Showing posts with label Transportasi. Show all posts
Showing posts with label Transportasi. Show all posts

Sunday, 11 February 2018

Perencanaan Wisata Singapore dan Johor Bahru Malaysia 2018

Tulisan ini saya tulis sebelum Ibu saya meninggal dunia pada tanggal 29 January 2018. Cerita ketika saya merancang perjalanan ke Singapore dan Johor Bahru Malaysia. Dari pengalaman ini saya “kapok” membeli tiket promo atau penginapan berdiskon yang tidak bisa refund/reschedule. Kenapa? Mungkin di akhir tulisan ini dapat diketahui mengapa saya kapok membeli beraneka dengan “harga khusus”...

Tiket pesawat Cengkareng – Singapore – Cengkareng dan penginapan selama 4 malam sudah terkonfirmasi dan terbayar!
Berawal saat saya dan Erny, teman semasa kuliah di UI yang semula berniat ketemuan di Gramedia untuk membayar starter kit Oriflame ternyata malah tercetus untuk jalan bareng keluar negeri. Latar belakangnya simple banget, yakni pasport kami di tahun 2017 tidak terstempel dari imigrasi negara mana-pun juga. Yo wis-lah, pilih negara yang dekat aja untuk kasih stempel ke pasport...hahaha...Awalnya Erny minta kita ke Turky aja, tetapi uhuk anggaran saya belum sampai ke Turky aaah...Masih ada keperluan lain. Lagipula kalau niat ke Turky atau negeri Eropa lainnya harus direncanakan jauh bulan sebelumnya. Sedangkan Erny minta kami pergi bulan ini juga, malah kalau bisa minggu depan – mumpung dia lagi bisa mengajukan cuti dan kedua anaknya lagi nggak perlu ekstra perhatian. Kalau bulan depan salah satu anak-nya harus sudah mempersiapkan ujian akhir, jadi dia harus mendampingi. Selain itu sang suami sudah mengatakan bahwa ada anggaran untuk jalan-jalan keluar negeri, tapi suaminya pasti lagi sibuk kerja jadi nggak bisa nemenin plesiran keluar negeri. Eeeh, sekitar 3 jam dari ketemuan di Gramedia Matraman itu, Erny kirim text dan foto pasport beserta bukti transfer uang ke rekening saya untuk membeli tiket dan penginapan.
Mendadak jadi “travel consultant” deh nih. Erny tidak menjelaskan detail mengenai travel style yang ia inginkan, ketika saya tanyakan ia hanya menjawab,”Terserah elo deh, Na. Gw percaya sama loe aja, khan elo yang pengalaman jalan-jalan disana...” Yeeey, emang sih daku udah pengalaman banget ke Singapore, tetapi khan selama berkunjung ke Singapore saya menggunakan fasilitas travel yang...penerbangan full serviced (Singapore Airlines atau Garuda), hotel berbintang 4 – 5 (Pernah sekali bintang 3), makan di restaurant full AC dan transport selain MRT, saya nggak segan membayar taksi jika nggak mood naik MRT. Baiklah, daku akan membuat travel planning dengan standard yang sedang-sedang saja...hahaha, pokoknya yang masih terjangkau tapi nggak cari “susah”!

Source : Jetsrar

Penerbangan Jakarta – Singapore
Sebelumnya jika ke Singapore saya selalu menggunakan penerbangan full service (Hanya yang di tahun 2012 saya menggunakan JetStar yang bersyukurnya ontime dan cabin-nya banyak seat kosong. Masih dapat roti dan air mineral juga. Tahun 1995 pernah juga naik airlines Sempati yang sekarang sudah tidak beroperasi) . Kali ini saya mencoba LCC deh – apalagi saya belum pernah menggunakan penerbangan Air Asia. Penasaran, pengen coba... Bersyukur jam yang cocok penerbangannya memang Air Asia yang estimasi time arrival-nya jam 14. Berarti khan pas siang, dan nggak kesorean. Begitu sampai di Singapore kondisi masih terang dan saya juga bisa mencoba naik MRT dari Changi ke penginapan/tengah kota. Selama ini saya selalu naik taksi atau airport transfer dari pihak hotel jika ke tengah kota/hotel.
Pulangnya saya pilih penerbangan Singapore – Jakarta dengan airlines JetStar yang departure time-nya pukul 11. Nggak terlalu pagi dan nggak terlalu siang.
Untuk kedua penerbangan saya tidak melakukan pembelian bagasi dan tidak juga membeli polis asuransi. Hanya 4 malam, jadi saya pikir bawaan kami tidak terlalu banyak-lah, masih bisa ditampung cabin. Lagipula selama ini saya nggak pernah tuh beli bagasi, karena penerbangan saya selama ini memperbolehkan menitip bagasi seberat 20 – 30 kg! Pernah lebih dari segitu, masih nggak dikenakan pembayaran tuh...hihihi...jangan ditiru perbuatan bodoh yang saya lakukan seperti cerita saya disini : Luggage Terbatas?!...Nggak Deh!

Total yang harus kami berdua bayarkan untuk pembelian tiket pesawat Jakarta – Singapore PP adalah Rp 2.282.396 ,- 

Thursday, 26 January 2017

Road to Cardiff, Kesempatan dari Mastercard dan Blue Bird Menyaksikan Pertandingan Final Liga Champions UEFA 2017

Mendapat kesempatan menyaksikan pertandingan final Liga Champions UEFA 2017 di Cardiff secara gratis?! Siapa yang sanggup menolak? Tetapi tentunya kita termasuk orang bermental kaya raya yang lebih bahagia memberi daripada gratisan khan? Oleh karenanya bagi pecinta sepak bola (khususnya) mari kita menggunakan jasa layanan Mastercard dan Blue Bird yang mengadakan promo bagi pengguna kartu kredit Mastercard sebagai pembayaran berkendara dengan taksi Blue Bird dan/atau Silver Bird akan memberi kesempatan mengikuti undian spesial untuk memenangkan tiket tersebut. Program beryajuk ‘Road to Cardiff’ ini dimulai sejak 23 Januari 2017 hingga 24 Maret 2017. Kerjasama ini merupakan wujud komitmen berkesinambungan dari kedua perusahaan untuk selalu meningkatkan kwalitas layanan serta kenyamanan bagi pelanggannya dalam memenuhi kebutuhan transportasi harian.


