepergian ke suatu tempat. Daripada meminta oleh-oleh yang memberatkan mereka dan menimbulkan mental miskin pada yang meminta oleh-oleh, lebih baik kalian minta didoa-kan agar dapat berkunjung (kembali) ke tempat-tempat tersebut.

Tokyo Motor Show 2017
 
Sebelum move on total dari 2017 ,maka saya kumpulkan dulu yang tercecer dari tahun kmrn. Maklumlaaah, pasport yang udh diperpanjang di thn 2016 terpaksa menganggur tanpa stempel imigrasi negara manapun di thn 2017. Keluarga besar malah ngider2 keliling dunia nyata, saya sibuk ngider2 dunia maya....bahkan kmrn mau ke Dunia Fantasi(Dufan) aja urung dilaksanakan. Dufan aja blm sempet, gmn Tokyo Disneyland yg t shirtnya pernah kami pakai? Saat itu saya masih SMP en Ibu saya yg ngider2 ke Tokyo Disneyland bareng rombongan tour. Kami ditinggal oleh Ibu yg piknik...huuaaa...gpp sih krn kita dpt oleh2 segambreng. Dulu mah belum kena pajak
Thn 2017 keponakan saya ini, yg pertama kali naik pesawat terbang ke Semarang dibayarin Ibu saya (Maksudnya utk ngangkat2 tas kali ya? hehehe ), bulan Oktober 2017 berangkat ke Japan. Tugas negara siiih, tp sbg Youtuber automotif  produktif, nih anak menyempatkan mampir ke Tokyo Motor Show 2017. Daripada nitip oleh2 yang pajaknya aja bikin ehm ,lebih baik Eike tugasin lagi bikin inih...hahaha...tetapi dia nggak mau muka en namanya terekspose. Maklum dah, youtube-nya yg perbulannya sudah menghasilkan belasan juta perbulan aja gak menampilkan wajah en body dia. Waktu daku mau bikin video di bianglala Aeon Cakung, dia sempet bilang,"Waduh,ntar tampang kita ada di youtube-nya Ance deh...pdhl tampang saya aja gak ada di youtube saya loh!"
Oke deh di foto ini cuma ada jempolnya di Tokyo ...Eh dari sini dia bisa beli mobil baru CASH loh...ngumpulin dr setahun nge-yutub yach,Bro? En daku sudah nyoba mobilnya disetirin ke Cakung en ditraktir naik kincir.
31 Desember 2017, keponakan bungsu saya berangkat ke Jepang juga, tetapi gak saya tugasin bikin ini...Ntar aja tugasnya deh, ngajak saya ngider2 naek pesawat terbang disetirin dia Aamiin...* eh udah boleh khan yak tahun 2018 bawa penumpang?

Dari Tokyo Tower

Wednesday 3 January 2018

8 Resolusi di Tahun 2018



Sudah bikin list RESOLUSI 2018, An?! Alhamdulillah sudaaah...Bersyukur pula Resolusi 2017 setidaknya apa yang saya inginkan tercapai sekitar 80 % . Tahun ini dan seterusnya masih terus menjalankan apa yang telah menjadi "Resolusi 2017" dengan lebih konsisten agar mencapai hasil yang memuncak di kehidupan dunia ini agar membawa kebaikan pula bagi kehidupan akhirat. Itu artinya “Resolusi 2017” saya bukan sekedar wacana yaaa...hahaha... Alhamdulillah, kehidupan saya di tahun 2017 lancar-lancar saja. Tidak gembira banget, namun tidak ada kesedihan yang berarti pula. Bersyukur sekali deh, karena hutang semua terlunasi di tahun 2017! Eh, tapi akhir Desember 2017 muncul hutang kartu kredit baru nih...Ayo, segera lunasi, Annaaaa!

Nggak mau 'more sleep' walaupun 2017 kamar saya sudah ganti AC dan Bed yang lebih nyaman :))
3 tahun terakhir ini saya memang menjadi seseorang yang terencana, memaksimalkan ikhtiar serta menyerahkan hasil kepada Allah Swt. Di akhir tahun 2017 saya juga sudah membuat 17 list resolusi hidup (lebih tepatnya adalah “impian”)  yang saya harapkan dapat terwujud semua dalam waktu 5 tahun atau lebih cepat.