Showing posts with label Tanah Suci. Show all posts
Showing posts with label Tanah Suci. Show all posts

Wednesday, 23 November 2016

SKV Group Berbagi : Aksi Filantropi di Hari Jadi Sang Pendiri

Rasulullah pernah berkata sambil memberi isyarat dengan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah berdempetan , dan beliau merenggangkan kedua jari lainnya , “Aku dan pengasuh anak yatim berada di surga seperti ini”

Kemudian dari Abu Umamah, Rasulullah berkata,”Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh adalah aku bersama di surga seperti ini.” Beliau mensejajarkan dua jarinya.
Lengkapi desain musholah rumahmu dengan ini (Pic.Pribadi)
Masya Allah, betapa indah dan “mudah”-nya kita berdekatan dengan Rasulullah di surga, yaitu dengan berbagi kasih sayang dengan anak-anak yatim. Jika kita mendapatkan kebahagiaan di dunia, maka berbagi adalah cara agar lebih berbahagia – apalagi berbaginya kepada anak-anak yatim. Inilah yang dilakukan oleh SKV Group yang menaungi Bursa Sajadah. Sekaligus dalam rangka memperingati hari jadi ke-67 pendirinya, H.Syahir Karim Vasandani, SKV Group melakukan kegiatan CSR di 7 kota di Indonesia dengan berbagi keberuntungan dan kebahagiaan ke 8 panti asuhan dan pondok pesantren  yang berada di sekitar lokasi cabang toko Bursa Sajadah. “Kegiatan bakti sosial ini kami laksanakan sebagai salah satu wujud nyata tanggung jawab sosial dengan memberikan santunan kepada mereka yang kurang mampu.” Demikian ungkapan H.Syahir Karim Vasandani. Sebelumnya SKV Berbagi juga telah memberikan bantuan kepada anak yatim dan hafiz Qur’an di bulan Ramadhan lalu 

Thursday, 9 April 2015

Mejeng di Femina Magazine


Majalah Femina No 14/XLIII , 4 - 10 April 2015
Nama dan foto diri saya terpampang lagi nih di Femina terbaru, Nomer 14/XLIII 4-10 April 2015. Untuk kesekian kali-nya jadi narasumber/responden media, kali ini tentang film The Sound of The Music yang merayakan ke 50 tahun-nya. Saya sebagai penggemar fanatik sejak kecil lumayan fasih deh jika ditanya mengenai film ini – apalagi beberapa bulan lalu saya bertekad untuk mengikuti tour-nya di Austria. Cari-cari informasi di Destination Europe dan impian tersebut tercatat di Mengarungi Liburan Impian dan Europe Dreams.
Narasumber/Responden yang seorang lagi tinggal di Singapore. Sama hal-nya dengan saya yang mengenal film ini karena diperkenalkan oleh Ayah, bukan Ibu! Narasumber ini juga telah berkunjung menapak tilasi film kisah hidup ini di tempat asalnya. Barangkali karena ini-lah maka cerita asal muasal kisah saya yang menyaksikan film ini  dan rencana saya ke Austria tidak dicantumkan di artikel tersebut. Sayangnya nama saya di halaman  tersebut : Anna R. Nanawing , padahal yang benar khan Anna R.Nawaning.




Ternyata sudah beberapa tahun ini saya tidak menonton film masa anak-anak yang sangat indah ini. Miss You, Dad...Thanks, Dad yang telah memperkenalkan film ini kepada saya. Semoga keindahan di alam kuburmu menandingi keindahan taman di film ini, kemerduan music dan lagu di alam kuburmu melebihi indahnya alunan backsound film ini. Untaian doa-ku, Anak-mu, semoga lebih menenangkan dan menyejukkan alam dimana dirimu berbaring...

Edelweiss, Edelweiss, Every morning you greet me

Small and white, Clean and bright, You look happy to meet me.

Blossom of snow, May you bloom and grow, Bloom and grow forever...

Semoga Allah memberi saya jalan untuk terbang ke Austria di tahun 2016 - 2017 bersama My Lovely, walaupun suasana ala Austria bisa kami temukan ketika kami sedang menyusuri negeri dimana kami bertemu... Biarpun sudah ke Eropa tetapi saya belum sempat mampir ke Austria :)
Bermimpikah saya??? Ya, tetapi saya yakin semua akan terwujud selama saya senantiasa memohon ridho dan rahmat-Nya – seperti impian saya ke tanah suci yang dalam waktu singkat MahaCinta wujudkan. 