Senin, 23 Januari 2017 saya mendapatkan undangan untuk menghadiri Pers Conference-nya di Bakerzin Plaza Senayan Jakarta Selatan. Dihadiri oleh Sigit Priawan Djokosoetono, Director PT Blue Bird, Tbk dan Safdar Khan, Division President, Indonesia, Malaysia and Brunei, Mastercard.

Sunday, 14 February 2016

Ngopi Bareng Tiket.com : Peluang Bisnis Travel Agent Online Untuk Blogger

Semua orang pasti suka traveling. Eeeeh, ternyata belum tentu loh! Kerabat saya ada yang sama sekali nggak suka traveling. Tetapi jangan salah sangka ia belum pernah kemana-mana, karena tempatnya bekerja justru sudah menugaskannya dari Sabang sampai Meurauke. Bahkan ia sudah beberapa kali ke tanah papua. Ternyata ia sering ditugasi juga untuk membeli tiket pesawat dan voucher hotel untuk rekan-rekannya apabila sedang bertugas ke luar kota. Kerabat saya ini freak terhadap IT, baik itu gadget yang dibawa kemanapun ia pergi atau PC di kantornya. Dari sini saya berpikir bahwa orang yang tidak suka traveling ternyata masih dapat menjadi sasaran pasar bagi pelaku bisnis travel agent, apalagi yang online


Sunday, 19 April 2015

Inovasi Jasa Ojeg di Era Digital , GO-JEK Mobile App

Saat ini ada pelayanan mobile transportasi alternatif untuk kita yang aktif dan dinamis. Namanya Go-Jek. Pada tanggal 10 Februari 2015 bertempat di @Twenty 8 SCBD Jakarta Selatan PT GO-JEK Indonesia mengadakan Blogger Gathering sembari meluncurkan GO-JEK Mobile App, aplikasi mobile layanan GO-JEK bagi konsumen Go-Jek pengguna handset Android dan iOS. Dengan aplikasi ini kita dapat menggunakan layanan untuk keperluan transportasi, mengirim paket dan berbelanja dari gadget.
Founder dan CEO GO-JEK adalah Mr.Nadiem Makarim, penyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School dan memiliki passion di bidang Social Entrepreneur. Keren ih almamater en passion-nya! :D

Bloggers menyimak presentasi dari CEO GO-JEK sambil menyantap makanan yang tersedia

Alhamdulillah, sebagai Blogger yang hadir dalam acara tersebut saya mendapat jatah Rp 250.000,- untuk digunakan dalam menggunakan ketiga jasa tersebut. Yang perlu diperhatikan nih, check dulu android-mu apakah sudah bisa mendownload aplikasi tersebut. Mama Dion yang datang bersama saya tidak dapat download karena android yang digunakan versi awal. Belum rezekinya dapat Rp 250.000 ,- deh!
Jika kamu mau mendapatkan “voucher” Rp 50.000,- dari Go-Jek cukup mudah kok. Silakan download aplikasi-nya di App Store atau Android Play Store.  Kemudian Sign Up, lengkapi data dengan alamat email dan nomer handphone. Nah masukkan Voucher Code/Referral Code : 527386694 . Nah, kamu akan mendapat credit Rp 50.000,- yang dapat digunakan saat pemakaian jasa Go-Jek untuk pertama kali-nya. Silakan coba ya. Lumayan tuh, semacam trial gratis...hehehe...Ingat “Voucher Code/Referral Code : 527386694.

Isi Goodiebag untuk Bloggers plus credit Go-Jek @ Rp 250,000 ,-
Saya telah menggunakan aplikasi Go-Jek sebanyak 5x untuk keperluan transportasi. Asyik euy, jadi tidak terkena dampak kemacetan dan “girang” lihat “penderitaan” mobil-mobil pribadi yang macet serta penumpang TransJakarta yang berhimpitan...hihihi. Saya menggunakannya memang saat jam sibuk di Jakarta, yakni pukul 7-8 pagi di business distric Jakarta. Kebayang khan macetnya seperti apa kalau menggunakan mobil pribadi? Sementara calon narasumber yang akan saya wawancara waktu yang dimiliki juga terbatas. Praktis, saya tidak perlu berdiri di pinggir jalan mencari-cari ojeg/taksi. Duduk manis aja di rumah setelah order melalui aplikasi pada android. Pada penggunaan pertama memang ojeg-nya tidak cepat datang. Karena Abang ojeg-nya tidak menggunakan GPS untuk mencari alamat saya. Maklum deh begitu Abang ojeg bernama Hari ini melakukan service yang baik kepada saya. Memberikan masker dan penutup kepala, hafal jalan utama yang ingin saya tuju – saat itu tujuan saya ke Bank Indonesia dan Jl.Thamrin tertutup bagi kendaraan beroda dua, tetapi dia mengetahui jalan alternatif sehingga saya tiba di tempat tujuan dengan tepat waktu.
Kalau-lah ada kritik maka saya akan memberikan kritik ke Abang ojek setelahnya karena ada yang tidak hafal jalan dan ada yang nyalip-nyalipnya bikin saya ketar ketir. Usulannya pihak PT GO-JEK Indonesia memberikan training Safety Riding dan pendalaman penggunaan aplikasi GPS kepada semua pengendara-nya. Segi keramahan dan kesopanan kepada penumpang sih mereka oke-oke dari 5 pengendara ojeg yang saya gunakan. Usulan “iseng” nih karena sebenarnya PT Go-Jek itu penyedia aplikasi, bukan perusahaan transportasi khusus, namun bermitra dengan lebih 3,000 ojeg. Dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada 3 value, yakni : Speed, Innovation dan Social Impact.


