Showing posts with label bandung. Show all posts
Showing posts with label bandung. Show all posts

Saturday, 19 May 2012

Nuansa Ungu @ Aston Primera Pasteur

Depart from Buaran jam 09.45 pagi bersama Gege  and Gege's Mom. Alhamdulillah perjalanan lancar, walaupun saya sempat ngoceh-ngoceh supaya Gege nggak ngantuk saat mengendarai APV.
Menjelang pukul 12 kami memasuki Pasteur Area Bandung. Dengan mudah menemukan Aston Primera Pasteur Hotel & Conference Center. Weeittss, ternyata nuansa warna hotel ini bernama ungu/purple. Blah, padahal saya menyediakan 2 baju ganti dengan warna ungu juga! Weelleeeh, bisa jadi kloningan para staff-nya nih :D



Lunch @ The Ambassador Coffee Shop
Hanya sekejab saya duduk di sofa lobby, dan kemudian langsung diajak ke The Ambassador Coffee Shop untuk lunch. Nggak banyak tamu yang lunch disini. Saya langsung mengambil prasmanan + bakso tahu Bandung plus ikan asin sambel ijo serta Soto Betawi! Lumayan kenyang euy! Padahal saya masih mau menyicipi aneka makanan yang ada disitu. Hehehe, saya sempat dikira sebagai istri-nya Gege oleh rekan kerjanya. 
Untuk dessertnya saya mengambil beberapa dari French Pastry.Minuman saya hanya minum air putih, sampai 3x refill...kembung deh tuh ;-p


Room 727
Setelah lunch, kami bertiga ke kamar di lantai 7. Tipe Deluxe Twin. Kamarnya minimal modern. Wallpaper-nya terdapat aksen air terlempar berwarna coklat kehijauan. Lemarinya nggak ada pintu. TV-nya menggunakan IPTV! Kalau mau ngenet pakai IPTV dikenakan charge Rp 10.000/hour atau Rp 35.000/24 hours. Karena saya membawa laptop, jadi mending pakek hotspot aja yang ternyata cepat !
Malam hari-nya saya tidur berdua Gege's Mom di kamar ini, padahal rencananya Gege's Mom tidur 1 kamar dengan Ibu Sari,sedangkan saya tidur dengan yang lainnya.


Dinner @ The Ambassador Coffee Shop
Pukul 19.15 saya dan Gege's Mom kembali ke Ambassador Coffee Shop untuk makan malam. Menu-nya banyak yang saya suka, antara lain : Ayam Goreng Mentega, Seafood Mayonaise, Bihun Goreng Hong Kong. Serunya lagi soup kali ini adalah : Sup Kepiting Asparagus! Khusus untuk sup ini saya sampai menambah...hehehe. Dessert yang saya makan adalah mini cake dan Macaroons yang warnanya lucu-lucu....


Breakfast @ The Ambassador Coffee Shop
Sudah banyak tamu yang breakfast saaat kami menuju tempat yang sama saat lunch and dinner kemarin. Saya langsung menuju makanan utama. Di sisi pertama yang saya lihat adalah makanan Eropa : Zuchinne Stuffing, Lyonaise Patato, Grilled Smoked Beef, Chicken and Beef Sausage, Beef Zurichuise, Spaghety Carbonara (Mohon dikoreksi jika ada yang meleset dalam penulisan ;-D). Saya nggak makan diantaranya. Semula ingin makan Carbonara-nya, tapi begitu melihat daging asap merah yang bertaburan nyampur didalamnya...saya-pun mengambil makanan di sisi meja lain. Makanan khas ala Indonesia, diantaranya : Udang Honey Mayo, Fried Rice Seafood dan Kwetiaw. Dah ah, gak ambil lauk yang "berat" - seperti ayam yang juga tersedia. Setelah itu saya masih mengambil Bakso Tahu alias Somay (Kalau di Jakarta), 2 jenis bread diantara banyaknya aneka jenis yang tersedia (kebanyakan ala Perancis gitu deh). Terus minumnya saya minum secangkir kopi plus krimer, juice Guava and ice water.Sebelum keluar dari ruang makan, saya sempat mengambil Yoghourt and Fruit Coctails. Sempat meringis-ringis karena kekecutan...hehehe...