Dijadikan headline cover depan. Pada halaman ini saya yang ditengah, Pink.

Komen saya yang di note dengan jarum warna pink :)

Sekilas pengalaman ini juga terpampang di Majalah Femina No 28/XLI 13 – 19 Juli 2013. Halaman “Liputan Khas : Umrah : Ibadah Liburan?”. No, saya tidak hanya umrah di tanah suci. Entahlah bagaimana lagi saya harus bersyukur, karena Maha Pengasih memberikan saya rezeki dahsyat dengan memberikan saya kesempatan wukuf di Arafah 9 Dzulhijah pada usia muda :)
Mau lebih lengkap membaca cerita saya tentang Tanah Suci? Buku-nya sedang saya re-packing...tentang ke Tanah Suci saat usia dini. Insya Allah setelah cetak kembali akan saya bagi-bagikan sebagai hadiah bagi pembaca blog saya :) Mohon doa-nya ya...

Monday, 15 November 2010

Story from Arafah

Hari ini, 15 November 2010, jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul dan berdoa bersama di Arafah. Sebuah kenangan yang tergores di pengalaman hidup saya melaksanakan kewajiban yang seumur hidup hanya sekali. Ibadah yang dibanggakan kepada malaikat-Nya...bagi saya itu terjadi sebelas tahun yang lalu. Sebagian kisah akan tertulis di buku saya yang akan terbit, mohon doa-nya atas terbitnya buku ini.

Inilah satu bagian dari cerita di Arafah yang saya alami di tahun 1999 :

-->
PENJUAL MAKANAN DI ARAFAH
Bagi jamaah yang menunaikan ibadah haji di tahun 2006 mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya ketika menjalankan ibadah haji tahun 1999, yakni haji Akbar yang wukuf di Arafah-nya pada hari Jum’at. Suatu keberuntungan tiada tara, namun cobaan sempat mendera jamaah haji dari Indonesia di tahun 2006. Mereka mengalami kelaparan ketika di Arafah dikarenakan pihak catering yang tidak dikordinasi dengan baik. Ya Dhoorru, Semoga rasa lapar yang mereka alami dapat diambil hikmahnya dengan sebaik-baiknya bagi hamba-Mu semua. Termasuk kami yang tidak berada disana saat kejadian.
Memang apa yang kita alami secara pribadi walaupun di satu tempat dan di satu waktu belum berarti sama dengan orang lainnya. Apalagi jika waktunya berbeda. Mendengar dan membaca berita mengenai jama’ah haji Indonesia yang kelaparan di Arafah melempar ingatan saya ketika saya berada di Arafah.
Ketika itu tanggal 8 Dzulhijah. Sore hari rombongan saya bertolak ke Arafah dari Mekkah. Jalanan sudah mulai ramai, namun Alhamdulillah kami yang terbiasa menghadapi kemacetan di Jakarta jadi tidak merasakan bahwa kemacetan sore itu begitu menyiksa. Bahkan kami termasuk yang cepat sampai di Arafah. Tenda jamaah haji Indonesia masih kosong. Kami rombongan pertama yang sampai di tenda tersebut.
Bagaikan petugas inspeksi saya berkeliling di sekitar tenda. Ada rasa ingin jajan seperti kebiasaan di Indonesia apabila sedang berkeliling perumahan. Aaahh...tapi saat ini saya sedang berada di Arafah. Lucu banget kalau tiba – tiba ada tukang jualan berkeliling.
Dan “kelucuan” itu memang terjadi! Begitu saya melintasi pagar kompleks tenda untuk melihat Jabal Rahmah ternyata ada wanita yang sedang berjualan. Berwajah khas Indonesia dan saya melihat keranjang jualannya.
“Gado – gado,Mbak.” Wanita itu menawarkan dagangannya.
“Gado – gado??” Aku balas bertanya. Masih belum percaya. Benarkah saya berada di Arafah?
Setelah diyakinkan oleh wanita itu saya langsung memesan gado – gado lontong dagangannya. Sedap! Penjual gado – gado tersebut berasal dari Madura. Tak seberapa lama temannya yang pedagang makanan khas Indonesia datang. Saya membeli makanan yang dia jual juga. Membungkusnya dan makan di dalam tenda bersama beberapa rekan yang terheran – heran melihat saya membawa makanan khas Indonesia seperti saya baru saja belanja di pasar Indonesia.
Mengingat kejadian yang saya alami sore itu di Arafah saya jadi terheran – heran dengan peristiwa kelaparan yang melanda jamaah haji tahun 2006. Bukankah di Arafah banyak penjual makanan Indonesia dan pedagang itu menjualnya juga dengan harga yang murah??
Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.