GO-FOOD JAKARTA
Pada tanggal 8 April 2015 kembali saya diundang GO-JEK Indonesia yang memperkenalkan fitur terbaru-nya, GO-FOOD yang diciptakan untuk layanan pesan antar makanan. Fitur ini memudahkan  masyarakat untuk memesan makanan di lebih dari 15,000 restaurant dalam 23 kategori. Begitu kami, Bloggers dan Media tiba di Conclove Jln. Wijaya Jakarta Selatan kami meng-update aplikasi GO-JEK di gadget. Kemudian kami dipersilakan mencoba menggunakannya untuk memesan makanan dan minuman dari berbagai restaurant tersebut. Saya dan Nisa memesan beberapa makanan di beberapa restaurant. Sayangnya beberapa restaurant ternyata sudah tidak beroperasional, padahal masih terpampang di list. Bahkan saya sempat menunggu makanan yang saya pesan dari Penang Bistro Paku Buwono hingga acara sosialisasi ini bubar. Panitia sudah hampir pulang. Sekitar 1,5 jam makanan belum sampai. Hampir pukul 5 saya menghubungi pengendara atau kurir yang tertera di aplikasi. Duh, Mak, menurutnya makanan yang saya pesan sudah sampai dan di makan oleh panitia. Hah??? Alhamdulillah, hikmahnya sore itu saya justru membawa makanan Mexico dari Red Tomato Kemang Village yang dipesan melalui aplikasi Nisa dan makanan Malaysia dari Penang Bistro.
Usulan lagi nih, yakni dibuat list dengan kategori “Halal dan Non-Halal” pada aplikasi GO-FOOD. Juga restaurant yang sudah tidak beroperasional segera di hapus. Kasihan tukang ojeg-nya yang sudah sampai di lokasi dan tidak bisa menemukan resto tersebut.
Mumpung masih promo alias tidak dikenakan biaya pengantaran, maka saya akan pesan makanan melalui GO-FOOD! Memudahkan banget loh, benar-benar praktis – hemat tenaga dan waktu! Ayo silakan instal aplikasi-nya, dan masukkan nomer  Voucher Code/Referral Code : 527386694 , supaya dapat credit Rp 50,000 ,-. Lumayan khan? Hehehe
Foto Bareng Owner Go-Jek and Bloggers

Isi goodie bag launching Go Jek, plus pesan makanan dari ribuan resto di Jakarta

Sunday, 19 May 2013

Ethography, Ajang Saya Berlatih Menjadi Backpacker

Sebelum menuliskannya lebih lanjut saya akan menuliskan mengenai definisi Ethnography bersumberkan dari Wikipedia berbahasa Indonesia :

Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka [2]. Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya mansia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dll. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari (misalnya untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos) melalui tulisan.[3] Dalam biologi, jenis studi ini disebut "studi lapangan" atau "laporan kasus", keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk "etnografi".[4] 

Jadi saya kembali menjadi 'Observer' alias team yang terjun melakukan penelitian ini. Alhamdulillah, saya menyukai pekerjaan ini. Menantang , penuh petualang dan menambah kekayaan wawasan dan pengalaman! :) Banyak orang yang menanyakan kenapa sih saya nggak pilih pekerjaan yang "nyaman dan tentram"? Jawabannya simple, saya sudah terbiasa hidup nyaman dan tentram sesungguhnya sejak saya lahir, oleh karena-nya jika saya melakukan suatu pekerjaan (apapun itu!) maka semata karena hasrat saya untuk mengabdi kepada Allah Swt dengan bermanfaat bagi banyak umat. Materi dan jabatan mah nggak terlalu saya perlukan deh untuk saat ini.Alhamdulillah, semua tercukupi sesuai keperluan pribadi :)

Nah,kali ini, mumpun saya bisa memanfaatkan diri dan diberi waktu saya menerima tawaran Mbak Nina untuk membantu-nya melakukan observasi etnography di 2 tempat yang .... hhhmmmm kalau naik kendaraan  umum tentunya membutuhkan ekstra energi. Apalagi pihak client minta kami menginap semalam di rumah 'Participant' (Orang yang akan di-observasi kehidupannya). Masing-masing 'Participant' kami amati selama 3 hari (2 hari weekdays dan 1 hari weekend/holiday). 

Pendapat saya :
  • Ini-lah ajang saya berlatih menjadi 'Backpacker'...hehehe, karena selama ini jikalau liburan saya selalu mendapatkan rezeki yang serba nyaman dan berbintang :) . Menjadi 'Backpacker' di negeri sendiri sambil menambah kekayaan wawasan budaya, menuliskan laporan (Writing is my passion!), menambah portfolio dan referensi (surat tugas) dari MarkPlus.Inc yang di dunia marketing bereputasi International serta....dibayar!
  • Tekad saya untuk menjadi 'Traveler Sejati' adalah mengunjungi seluruh dunia - bumi Allah ke 'setiap sudut', bukan sekedar tempat-tempat wisata yang terkenal. Untuk wilayah Indonesia saya sampai memiliki buku : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. Yang pasti berguna untuk mendata dan mengetahui wilayah mana saja di Indonesia yang sudah saya kunjungi, dan saya berpegang pada sistem KELURAHAN. Pengennya sih, saya dapat berkunjung ke setiap kelurahan yang ada di Indonesia. Kalau begitu khan nggak akan malu-maluin jika menyatakan bahwa saya pernah berkeliling Indonesia. Lucuk kalau ngaku pernah ke Jogjakarta, tetapi baru ke Malioboro atau Candi Borobudur (Padahal Candi Borobudur adanya di wilayah Magelang Jawa Tengah...hehehe,beda propinsi!)   
Saya melakukan observasi etnografi ini di 3 kelurahan : 
1 . Kelurahan Bojong Pondok Terong - Depok , Jawa Barat

Gerbong CL Tebet - Citayam  yang lega, bersih dan nyaman :)
Saat memberikan diary yang harus diisi oleh Partcipant saya dan Mbak Rissa naik motor. Saya dijemput Mbak Rissa di ITC Depok, jadi nggak seberapa jauh. Tetapi kembali-nya kami ke Jakarta ...waaaw, Citayam - Gudang Peluru (Tebet) kami tempuh dengan motor dan saya digoncengin tanpa helm! Nekad banget ya? Tapi bener-bener terpaksa deh, bukan bermaksud meremehkan peraturan yang sebenarnya baik bagi diri sendiri dan bukan mentang-mentang Mbak Rissa bersuamikan dan memiliki mertua polisi. Saya tobaaat kok.... :D
Observasi di kelurahan ini membuat saya menggunakan jasa Commuter Line. Asyik kok, selama 5 - 6 kali menggunakan jasa CL saya selalu mendapatkan gerbong yang nyaman. Pertama kali memang saya masuk ke gerbong campur cowok dan cewek. Alhamdulillah, walaupun saya nggak duduk tetapi leluasa berdiri, bahkan lebih baik saya berdiri karena saya dapat lepas melihat ke station. Baru pertama kali ke Station Citayam, jadi jangan sampai kebablasan...hehehe...Di Station Citayam Participant menjemput saya dengan motor-nya. Kami menuju rumahnya sekitar 1.5 km dari station.
Setelah mengetahui "strategi"-nya saya selalu memilih gerbong khusus wanita. Bisa gelosoran di gerbong...hahaha, seat-nya berwarna Pink, bersih, nyaman, AC-nya dingin dan banyak cewek yang dengan tenang menggunakan gadget-nya, seperti Tablet,iPad,iPhone...dan gadget senilai > 5 juta-an. Tenaaaang aja!
Naik CL juga ternyata lebih cepat daripada saya bawa kendaraan pribadi/taksi tuh. Hari Selasa-nya CL yang saya tumpangi baru melaju dari Station Tebet. Tiba-tiba Yoko, cewek Jepang yang jadi penerjemah client menelpon saya dan meminta ancer-ancer untuk ke Kelurahan Bojong Pondok Terong. Mereka sudah berada di Margonda Depok. Waduuuh, Client yang cowok Jepang bisa sampai lebih dahulu dari saya nih. Gawat, bisa dianggap nggak disiplin nih! Eaaalaaah, horay banget, ternyata saya lebih dahulu sampai ke rumah Participant! Lebih cepat sekitar 15 menitan dari Client :)