Lunch @ The Ambassador Coffee Shop
Saya yang belum lapar, bahkan masih agak kenyang karena makan pagi dan makan Cilok (Horeee, akhirnya bertemu juga dengan Cilok asli Bandung di pinggir jalan Dago), "terpaksa" harus makan siang. Jam 13-an saya dan Gege's Mom makan ke-4 kalinya di The Ambassador Coffee Shop. Menu yang dihidangkan sejak pertama kami datang sangat bervariasi. Rasanya saya sampai "tolong-tolong" kalau disuruh menyantap semua menu dalam sekejap! #sujudsyukur sambil mengingat surat Al Maidah yang kerap saya gemakan dalam hati :)

Siang ini-pun saya hanya menyantap sedikit demi sedikit hidangan yang tersedia :
  • Secangkir Indonesian Salad alias Gado Gado. Jarang-jarang khan makan Gado Gado pakek cangkir ;-D
  • Soto Bandung.
  • Semangkuk Mie Jawa
  • Es Campur
Hayaaah, boleh dibilang itu saya makan sedikit dan ala kadarnya, karena masih banyak hidangan yang menantang. Tempe Mendoan juga tersaji di menu prasmanan!

Setelah makan siang, tanpa menunggu kami berkemas kembali ke Jakarta. Sebenarnya kami masih bisa stay 1 malam lagi, tetapi karena Gege's Mom keesokan hari harus pergi ke Amsterdam Belanda, jadi kami kembali ke Jakarta-nya hari itu juga.Hhhmmm, Gege's Mom malah ngomong,"Kamu sih kemarin nggak sekalian ngurus visa Eropa. Khan kalau kamu kemarin ngurus visa bisa sekalian ikut aku ke Eropa..." ZzzzZZzzZZ...Ke Eropa (lagi)??? Insya Allah secepatnya saya kembali ke sana (Eropa en Bandung....)  :) *Barusan dapet info - 19 Mei 2012 Gege's Mom sedang berada di Menara Eiffel Paris. Beuuuh, from Paris Van Java kali ini beneran di Paris euy!

Friday, 8 July 2011

Apa Yang Kubawa ke Trans Studio Bandung


Waktu ke Trans Studio Bandung apa aja yah yang saya bawa ?
Diantaranya tas MEXX (oleh - oleh kakak saya dari Belanda) yang saya bawa berisikan :
  • Majalah Aulia edisi Jully 2011 sebagai penyegar iman dan pikiran. Cover-nya juga lagi rame dengan warna-warna yang saya gemari. Model-nya juga lebih dari 1 akhwat dari usia 20-an sampai 40-an.
  • Notebook kertas bonus dari Majalah CHIC. Sumpe dah,walau smartphone bertebaran diberbagai penjuru dunia, untuk agenda atau catatan kecil saya merasa lebih mantap dengan sistem manual. Energi tulisan tangan untuk mewujudkan kreatifitas di pikiran ke alam realita lebih "mudah" terwujud melalui keinginan/impian yang ditulis tangan....(Korban buku & film 'The Secret' ;))
  • HP ZTE dual GSM dan CDMA yang saya beli di Plaza Marina Surabaya February 2011.
  • Make up : Eyeshadow Puteri warna biru - beli di Pasaraya Manggarai untuk Amel yang mau PromDay en dia minta supaya saya mendandaninya, Blush on Caring Colours hadiah dari saat saya menjadi finalis Caring Colours for Your Dream 2007...wuuuiii mudah2an belum expired, Eyeliner blue en silver + Mascara bening merk Oriflame, bedak Sari Ayu Kuning Langsat nyamber dari meja rias kakak saya no.4.
Owkay,itu sebagian kecil yang saya bawa di tas MEXX kain model terbuka "ngegelandot" ;-D Sebagian lagi belum sempat terfoto.
Yang jelas, saya nggak rekomendasi ke kalian yang mau traveling ke indoortheme park macem Trans Studio Bandung dengan bawaan seperti saya ini. Apalagi dengan tas kain model terbuka, sebenarnya resiko barang-barang di dalamnya bakalan bertebaran jika kita main di wahana yang ajrut-ajrutan.

Nah,sedangkan yang saya pakai saat ke Trans Studio Bandung adalah assesoris gelang rantai oleh-oleh Dina Mardiana dari Turky.Gelang manis ini sebenarnya nggak disarankan juga andai kamu mau bepergian traveling yang banyak ajut-ajutannya...hhhmmm,tapi berhubung saat itu saya lebih banyak mau gayanya daripada mainnya,jadi dengan pede-nya saya kenakan aneka pernak-pernik tersebut ;-D Please,don't try this @ home (???)...

