Saya menghadiri 14th Leaders
Dialogue yang diselenggarakan Entrepreneurship and Leadership Department BEM
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Thema dialog Senin tanggal
16 November 2015 adalah “Explore Foodhype Era With Innovative Culinary
Business”. Yooo,usaha kuliner yang tidak pernah tergerus oleh zaman – semua
orang perlu makan dan tentunya kita perlu inovasi dalam bisnis ini agar tidak
sekedar sebagai pedagang makanan pinggir jalan kebanyakan yang pesaingnya juga
berjejer sepanjang jalan di Indonesia.
Thema ini sangat menarik bagi
saya, begitu melihat bahwa acara ini “Open for Public” dan diselenggarakan di
Student Centre FEB UI (karena beberapa kali saya mengikuti kegitan, kuliah
informal dan seminar di ruang tersebut) maka saya segera mendaftar di waktu
yang mepet sehingga nggak sempat mengajak teman. It’s okay mah kalau yang
namanya merauk ilmu, gak perlu didampingin teman segala...hehehe,,,paling di
lokasi sapa sana sini atau pandangan lurus gak peduli kanan kiri. Yang penting
nyirep ilmu sendirian kemudian menabur manfaat ke banyak umat. Betul gak?! Awas
loh kalau jawab nggak :p
Berhubung nggak ada yang moto2,jd saya juga gak berani moto2 gituh..hehe |
Sessie I : Bisnis Kuliner non Restaurant
Yang sharing di sessie pertama
ini adalah : Mr.Gary Evano, Brand Manager Puyo Silky Dessert yang masih kuliah
di Universitas Prasetya Mulya dan MS.Griselda Valentina, Owner Loco Mama FoodTruck
lulusan universitas di Amerika yang kembali ke Indonesia di tahun 2007
Dimulai dengan Owner Loco Mama
menjelaskan mengenai sejarah foodtruck
di Amerika. Foodtruck di USA pada awalnya ada di abad ke-17. Lama banget
yak?! Yes, saya jadi ingat film-film klasik USA sering terlihat foodtruck
seperti di event circus,dll. Tahun 2008 banyak chef-chef resto dikarenakan
resesi mereka membuka foodtruck dengan thema/ciri khas masakan Mexico.
Sedangkan di Indonesia perkembangan bisnis food truck baru berkembang di tahun
2013, baru ada 3 foodtruck. Tahun 2014 Indonesia terdapat 14 foodtruck dan 2015
berkembang menjadi 60. Ini akan terus bertambah.
Loco Mama berdiri bulan September
2013 dengan terinspirasi foodtruck di Amerika saat owner kuliah disana. Karena
lazim-nya foodtruck menyajikan makanan Mexico, maka Loco Mama juga menjual
makanan Mexico karena pasarnya ada, belum terlalu banyak makanan Mexico yang
menjual di pasaran serta banyak terbuat dari bahan seperti jagung dan beras
yang merupakan makanan pokok kebanyakan orang Indonesia. Untuk lebih
menyesuaikan dengan selera orang Indonesia maka menu di Loco Mama dapat di
customized, seperti jenis sambel atau topping-nya. Dengan modal terbesar untuk
membenahi “truck”-nya, bahkan hingga memakan waktu 6 bulan Loco Mama
menggunakan mobil model klasik dengan warna oranye supaya nge-hip! Total modal
dana yang dikucurkan di bisnis ini ketika itu adalah sekitar Rp 500 juta.
Tantangan berbisnis foodtruck
versi Loco Mama adalah : Masalah perizinan, Memilih lokasi yang tepat, space
yang terbatas dan mobile alias berpindah-pindah lokasi sehingga jangan sampai
ada bahan yang tertinggal di dapur pusat. Rencana pengembangan bisnis
berikutnya masih belum terbayang, tetapi yang jelas jika membuka Loco Mama maka
masih menggunakan clasic truck untuk model-nya. Untuk perizinan dalam membuka
usaha ini memang masih belum pasti, namun pajak reklame harus dibayarkan.
“Jatah preman” toh masih ada aja pasca reformasi, bahkan dilakukan oleh rakyat
dan beberapa ormas tertentu. Brand Loco Mama berikut logo dan lainnya telah
dipatenkan. Sedangkan soal standard rasa harus ada SOP dan ada training –
misalnya bagaimana ukuran timbangan suatu makanan. Untuk main kitchen/central
resepnya sih sudah di-“lock” oleh owner-nya, sehingga chef hanya meracik bahan
dan bumbu yang telah disediakan oleh main kitchen.