2. Kelurahan Margosari , Kecamatan Karawaci - Tangerang, Banten
Ternyata lebih dekat dengan Cimone. Mbak Wiwik yang sempat menyamperi saya di hari ke-2 saja sampai 'teriak2' karena lokasi yang jauh, katanya,"Mending gw ke Jawa sekalian deh..." Hahaha...
Seumur hidup nih saya ke Cimone naik kendaraan umum (bus umum). Syukurnya sih ternyata ada bis AC no.119 AJA dari Kampung Melayu dan langsung menuju lokasi, depan perumahan Bogel Indah. Dari situ naik becak Rp 5000 sampai depan rumah Participant. Saya sempat 'jiper' deh kalau harus menginap di rumah ini, walaupun hanya sehari. Tetapi Alhamdulillah saat saya harus menginap di rumah tempat tinggal Partcipant di sebuah perumahan yang dibangun developer.

3. Kelurahan Gembor, Kecamatan Pasar Kamis - Tangerang, Banten
Menginaplah saya disini....yang ampunya ternyata menempuh perjalanan hampir 1 jam dari rumah orang tua Participant. Lokasi rumah tersebut di Perumahan Permata Regency II. Jadiiii....Alhamdulillah, bersih dan masih baru.Saya jadi bisa mandi dan makan dengan tenang :)

Saturday, 11 May 2013

Perjalanan Di Hari Kiamat

Penyebar hoax terbesar di dunia sepanjang masa adalah Suku Maya! Gimana nggak hoax kalau seluruh dunia sudah sibuk merayakan terjadi-nya kiamat pada tanggal 21 December 2012 tetapi ternyata masih aman tentram?
Saya termasuk orang yang sangat tidak percaya dengan kabar tersebut? Apalagi keluarga besar saya tepat ditanggal tersebut justru melakukan perjalanan, sebagian melalui udara dengan Lion Air dan Wings Air : Cengkareng - Surabaya - Banyuwangi. Sedangkan saya dan My Bro Family (4 orang) akan melalui penerbangan dengan Citilink, Cengkareng - Surabaya. Dilanjutkan perjalanan darat Surabaya - Banyuwangi. Nah, sebenarnya kami berlima juga perjalanan udara Surabaya - Banyuwangi, namun apa mau dikata jika pada tanggal 28 November 2012 kami menerima sms dengan tulisan : "Pelanggan Yth.Penerbangan Surabaya - Banyuwangi tgl 21 DEC MZ3510 Cancel/Batal terbang.Hub 08041 621621.Mohon maaf & Terima Kasih.Merpati Airlines".
Penerbangan Surabaya - Banyuwangi nggak bisa kami alihkan ke Wings Air karena waktu-nya nggak kekejar, pagi My Bro masih ada urusan di sekolahnya Sekar di SMA Negeri 28 Ragunan. Jadilah kami perjalanan darat Surabaya - Banyuwangi dengan KIA Pregio milik travel saudaranya Silvi, calon member Kansas 57 per-22 December 2012.
Saya sudah tiba di Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta pukul 9 pagi lewat beberapa menit. Sengaja naik Damri dari terminal bis Rawamangun supaya cepat! Kalau berangkat bareng mobil rombongan kakak saya pasti memerlukan waktu yang lebih lama karena saya harus ke Ragunan terlebih dahulu. Dugaan saya benar! Rombongan kakak saya macet di toll Gatot Subroto. Seru banget deh...awalnya sms kakak saya perjam 09:47 masih ,"Macet nih.Kalau jam 10:45 kita blm sampai, cek in dulu aja!Ke counter penjualan tiket Citilink, ngeprint tiket.Kode booking XXXYYY dan AAABBB". Sampai akhirnya kakak saya SMS nyuruh saya terbang langsung sendiri saja kalau mereka belum datang. Huaaa.....
Entah kenapa saya kok merasa tenang-tenang aja ya, apalagi melihat belum ada tulisan "boarding" di screen, padahal penerbangan tinggal 10 menit lagi. Hingga 5 menit sebelum jadwal terbang muncul Sekar dan ayah-nya berlari-lari ala atlet marathon...melesat...hingga sampai ke ruang tunggu penerbangan dikabarkan : penerbangan delay 20 menit! Yeaaay....doa saya terkabul euy. Thanks,God :) *Jarang-jarang khan berdoa minta delay penerbangan...hehehe..Waktunya tepat pula, delay nggak sampai 1 jam - kesempatan untuk rombongan kakak saya menghela nafas dari sport jantung menembus kemacetan, kesempatan untuk membeli minuman di vending mesin...serta Alhamdulillah, kita penerbangan Merpati di-cancel karena kalau setiba-nya di Surabaya waktu-nya sudah nggak terkejar.

Cengkareng - Juanda

Kalau emang kiamat,apakah aturan yang terdapat di safetycard ini harus saya turuti?Atau berdoa aja tanpa bertindak apa-apa? Hehehehe...apapun, dan walau kita ribuan kali terbang tetap aja kok saya senang mengamati card ini ya?

