Saturday 20 July 2019

Koboy Kampus, Kisah Pidi Baiq Menggelitik Negeri



Satu lagi film digarap oleh MNC Pictures, yang kali ini berkolaborasi dengan 69 Production.  Film ini merupakan kisah sang penulis dan sutradara semasa kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Dengan produser kreatifnya adalah Sekar Ayu Asmara dan Viva Westi membuat saya semakin bersemangat untuk menyaksikan film Koboy Kampus. Tentang sekelompok mahasiswa FSRD ITB era tahun 1995 - 1998 yang tidak puas dengan kinerja pemerintah dan serunya mereka membentuk negara sendiri. Kritis, politis dan kocak abis!!! Karena kekritisan dan aktifitasnya, kuliah mereka terhambat bahkan nyaris drop - out. Mereka mendirikan negara dengan nama negara Republik The Panasdalam yang terdiri dari berbagai agama dan saling menghargai.


Penulis Koboy Kampus adalah Pidi Baiq yang karyanya Dilan begitu berat untuk dilupakan oleh penggemar film Indonesia. Pidi menulis dan menyutradari Koboy Kampus bersama Tubagus Deddy.  Jika film Dilan mengambil setting di SMA maka Koboy Kampus mengambil setting semasa perguruan tinggi. Kedua-nya mengambil lokasi di kota yang sama, ibu kota Jawa Barat, Bandung. Membaca nama penulis, sutradara, produser dan pemainnya saya memutuskan untuk menyaksikan film ini. Awalnya saya kira hanya film berthema monoton dan ringan ala asmara di kampus, tetapi begitu menyaksikannya ... wow, beda thema dengan kebanyakan film Indonesia. Dikemasnya juga begitu ringan, padahal sesungguhnya yang dihadapi oleh Pidi Baiq dan kawan-kawan saat kuliah itu masalah serius. Ketidak puasan terhadap pemerintah dan berbagai peristiwa dengan catatan tinta hitam di era reformasi dapat disuguhkan ke penonton dengan ringan dan seru tanpa memberi rasa ketakutan. Bahkan lelucon yang keluar begitu segar, tanpa merendahkan pihak lain.

Monday 15 July 2019

Sociotrip Kurban Ke Saung Ternak Kahadean Kelompok Ternak Al – Ikhwan Cianjur

Begitu waktu cepat berlalu, hingga Hari Raya Idul Adha 1440 H akan berlangsung bulan Agustus nanti. Hanya menghitung hari! Calon jamaah haji Indonesia sudah mulai berangkat ke Tanah Suci. Bagaimana persiapan kita di tanah air untuk memperingati hari raya ini? Tentunya sebagai umat Islam yang mampu kita akan lebih bahagia jika melaksanakan salah satu ibadah dalam agama kita agar lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt, Sang Pemilik Hidup. Ibadah tersebut adalah kurban.  Ibadah kurban merupakan bentuk kepasrahan dan keikhlasan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kita disyaratkan berkurban saat hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijah, sehari setelah Tamu Allah berwukuf di Arafah.


Alhamdulillah, di keluarga saya setiap tahun selalu melaksanakan ibadah kurban. Bahkan lebih dari 3 tahun terakhir dari sisa usia-nya di dunia Almarhumah Ibu (meninggal dunia Januari 2018) dan Almarhumah Keponakan (meninggal dunia Maret 2019) mempercayakan ibadah kurbannya melalui Dompet Dhuafa. Dua perempuan dekat dengan saya ini setiap tahunnya melaksanakan ibadah kurban melalui program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa karena kemudahan layanannya dan distribusi hewan kurban ke tepat sasaran yang berhak menerima. Penyebaran hewan kurban hingga berbagai pelosok Indonesia, bahkan ke mancanegara seperti Timor Leste, Filipina, Myanmar, Vietnam, Palestina, Thailand dan Bangladesh.


Almarhumah melalui kanal kurban online melakukan pemilihan hewan kurban, yakni : Kambing Standard (Berbobot 23 – 28 kg), Kambing Premium (29 – 35 kg), Sapi (250 – 300 kg). Alhamdulillah, walaupun seorang janda lansia yang ditinggal meninggal dunia oleh Ayah sudah puluhan tahun,  Ibu saya selalu memilih “Kambing Premium” saat beliau berkurban. Harga nilai kurban kambing premium di kanal Dompet Dhuafa tahun ini senilai Rp 2.975.000 ,- . Saat ini Dompet Dhuafa telah bekerjasama dengan e-commerce dan fintech dalam mengembangkan sistem digitalisasi pengelolaan zakat dan kurban. Karena digitalisasi memudahkan pengumpulan dan pengelolaan zakat, serta kurban. Terakhir Almarhumah Ibu melakukan pembayaran kurban ke Dompet Dhuafa masih dengan transfer bank yang dilakukan oleh Almarhumah Keponakan saya. Insya Allah tahun 2019 dan seterusnya semangat #JanganTakutBerkurban bersama Dompet Dhuafa akan terus bergelora di diri hingga akhir hidup saya pula. Aamiin....Apalagi saat ini banyak kanal-kanal kemudahan layanan berkurban seperti QR Code, payment online, e-commerce, jemput kurban dan masih banyak lagi.

Peternakan Pemberdayaan Dompet Dhuafa


Bersyukur pula saya dapat melihat langsung ke peternakan pemberdayaan Dompet Dhuafa. Tahun 2018 saya beruntung dapat berkunjung ke peternakan yang berlokasi di Subang Jawa Barat. Tahun 2019 saya kembali mengikuti sociotrip ke Saung Ternak Kahadean  Kelompok Ternak Al – Ikhwan di Kelurahan Cikondang Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. (Jujur, ini bukan kampungya artis kondang Justin Bieber). Perjalanan dari Filantrophy Building di Warung Jati hingga Saung Ternak Kahadean memakan waktu hingga hampir 6 jam! Sejujurnya saat pulang terasa lelah, karena perjalanan kembali juga memerlukan waktu hampir 6 jam juga, sedangkan kita di area peternakan hanya 3 jam saja. Tetapi sungguh saya sangat merasa senang dan bahagia bisa melongok peternakan  hewan-hewan yang akan menjadi kendaraan kita menuju surga (Aamiin). Saya jadi lebih menghayati ibadah kurban tersebut. Kalau hanya mentransfer uang untuk pembelian hewan kurban khan kurang berkesan ibadahnya, apalagi kita nggak menyaksikan langsung penyembelihannya. Tetapi nggak perlu khawatir juga bagi kalian yang berkurban melalui Dompet Dhuafa, karena saya sudah menyaksikan sendiri kok bagaimana peternakan hewan kurban kita di budidayakan dengan QC yang sesuai standard kesehatan dan syariah tentunya. Melalui pendekatan pemberdayaan peternak lokal yang mandiri dan telah melalui tahapan seleksi, peternak dapat memastikan kualitas hewan kurbannya di dampingi oleh tim program Dompet Dhuafa.