Tuesday, 26 October 2010

Bertutur Tentang Penerbangan Haji

Kita ngobrolin soal penerbangan haji yuk! Ceritanya nih, tanggal 1 July 2007 di komunitas penerbangan yang saya ikuti ada yang menanyakan mengenai penerbangan haji.Si penanya adalah non-muslim nih.Pertanyaan tersebut meliputi :

1. Berapa jumlah pesawat yang dibutuhkan Garuda untuk mengangkut seluuh jemaah haji? Pesawat apa saja yang digunakan oleh Garuda untuk mengangkut jemaah haji? (non-Saudi Arabian Airline)
2. Apakah di pesawat haji ada konfigurasi untuk Executive Class?
3. Apakah seat pitch di economy class berlaku standar baik pesawat milik Garuda maupun pesawat sewa? Berapa?
4. Apakah Saudi Arabian Airline memiliki kualitas layanan (cabin services) yang lebih superior dibandingkan Garuda?
Pertanyaan lainnya menyusul yah...............

Saya sahutin deh :
RE: Penerbangan Haji - 01/7/2006 22:29:46
Mungkin pertanyaannya bisa spesifik lagi deh, misalnya penerbangan untuk ONH biasa atau ONH Plus
Daku jawab berdasarkan pengalaman aja yaaa....Bukan "perbandingan" dengan Garuda
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines. Sebenarnya seat sudah ditentukan di boarding pass, tp akhirnya duduk bebas. So kalau beruntung bisa dapet duduk di executive class.
Kualitas dan kuantitas makanan sangat baik! "Kordinasi" f/a juga oke utk melaksanakan shalat berjamaah di pesawat terbang.
Ttg "pemilihan" airlines/aircraft bukan kita yang menentukan saat itu, jd tergantung kloter yang kita dapat, dan secara kebetulan saja aku gak dapet Garuda.
Landing di King Abdul Aziz khusus terminal haji (beda sama saat aku umroh th 96, kalau umroh pakai terminal international biasa).
Saat itu gak lihat Garuda sama sekali tuh...
Nah, kalau yg ONH Plus biasanya saat kembali ke tanah air 'bergabung' dengan penumpang umum (Dgn penumpang dr Jedah, Riyadh, dll).Pastinya ada executive class khan....

Si Penanya menanggapi :
Penerbangan Haji - 01/7/2006 23:57:40
Thanks for the detail......
kerennnnnnnnnnnn.............

Kemudian Maherda*, si “pakar” penerbangan haji yang bolak balik ngurusin penerbangan haji menanggapi lagi. :
RE: Penerbangan Haji - 03/7/2006 16:56:06
Hmm...
Jumlah pesawat yg dipakai Garuda untuk Haji reguler gak sama untuk setiap tahunnya, kalo tahun lalu :

- 5 ekor B767-300ER nyewa dari Britannia Airways, 4 untuk Solo & 1 untuk Balikpapan
- 1 ekor B767-300ER nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Banjarmasin
- 2 ekor A330-300 nyewa dari MyTravel Airways, untuk Makasar
- 2 ekor B747-300 nyewa dari Qantas, untuk Jakarta & Medan
- 4 ekor B747-200 nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Jakarta
- 1 ekor A330-300 punya Garuda Indonesia, untuk Aceh

Konfigurasi seat-nya untuk Haji reguler (untuk ONHplus gak tau) yang pasti all-economic semua, 326 seat untuk B767, 407 seat untuk A330nya MyTravel, untuk 747nya lupa sekitar 417-an

Quote dari saya yang di-reply Maherda:
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines

Maherda : Berarti Saudi lagi nyewa dari Kuwait Air, biasa tuh kalo kalo udah musim haji rental pesawat pada fullbooking, sempet baca registrasinya B747nya Garuda yg nyewa dari Air Atlanta kemaren saya masih inget itu pesawat yang tahun sebelumnya disewa Saudi Arabian buat embarkasi Batam.

*Saya pernah loh dipiloti Maherda di Pondok Cabe. Dari Motor – Honda Jazz sampai pesawat terbang...Ceritanya bisa dibaca di : SINI