Kami duduk terpisah-pisah, tetapi saya dan Sekar mendapat seat yang sesuai dengan keinginan kami, near window :) Kalau nggak salah saya duduk di seat nomer 5A dan Sekar 7A.
Dalam penerbangan kami tidak mendapat makanan dan minuman, maklumlah LCC gitu loh ;-p Bersyukur pesawatnya bagus dan terawat. Penumpangnya juga bersih dan wangi kok...hehe...Pramugari-nya sih kelihatan usia-nya sudah diatas 30-an (bahkan 40-an) tahun. Saya suka penerbangan yang pramugari/pramugaranya separuh baya karena ngelayanin-nya "netral" dan lebih terkesan tulus. Kalau dilayanin sama yang 20-an berasa dilayanin PRT or robot or petugas resto fastfood yang ucapannya sudah saya ketahui sebelum dia ucapkan...hahaha...
Cuaca di atas awan begitu cerah. Nggak ada tanda-tanda kiamat akan terjadi :D Saya mah yakin bahwa kiamat nggak akan terjadi karena saya masih lebih sering berinteraksi dengan orang-orang yang baik hati, bersahaja dan lebih mencintai Tuhan daripada harta dunia. Bukankah kiamat akan terjadi jikalau orang-orang seperti itu sudah habis? ;-)


Di beberapa daerah sempat hujan sih, apalagi saat pesawat sudah mendekati kota tujuan. Saya melihat pelangi mengibar di dekat jendela seat yang saya duduki....Subhanallah....sungguh, bahagia-nya berdampingan dengan pelangi. Berasa jadi bidadari banget deh...hahaha...
Kami tiba dengan selamat di Juanda International Airport. Sopir yang ditugaskan menjemput bolak balik menelpon saya. Saya bilang kami sedang menunggu bagasi, eh dia laporan ke Bimo bahwa kami sedang di Bekasi.Hahaha....
Setelah bagasi komplit kami makan di Rumah Makan Singgalang yang masih di Juanda Airport, sebelumnya beli minuman dulu di Quickly di dekat pintu keluar terminal.

Surabaya - Banyuwangi
Perjalanan justru terasa lebih "hard adventure" kala kami menempuh Surabaya - Banyuwangi. Masalahnya AC tiba-tiba nggak berfungsi dengan maksimal saat kami berada di area lumpur Lapindo Sidoarjo. Berhenti sejenak di daerah Bangil. Loh kami malah cekikikan mengingat beberapa tahun lalu juga berhenti di daerah Bangil - di jalan yang sama, tahun 2003 ban mobil kami bocor dalam perjalanan Malang - Denpasar. Ketika itu kami berwisata bersama Bimo, dan Bimo duduk di kursi paling belakang diantara koper-koper kami (Ketika itu kami naik Isuzu Panther). Kejadian yang nyaris sama terulang setelah 9 tahun kemudian, dan kali ini perjalanan kami menuju Banyuwangi dalam rangka pernikahan Bimo di Banyuwangi. Tuhan Maha Pengatur segala-nya :)

== Mampir KFC Probolinggo untuk makan malam (Check in di Foursquare)

"Hard Adventure" berikutnya adalah kami mengalami macet yang cukup serius. Beuuh, saya di Jakarta nyaris nggak pernah mengalami macet semenjak jam kerja saya fleksible...eh kok ya di ujung Timur pulau Jawa saya mengalami kemacetan. Tepatnya di Watu Dodol....bener-bener dodol deh ;-p Dalam kemacetan tersebut saya sih justru terlelap, malah di Piton yang gemerlap listriknya kece itu saya sempat memaksakan melek karena ingin menyaksikan gemerlapnya Piton yang gak terkalahkan oleh dunia gemerlapnya metropolitan. Nah di Watu Dodol ini malah kebaca SMS dari Mr.Zaki, pilot Lion Air asal Banyuwangi yang saya kenal di New Zealand : "Kl k bwi sbaiknya hindari penyebrangan ketapang gilimanuk,td siang macet parah,ada penumpukan kendaraan yg mau nyebrang k bali."
Selain sms dari Zaki juga ada sms dari Bimo yang kok minta naik mobil bareng kita.Sampai hotel di Banyuwangi saya baru ngerti kalau Bimo berada di ferry dari Bali saat kami di Watu Dodol. Bimo landing di Bali dari Makassar. Beuuuh, calon mempelai cowoknya aja baru sampai Banyuwangi jam 3 pagi!
Pokoknya seru deh perjalanan kami!

Note : Journal yang kelamaan teronggok di draft :D

Tuesday, 25 October 2011

Funtastic Day : Beauty Wonderful Weekend

Pukul setengah 12 kami bertiga telah tiba @fx floor,fX lifestyle X'nter. Awalnya sih ingin mengikuti Beauty Class with Elizabeth Arden, dan saya pribadi ingin mengetahui seluk beluk Si Hijau yang replikanya terpajang di lemari kaca keponakan saya yang pernah posting di blog-nya tentang Mazda 2 (Dream : New Mazda 2).
Begitu memasuki area booth yang terdapat di stage Beauty Wonderful Weekend....aaahhaaaay,Alhamdulillah, ada booth untuk nail art. Padahal semalam saya SMS ke Yuli dan bilang sepulang dari fX saya akan ke LaPiazza untuk melakukan nail art karena kutek belum terhapus dari kuku-kuku tangan kiri sejak 2 hari lalu. (Cantik & Lentik di Jumat Sore).
Untuk menikmati jasa booth "Pampering Your Self" maka kami harus melakukan test drive Mazda 2. Hayhay...anugerah banget gak sih?
Kami bertiga langsung ke meja registrasi di luar, mendaftar untuk test drive yang akan dimulai pukul 13, jadi sambil menunggu kami ke mushola terlebih dahulu. Widya shalat Dzuhur, sedangkan saya sedang tidak shalat karena...biasalah cewek :3