Saturday, 29 January 2011

5 Days in Bandung : Hotel...Oh HOTEL!

Nggak, nggak jadi 5 days in Bandung. Akhirnya hanya 4 hari di Bandung, karena hari Jumat saya ada urusan di Jakarta, dan di Bandung ada Hendra yang sudah saya estafet-kan tugas melaksanakan Indepth Interview di kota ini. Sepertinya hal ini mengingatkan kepada saya agar saya menyiapkan Interviewer dan Observer berkwalitas yang menguasai metode penelitian deh! Prinsip network sukses adalah menduplikasikan keahlian atau sistem kepada banyak orang sehingga sistem dapat bekerja secara otomatis tanpa kita perlu bekerja keras!
Oke, disini saya nggak akan membicarakan masalah pekerjaan kok. Saya akan menceritakan tentang seseorang yang seharusnya bekerja secara profesional, di bidang apapun! Anda sebagai tukang bakso, maka jadilah tukang bakso yang profesional! Jangan pernah menyepelekan sekecil apapun tugas tersebut. Loh, gimana sih, katanya gak akan membicarakan masalah pekerjaan? Kok malah ngelantur ke urusan ini? Oke...oke...oke...sebenarnya saya akan cerita tentang hotel di Bandung kemarin! Tentang Front Officer hotel yang salah menempatkan saya selama 2 malam di Bandung.
Pihak perusahaan yang meng-hire saya khan sudah mem-booking-kan hotel untuk saya (sorry jika bahasa awut-awutan ;-D). Perusahaan reservasi dan membayar untuk 4 malam Deluxe Room yang fasilitas-nya : FULL AC, Airport Transfer, Breakfast dan beberapa fasilitas dengan harga Rp 300.000 ,-/night.
Sehubungan saya naik shuttle, maka saya tidak menggunakan fasilitas Airport Transfer. It's okay-lah, dari point Dipati Ukur saya hanya bayar angkot Rp 3000,- ke hotel. Padahal berdasarkan informasi ongkos yang harus saya bayar Rp 2000 ,-. Gak peduli dah, saya saat itu menyodorkan lembaran limaribuan - terserah mau dikembali'in berapa!Dari ngembali'in berapa aja saya bisa ngerti apakah si sopir angkot memang sopir yang profesional or asal dapat duit...hehehe
Ketika diantar oleh petugas hotel ke kamar, memang tidak komentar apa-apa. Pasrah aja dah, kurang perhatian - apalagi saat masuk kamar Lusi - bagian keuangan Markplus menelpon. Kalau bagian keuangan MP yang menelpon pasti saya harus buru-buru menangani dengan fokus...hahaha...
Setelah itu saya baru sadar bahwa kamar yang diberikan kepada saya mirip dengan kamar Hotel Raden Patah Semarang. Hanya ekstra televisi, bahkan fan-nya masih lebih bagus Hotel Raden Patah Semarang - kamarnya juga lebih luas kamar di Hotel Raden Patah Semarang! Terlintas berkata dalam hati,"Seperti ini nih kamar dengan rate Rp 300.000 ,-/malam dengan status deluxe? Gimana standard-nya ya? Sedangkan Hotel Raden Patah yang di kawasan Kota Lama - area wisata saja tarifnya nggak sampai Rp 100.000 ,-/malam." Tapi lagi-lagi saya "pasrah" sambil nyeletuk dalam hati lagi,"Tega amat sih perusahaan sampai ngasih akomodasi ke gue kayak gini?!"

SALAH KAMAR
Hingga 2 malam saya tidur di kamar tersebut. Malam pertama di jam 2 malam terdengar keributan dari gang samping hotel, dan malam kedua di jam 12 malam terdengar suara ramai dari kamar tetangga. Phuuuufff...;-(
Suatu sore, saya kembali ke hotel dari tugas wawancara. Baru sejenak merebahkan badan tiba-tiba telepon berdering, dari resepsionist yang mengatakan bahwa selama 2 malam ini saya salah masuk kamar! Haaahhh????!!! Kucriiiit...pantesan aja! Gimana sih tuh resepsionis yang shift pagi?
Dengan termaaf-maaf seperti orang lebaran resepsionist yang bertugas sore memindahkan saya ke kamar Deluxe yang memang full AC, pantry,coffee maker, bathup....yang memang layaklah dengan rate Rp 300.000 ,-/malam. Saya juga "curhat" soal breakfast hari pertama. Untungnya resepsionist tersebut mengembalikan uang selisih 2 malam tersebut. Hehehe...keuntungan cash untuk saya!
Ampun ya tuh resepsionist yang shift pagi? Kesannya tampang gue nggak mampu kali bayar rate kamar deluxe. Iiiih, sorry, Jack...untuk traveling aja saya biasanya stay di hotel berbintang. Kali ini aja dibayarin perusahaan, jadi saya harus tahu diri dikit-lah. Namanya juga gratisan, jadi dikasih hotel bintang 1 pasrah aja..
Fatal banget ya kesalahan Front Office Hotel yang menerima check in saya? Seharusnya dia profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Wednesday, 26 January 2011