Ini pudding benar-benar
kreatifitas dari kaum muda. Founder-nya kakak beradik, Adrian (21 tahun) dan
Eugene (19 tahun). Baru hadir di pasar pada bulan July 2013 dan kini mereka
telah memiliki 16 stores dan dalam waktu yang singkat akan berdiri 1 store
lagi. Bisnis mereka dimulai melalui Instagram, kemudian bulan Agustus 2013
mengikuti bazaar, bahkan pernah bazaar di UI dan nggak laku! Baru-lah saay
mengikuti event bazaar Museum Market pudding mereka laris habis. Bulan Oktober
2013 Puyo membuka gerai-nya di Living World dengan alasan dekat dengan rumah
founder-nya, kemudian membuka lagi di Gandaria City. Modal awal yang mereka
keluarkan adalah 5 juta rupiah saja! Soal kehalalan Puyo sedang mengurus
sertifikat halal-nya di MUI, tetapi ternyata ini membutuhkan prosedur yang
tidak sebentar. Yang jelas sih produk mereka terbuat dari bahan nabati dan
bahan-bahan yang sudah ada sertifikat halal, termasuk susu-nya yang bahkan
seorang vegan-pun masih dapat menkonsumsi produk Puyo.
Brand Manager Puyo menyarankan
dengan tegas kepada yang masih kuliah dan sudah mulai terjun di dunia bisnis,
sambung-sambungin deh antara kuliah dan bisnis. Jangan berhenti kuliah!
Selesaikan dulu deh paling nggak tuh kuliah.
Strategi marketing Puyo yang
paling memiliki pengaruh adalah soal tempat. Produk harus merata penyebarannya
sehingga mudah di dapatkan dan menguasai pasar. Harga lebih mahal bukan masalah
untuk menghadapi persaingan selama produk mudah di dapatkan. Misalnya saja ada
pesaing yang harganya lebih murah tetapi sulit di dapat, sehingga pelanggannya
harus naek angkot dulu disambung ojeg dan masih jalan kaki pula untuk
mendapatkan produk tersebut. Meskipun lebih murah kebanyakan orang lebih
memilih produk yang mudah di dapat walaupun sedikit lebih mahal. Untuk promosi
Puyo juga banyak bekerja sama dengan beberapa instansi, misalnya Fuji,
Gojek,Dagelan,dll. Tidak ada target market tertentu yang berdasarkan usia atau
social ekonomi pelanggan. Pokoknya semua target pasar. Banyak ibu-ibu yang
belanja Puyo untuk anak-anaknya. Tetap sih pelajar dan mahasiswa sebagai
perkiraan target pasar karena para ibu itu belanja Puyo untuk diberikan kepada
anak-anaknya yang pelajar dan mahasiswa. Eeeeit, jangan salah nih, justru
ibu-ibu usia 30-an banyak yang beli ini itu untuk dirinya sendiri loh, atau
seperti banyak kerabat saya yang berusia 45-55 tahun ternyata mereka membeli
jajanan atau makanan justru untuk orang tua mereka. Apalagi untuk lansia,
pudding ini cocok karena rata-rata gigi mereka sudah nggak kuat makan makanan
yang keras...hehehe..
Tantangan terbesar Puyo justru di
HRD. Staff di lapangan banyak yang “konyol”, gak tauk diri. Sepertinya ini sih
tantangan terbesar bangsa Indonesia deh,,,hihihi....Saya pribadi juga sering
ngalamin masalah ini. Orang tuh banyak yang memerlukan pekerjaan tetapi
sebenarnya mereka “belum bisa kerja”, udah gitu sering banget minta gaji yang
nggak sesuai sama kerjaan dia. Hadeuuuh...Yuk ah, kalau kita kerja
jujur,disiplin dan loyal juga yang namanya duit ntar datang ke kita kok. Selain
ini tantangan Puyo adalah produksi yang saat weekend masih suka keteteran.
Tips dan Triks dari Owner Loco Mama : Build network dan persistensi
dengan memiliki passion terhadap bisnis tersebut.
Tips dan Triks dari Brand Manager Puyo : Bikin network/peluang,
kenal banyak orang, cari inspirasi dan dapetin teman yang benar yaitu teman
yang memiliki visi yang sama dengan kita.
Sessie Ke-2 dengan pembicara dari Cake A Boo dan Goedkoop. Nah, yang ini restaurant yang berkonsep dan memang menetap di satu lokasi tertentu. Nexttime aja saya nulis tentang bisnis kuliner dengan sistem restaurant ya :)
Sessie Ke-2 dengan pembicara dari Cake A Boo dan Goedkoop. Nah, yang ini restaurant yang berkonsep dan memang menetap di satu lokasi tertentu. Nexttime aja saya nulis tentang bisnis kuliner dengan sistem restaurant ya :)
Paragraf terakhirnya kenapa jadi sensi yah ?
ReplyDeleteWah semoga sensi-nya bs membawa ke arah kebaikan. Berpikir positif aja yah :)
Delete