Test Drive dimulai pukul 13.00


Saya memilih Mazda 2 Green.MANUAL! Baru saja memajukan mobil tersebut saya melihat kondisi parkiran yang crowded dan jalan menurun, masuk "terowongan"...please deh ah, ini test drive new car atau test ngeluarin mobil dari parkiran untuk dapetin SIM sih?? So, daripada "kejadian" dengan mobil-nya orang lain, lebih baik oper kemudi dah.
Sebenarnya saya ingin banget mencoba test drive memarkir mobil, sayangnya Mazda 2 yang digunakan belum memasang Built-in Parking Camera, padahal sebenarnya dalam brosurnya dijelaskan bahwa Mazda 2 ini lengkap dengan : Mazda Smart Entertainment System. Makanya beli! Hehehe..Asyik juga nih mobil kalau tiba-tiba kita mau berpetualang menikmati kesendirian karena ruang bagasi-nya memiliki kapasitas dasar 250 liter (VDA) sampai 787 liter kalau melipat kursi belakangnya. Woow, bisa bawa barang banyak deh kalau berpetualang atau bisa menampung barang-barang dagangan saya tuh kalau ikutan bazaar ;-)
 "Test drive" kursi belakang juga dong aaah! Biar ngerti kalau hangout cara duduknya bagaimana kalau mau nge-dadadada-in mas-mas mobil sebelah ;-D


Usai test drive kami diberi voucher untuk digunakan di booth yang tersedia. Dengan pasti saya meluncur ke booth Nail Art by Color Club
 Hasilnya : Kuku jari tangan saya berhias bunga-bunga dengan dasar warna sesuai dengan dress ,PINK.

Setelah menghias kuku tangan, saya segera ke stand Elizabeth Arden untuk melakukan Make Over ;-)
Inilah hasil Make Over saya dan Widya yang dilakukan oleh make up artist-nya Elizabeth Arden.
Selain itu ada booth jika pengunjung ingin latihan membuat boneka kain bersama Ideku & Martha Sttewart Living, kemudian booth 'Hair Do' yang tidak kami manfaatkan karena kami bertiga berkerudung ;-)
Kami bertiga menang games (doorprize) cuuuy! Alhamdulillah, nilainya hampir @ Rp 3000.000 ,-.Berarti khan hampir Rp 10.000.000 ,- kalau di total ;-)

Kami sampai malam loh di fX hingga menyaksikan Mike's The Apartment yang bikin saya "gonjangganjing" lantaran menyanyikan 1979-nya Smash...ing Pumpkins era taon 90-an.Lagu-lagu tahun 90-an dinyanyikan mereka dengan keeerrreeeen!

Semoga kami segera dapat membeli New Mazda 2 ini yaaa.Doa-kan dung!
Andai bukan yang warna hijau, yang warna merah juga keren kok ;-)

Thanks to MORE & CHIC yang (entah kebetulan or tidak) memberikan free magazine dalam goodie bag dan halaman modenya banyak menampilkan Stylish Hijab & 101 Busana Muslim.So cool! ;-)
Wardrobe yg saya pakai : Kemeja,pants,tas >> MEXX (Mys Sista bought in Leiden,NL),Jilbab strip...gak pakek tis : Beli di ITC Kuningan, Flat shoes : Beli di ITC Cempaka Mas

Tuesday, 1 February 2011

Sparkling Surabaya 2011


Di bulan November saya membaca salah satu majalah wisata yang terdapat iklan mengenai 'Sparkling Surabaya 2011'. Jadilah saya bertekad di tahun 2011 saya harus ke Surabaya, kota full kenangan untuk saya pribadi! Walaupun soal slogan 'Sparkling Surabaya' sudah berpendar di tahun sebelumnya. 6 tahun sudah saya tidak mengunjungi kota ini. Terakhir kali ke Surabaya di bulan January 2005 - janjian dengan Ardian Yunianto yang entah kesambet apa ketika itu bersikeras menemui saya di Surabaya. Tahun 2005 saya hanya janjian di daerah Manyar, kemudian menonton film di Tunjungan Plaza dan Delta Surabaya Plaza secara marathon. Film-nya apa saja saya sudah lupa! Malam itu juga kami berdua naik bis eksekutif malam ke Semarang. See...dengan cara visit demikian bagaimana saya bisa mengenang masa kecil saya nan indah di Surabaya?
Cruuuiing, tongkat nenek peri bekerja terhadap tekad saya! Tanggal 12 January 2011 di Exelco Intiland Jakarta saya ditugaskan untuk Indepht Interview di 7 kota Indonesia. Salah satu-nya Surabaya. Yiiipppiiii...kesampai'an deh visit ke Surabaya , Sparkling Surabaya 2011.

Bobo' on Flight
Berangkat dari rumah jam 4 pagi, memesan Taxiku dan langsung meluncur menuju Bandara SoeTa melalui toll. Turun di Terminal 1 A, Check In dan mendapat nomer seat 22 A. Kali ini on board-nya ontime, Lion Airline JT 748. Jenis pesawat B 737 -900 ER yang gede di body doang, tapi tempat duduk-nya sempit dan keras! Tapi herannya saya justru baru sekali ini menempuh flight dalam negeri hingga tertidur. Ngantuk euy! Gak ada "gangguan" dikasih minum or makanan dari pramugara/i-nya. Jadi ujug-ujug....'bledug', kaget saya melek dan melongok ke window,"Loh kok udah landing?!" Huahahaha...baru kali ini saya terbang tanpa merasakan keindahan trafic pattern!
Di Bandara Juanda Surabaya Bimo dan Fajar sudah menjemput, berderet bersama para sopir taksi gelap. Hehehe, mereka ngebecanda-in saya,"Mbak , taksi, Mbak....Taksi." Menawarkan bergantian dengan sopir taksi sesungguhnya. Dasar! ;-D Si Mitsubihi Galant yang biasa kami naiki di Jakarta kini sudah berada di Surabaya.


BREAKFAST PERTAMA DI SURABAYA
Breakfast pertama di Surabaya kami bertiga makan Bubur Ayam di Gayung Sari, dekat tempat tinggal Bimo. Sebelumnya kami berhenti di Mesjid Akbar Surabaya yang megah. Saya dengan narsisnya minta difoto dengan latar mesjid tersebut.

Setelah makan pagi kami menuju mess tempat tinggal Bimo. Oh ya sebelumnya kami sempat mampir di-kost Fajar di bilangan Sedati dekat dengan bandara.
Pokoke sehari penuh, di hari Minggu kami jalan menyusuri Surabaya hingga Pulau Madura. Ceritanya nanti-nanti aja yo! ;-D

Wednesday, 26 January 2011

5 Days in Bandung : Taksi ...oh TAKSI!

Hari kedua di Bandung, euy! Kemaren maksudnyaaa....;-D Mewawancara 2 nasabah klien. Pertama di Pasirluyu dan berikutnya di Jl.Asia Afrika, depan Gedung Merdeka. Berangkat naik mobil dan driver-nya klien.Didampingin oleh Marketing-nya klien.
Saat lunchtime saya janjian dengan Hendra Veejay di Cihampelas Walk, memanfaatkan voucher hasil menjawab surver yang diadakan oleh Texas. Tetap aja harus mengeluarkan uang Rp 40an ribu...hehehe. Sengaja saya menghubungi Hendra agar dia bisa mem-backup tugas saya selama di Bandung. Target harus terkejar, dan saya percaya cowok yang satu ini bisa handle Indepht Interview. Hanya saja saya wanti-wanti agar dia berpenampilan layaknya seorang eksekutif. Yang harus dihadapi orang yang berani mengeluarkan uang minimal ratusan juta sekedar untuk "dimainkan"..hehe,bisnis high risk gitu deh!