5 Days in Bandung : Taksi ...oh TAKSI!

Hari kedua di Bandung, euy! Kemaren maksudnyaaa....;-D Mewawancara 2 nasabah klien. Pertama di Pasirluyu dan berikutnya di Jl.Asia Afrika, depan Gedung Merdeka. Berangkat naik mobil dan driver-nya klien.Didampingin oleh Marketing-nya klien.
Saat lunchtime saya janjian dengan Hendra Veejay di Cihampelas Walk, memanfaatkan voucher hasil menjawab surver yang diadakan oleh Texas. Tetap aja harus mengeluarkan uang Rp 40an ribu...hehehe. Sengaja saya menghubungi Hendra agar dia bisa mem-backup tugas saya selama di Bandung. Target harus terkejar, dan saya percaya cowok yang satu ini bisa handle Indepht Interview. Hanya saja saya wanti-wanti agar dia berpenampilan layaknya seorang eksekutif. Yang harus dihadapi orang yang berani mengeluarkan uang minimal ratusan juta sekedar untuk "dimainkan"..hehe,bisnis high risk gitu deh!

Taxi & Tariff Taksi
Hari ini saya menghentikan taksi yang salah satu favorit di Jakarta, taksi biru tua berinitial P. Inget cerita saya kemarin khan, yang heran dengan petugas hotel yang tidak menghentikan taksi ini untuk saya?
Sopir taksi menyalakan argo dengan normal. Argo bergerak juga dengan normal. Lega-lah saya! Pudar sudah kekhawatiran saya terhadap buruknya pelayanan taksi di Bandung (sejak dulu!). Begitu sampai di Cihampelas Walk argo menunjukkan angka sekitar Rp 12 ribu-an. Saya menyodorkan uang Rp 15.000 ,- tanpa mengharapkan kembalian. Tetapi tiba-tiba sang sopir meminta pembayaran Rp 20.000 ,-. Menurutnya itu tarif minimum yang berlaku di Bandung. Haaaahhh??? Emang sih ngomongnya sopan, bahkan pakai kata maaf. Bagi saya sebenarnya juga gak keberatan mengeluarkan uang tersebut...taaapppiiiii...benar-benar "nggak banget" deh! Padahal berangkatnya saya naik taksi B yang tarif pertama-nya diatas tarif pertama taksi P dan GR (yang kemarin saya naiki) bayarnya nggak sampai Rp 20.000 ,-
Nah tadi siang saya naik taksi ke kantor klien dari Cihampelas. Taksi GR, memang sesuai argo dan angka di argo tidak sampai Rp 10.000 ,- dari Cihampelas sampai depan kantor klien, taaapppiiii...ditengah jalan sopirnya membuka kaca jendela besar-besar (jadi panas euy!) serta tuh sopir ogah muter alias saya diminta menyeberang jalan (jalan 2 arah) sendiri ke bangunan kantor klien. Alasannya sih pemutarannya jauh! Ckckck...jauh-pun paling tuh argo gak sampai 5 juta. Gue masih mampu bayar,Mang! ;-p

Hhmmm...benar ya quota saya di eve Magazine yang mencetuskan tentang kendaraan umum di Jakarta. Semakin cinta deh daku sama ibu kota negeri-ku yang sebenarnya masih aman dan tentram!

Monday, 24 January 2011

5 Days in Bandung : First Day

Pukul 7 pagi saya sudah bertolak dari rumah, dengan bajaj menuju Sales Counter Day Trans Shuttle Pulo Mas. Membayar tiket seharga Rp 70.000 ,- .Dalam perjalanan menuju Bandung saya duduk di seat 1 samping Driver yang sedang bekerja supaya lancar jalannya. Waw, asyik...seat-nya lega , kaca jendela dan depannya melepas pandangan - seakan saya duduk di dalam tabung kaca. Padahal si berada di Elf berwarna Oranye, tumben, biasanya merah.
Mampir beli bensin di Km 39 dan ke toilet Km 72 sampai di Bandung jam 10-an. Tepatnya di Dipati Ukur...lewat rumah keluarga Rian dan Ari. Dari Dipati Ukur saya dibantu petugas Day Trans menyetop angkot menuju Cihampelas. Berulangkali saya ke Bandung, tetapi baru kali ini datang ke Bandung sendirian. Turunlah saya pas di depan Hotel Cihampelas 1 yang sudah di-booking untuk saya selama 4 malam oleh perusahaan yang saat ini menugaskan saya mewawancarai nasabah klien-nya.