Taxi & Tariff Taksi
Hari ini saya menghentikan taksi yang salah satu favorit di Jakarta, taksi biru tua berinitial P. Inget cerita saya kemarin khan, yang heran dengan petugas hotel yang tidak menghentikan taksi ini untuk saya?
Sopir taksi menyalakan argo dengan normal. Argo bergerak juga dengan normal. Lega-lah saya! Pudar sudah kekhawatiran saya terhadap buruknya pelayanan taksi di Bandung (sejak dulu!). Begitu sampai di Cihampelas Walk argo menunjukkan angka sekitar Rp 12 ribu-an. Saya menyodorkan uang Rp 15.000 ,- tanpa mengharapkan kembalian. Tetapi tiba-tiba sang sopir meminta pembayaran Rp 20.000 ,-. Menurutnya itu tarif minimum yang berlaku di Bandung. Haaaahhh??? Emang sih ngomongnya sopan, bahkan pakai kata maaf. Bagi saya sebenarnya juga gak keberatan mengeluarkan uang tersebut...taaapppiiiii...benar-benar "nggak banget" deh! Padahal berangkatnya saya naik taksi B yang tarif pertama-nya diatas tarif pertama taksi P dan GR (yang kemarin saya naiki) bayarnya nggak sampai Rp 20.000 ,-
Nah tadi siang saya naik taksi ke kantor klien dari Cihampelas. Taksi GR, memang sesuai argo dan angka di argo tidak sampai Rp 10.000 ,- dari Cihampelas sampai depan kantor klien, taaapppiiii...ditengah jalan sopirnya membuka kaca jendela besar-besar (jadi panas euy!) serta tuh sopir ogah muter alias saya diminta menyeberang jalan (jalan 2 arah) sendiri ke bangunan kantor klien. Alasannya sih pemutarannya jauh! Ckckck...jauh-pun paling tuh argo gak sampai 5 juta. Gue masih mampu bayar,Mang! ;-p

Hhmmm...benar ya quota saya di eve Magazine yang mencetuskan tentang kendaraan umum di Jakarta. Semakin cinta deh daku sama ibu kota negeri-ku yang sebenarnya masih aman dan tentram!

Sunday, 28 November 2010

3 Malam di Singapore : Back to Indonesia

Alhamdulillah...akhirnya tertanggal 26 November 2010 keinginan saya terpenuhi. Keinginan untuk berkunjung ke 'movie world' pertama di Asia Tenggara. Keinginan tersebut tercetuskan disini . Saya menuliskannya 'movie world', tepatnya sih bernama : Universal Studio Singapore. Hehehe, maklum dong ketika saya menuliskannya salah satu tempat wisata kebanggaan Singapore tersebut baru dibuka 9 hari sebelumnya (18 Maret 2010).

Sumber : Google
Cerita mengenai kunjungan ke Singapore (khususnya ke Universal Studio Singapore) akan saya tulis sesegera mungkin deh. Baru beberapa jam mendarat di Bandara Soekarno Hatta, en masih "ditunggu" oleh laporan pekerjaan nih ;-( Iiih, bulan December 2010 off dari aneka kerjaan dari pihak lain aaah! Mendingan jualan dulu, dapat uangnya juga lebih lumayan untuk plesiran bulan Februari 2011.
Sekilas saja nih saya cerita mengenai hari ini. Pukul 05.15 waktu Singapore saya bangun tidur. Semalam 2 saudara sudah kembali ke Jakarta dengan Lion Air, sedangkan penerbangan saya siang ini, pukul 12.30 by Garuda. Breakfast kali ini juga sendirian di Crystal Cafe. Menu pagi ini yang saya lahap adalah Nasi Lemak yang dilengkapi dengan Kacang Ikan Bilis ,Omelet Onion plus sambal. Babak keduanya saya melahap Cornflake plus milk. Minumnya cukup air putih. Nggak terlalu banyak dibandingkan kemarin, karena beberapa jam lagi saya akan makan di pesawat terbang. Balik ke kamar dan baca-baca The Sunday Times yang digeletakkan di depan pintu kamar tadi pagi.

Transfer to Changi Airport
Jam 8an saya sudah menghubungi Ms.Alise dan Ms.Melisa menanyakan sopir yang akan mengantar ke bandara. Memang sih penerbangan masih beberapa jam lagi, tapi saya senang banget nongkrong di Changi International Airport - jadi saya ingin berlama-lama disana. Tetapi Ms.Alise mengatakan bahwa saya akan dijemput pukul 10.Huu...cuma sebentar dong saya bercengkerama dengan Changi? ;-(
Tepat jam 10 shutle wisatawan datang ke Orchard Grand Court Hotel tempat saya bermalam. Ternyata sudah ada 2 ibu dari Indonesia berada di shutle tersebut. Hehehe, ternyata mereka adalah 2 cewek yang kemarin tour ke Jurong Bird Park bersama kami, dan turun bersama kami di Grand Hyatt Orchard Road. Melihat koper yang mereka bawa...aammmpuuun, belanjaannya berapa kilo tuh?! Sepertinya 50 kilo-an aja sih ada. Secara kemarin begitu turun dari bis wisata seusai tour half day saya lihat mereka langsung menuju etalase salah satu brand. Bahkan My Sis sempat membisiki saya,"Tas cewek ini harganya 8 juta tuh,merk-nya Loewe. Aku punya, belinya waktu ke Eropa."
Oke-lah belanjaan saya kali ini 'kalah pamor' dari mereka, tapi begitu di Changi saya turun di Terminal 1 dan sang driver mengatakan ke mereka bahwa pesawat yang saya naiki adalah Garuda (Full service euy!Kok gue sekarang bangga ya sama airline milik bangsa ini!?Padahal dulu nih airline selalu menjadi alternatif terakhir jika saya ke luar negeri), sedangkan mereka naik Sriwijaya Air.
Saya langsung ke antrian check in counter Garuda. Tiket pesawat, pasport dan GFF Card saya persiapkan. Diantrian depan dan belakang saya orang-orang Indonesia. Terutama yang antri di belakang saya, belanjaan-nya bujubuneng...mereka seperti-nya keluarga. Si cewek nanya ke yang cowok tentang GFF Card yang saya pegang. Dengan "songong"-nya tuh cowok bilang bahwa kartu tersebut nggak ada manfaat apa-apa. Si cewek nambahin kalau toh mereka jarang naik Garuda. Duuuh, member-nya di LCC ya, Ci' ?!
Tak lama dari berkomentar demikian, tiba-tiba petugas check in counter Executive Class menghampiri saya dan meminta saya ke counter khusus penumpang Executive Class. Membuat beberapa penumpang, termasuk orang-orang di belakang tadi yang ngomongin GFF Card beraut ekspresi bertanya-tanya. Hihihi...sorry ya, Guys, saya duluan.....
Mungkinkah hal tersebut karena petugas melihat saya memegang GFF Card? Tapi yang jelas, saya ingin mengatakan ke cowok di belakang saya itu,"Ini loh salah satu manfaat GFF Card.." hehehe...

On The Flight
Kapten yang membawa pesawat yang saya tumpangi sempat lewat di depan saya. Pesawat take off dengan ontime! Namun dikatakan cuaca tidak bagus. Pesawat sempat menghentak 2x saat menembus awan, sehingga membuat para penumpang berteriak - teriak. Saya yang duduk di seat 28A (Pilih belakang nggak masalah, asalkan near window) justru terdiam. Serasa masih berada di Universal Studio nih...hahaha...dan saya sungguh percaya dengan keahlian sang kapten. Oh ya, kali ini kami lebih banyak dilayani oleh Pramugara. Yang menghidangkan makanan di dalam penerbangan juga pramugara-nya. Sempat melihat pramugari-nya pada saat di pintu pesawat dan saat ia menutup laci-laci cabin.
Menu makan siang kali ini adalah Ayam dan Nasi Putih, Salad Tomat Paprika Salada berbumbu lada hitam, roti tawar and butter plus cake yang ditaburi almond. Minumnya saya minta Coke. Pada saat akan take off lagi-lagi kami diberi Orange Juice. Saya-pun menikmati hidangan makan siang itu diiringi suara Afgan dari Inflight Entertaintment yang saya pasang. Weeeiii, pulang pergi diiringi Afgan...hahaha. Sementara anak kecil di sebelah kanan saya menyaksikan film kartun.

Welcome to Home
Baru kali ini saya pulang dan pergi ke dan dari airport dalam perjalanan luar negeri tanpa ada yang mengantar dan menjemput. Banyak sih yang menawarkan ingin mengantar dan menjemput, tapi saya pikir lebih praktis naik Damri dari/ke Rawamangun. Toh setiap hari saya juga ke Rawamangun, dan baru sekali ini pula saya pergi ke luar negeri dengan bawa-an yang super minim. Hari ini pula ada arisan keluarga di rumah Mas Tunggal - jadi lebih baik saya pulang naik Damri aja deh daripada "merusak" acara keluarga.
Nah, begitu keluar dari ruang kedatangan tiba-tiba ada yang memanggil saya. Ternyata ibu yang tadi bareng ke airport dengan saya.Dia nanya,"Pulang kemana, Mbak?" Saya menjawab sambil melambaikan tangan. Baru beberapa langkah tiba-tiba ada yang mencolek...ternyata Tary, rekan penulis yang dulu aktifis FLP dan sekarang kerja di TransTV. Dia akan menjemput ibu-nya yang pulang dari tanah suci. Yup tadi memang di Imigrasi Counter saya barengan dengan rombongan haji. Sejenak kami ber-chit chat ria...
Alhamdulillah dengan selamat saya tiba di rumah. Dari Terminal Rawamangun naik taksi ke rumah, cuma habis Rp 15.000 ,-

Thursday, 4 November 2010

Flight Okay.Hotel???



-->
Tadi siang pihak travel agent menghubungi saya lagi untuk konfirmasi flight ke Singapore bulan ini. Akhirnya dapet juga...;-) Hari ini juga saya melepaskan project Asuransi yang sejak 27 July 2010 membuat saya sulit “bernafas” (aiih, lebay!). Taraaaa, selain akan menggunakan penerbangan full service alias Garuda Indonesia (yang emailnya beberapa kali masuk ke inbox saya, mengingatkan bahwa poin GFF saya akan hangus jika tidak digunakan di tahun ini) saya juga mendapat keberuntungan upgrade kamar hotel. Hotel yang beberapa hari lalu saya ceritakan sudah fullbooked karena saya terlalu mepet reservation-nya, jadi saya dialihkan ke hotel yang lebih dekat dengan Orchard Road! Kamarnya juga di-upgrade ke Deluxe Room...hmmm harga promo-nya saja saya lihat untuk permalamnya : Sin $ 219.54 (Single) dan Sin $ 239.68 (Twin/Double).


Foto - foto ini adalah fasilitas yang disediakan oleh hotel yang sedang di-on request oleh pihak travel untuk saya. Kalau melihat dari website-nya saya lebih sreg dengan hotel yang saya ceritakan di SINI, tetapi oke-lah kalau ternyata yang nanti lebih dekat dengan Orchard Road dan MRT terdekatnya adalah Sommerset – yang berarti dekat juga dengan Phoenix Hotel, tempat saya menginap beberapa tahun yang lalu dan saya ceritakan di SINI.
Tadi sih baru konfirmasi penerbangan. Entahlah dengan hotel-nya apakah sudah konfirmasi atau harus “dipindahkan” lagi. Yang pasti dipindahkan-nya juga di hotel berbintang 4 dong ;-)
Oh ya,akhirnya saya ke Singapore-nya gak jadi dengan Amel, karena dia masih harus ulangan umum di tanggal keberangkatan. Insya Allah jadi perginya dengan seorang teman, penulis dan penerjemah yang baru beberapa bulan ini pulang dari Perancis setelah menyelesaikan master-nya dari Erasmus Mundus.


-->