Client's Bandung Branch Office
SMS-SMSan dengan Mbak Devi yang menjadi PIC perusahaan klien.Ternyata Mbak Devi harus ke rumah sakit mengantar anaknya, jadi gak bisa menemui saya. Akhirnya jam 11an dengan mengendarai taksi GR yang distop oleh petugas hotel saya menuju kantor klien di Jl.HR.Juanda. Heraaan deh, waktu menunggu taksi khan ada taksi yang merupakan salah satu taksi favorit di Jakarta,tp petugas hotel tidak menyetopnya - menurutnya taksi tersebut tidak mau menggunakan argo! Loh????!
Sampai depan kantor klien argo belum menunjukkan angka Rp 10.000 ,- akhirnya saya suruh aja Mamang taksi-nya muter.
Di kantor klien yang terletak di Jl.Ir.H.Juanda saya ditemui oleh Branch Manager Bandung yang dengan full help menanyakan apa yang saya perlukan. Saya katakan saja bahwa saya perlu ditemani pihak Marketing pada saat wawancara dilakukan diluar kantor. Siang itu juga saya mewawancara nasabah clien yang sangat talkative dan informatif! Sebagai Interviewer Indept saya menyukai responden seperti ini ;-) Seusai wawancara di salah satu ruangan kantor tersebut saya menelpon 2 Marketing yang nasabahnya akan diwawancara siang ini, namun ternyata ke-2 nasabah tersebut reschedule. Yaaa suuuttraaa-lah saya kembali ke hotel , setelah menyusuri Jl.Dago dan membeli Cilok di dekat Jl.Dipati Ukur. Cihuy Cilok Bandung, jajanan paling enak di seluruh jagad ;-D Tukang Cilok-nya sampai melongo dagangannya saya borong gitu. Dapat bonus informasi berharga dari Tukang Cilok , yaitu informasi nomor angkot yang saya harus naiki untuk kembali ke hotel ;-)

Mini Facial @ Ristra House Cihampelas
Karena hanya mewawancara satu nasabah, siang itu saya kembali ke kamar hotel.SMSan dengan beberapa orang....en tercetuslah keinginan untuk memanfaatkan voucher mini facial yang diberikan oleh Mbak Lien beberapa bulan lalu. Kebetulan voucher berlaku di Ristra House Cihampelas Bandung. Mini Facial senilai Rp 60.000 ,- itu-pun saya manfaatkan. Jalan kaki dari hotel ...mungkin sekitar 300an meter. JJS plus mini facial. Lumayanlah, keluar dari Ristra House jadi terasa enteng...hehehe...kalau di Jakarta sulit dapetin waktu yang tepat.

Beli Ayam Texas @ Cihampelas Walk
Dari Ristra House Cihampelas, saya mampir ke Cihampelas Walk. Asli deh, baru sekali ini saya masuk ke Cihampelas Walk yang konsepnya emang tempat kongkow...Suasana-nya cozy, namun sayangnya nggak ada toko buku disana. Saya berniat membeli makanan untuk makan malam, asyiknya sih makanan khas Indonesia...tetapi dikarenakan melihat logo Texas Fried Chicken dan saya sudah lama tidak makan di fastfood tersebut, akhirnya saya malah beli Pak Eko + perkedel + chicken soup di Ciwalk deh ;-) Lagi - lagi dapat voucher 2 ayam goreng , tetapi berlaku dikunjungan berikutnya setelah kita mengisi survey-nya di internet.

Saturday, 27 March 2010

(Hotel)Wisata Kapuk di Bandung

Seperti di tulisan saya sebelumnya (Bandung, I'm Coming...), dimana saya menulis sekilas perjalanan ke Bandung, yang awalnya ingin menghirup kesegaran udara daerah perkebunan Pengalengan namun terdampar di tengah kota Bandung dan Lembang. Jadilah kami terdampar di 2 hotel berbintang 4 tanpa terencana sama sekali. Suatu keterdamparan yang menyenangkan, tentunya ;-D Kalau terdamparnya harus tidur di trotoar jalan atau halte bus full preman khan tidak menyenangkan, sedangkan terdampar di hotel bintang empat??? Nikmatin aja deeeeh....


GARDEN PERMATA HOTEL (*4)
Mengetahui hotel ini saat melihat bilboard di jalan toll memasuki Bandung. Begitu menelpon hotel tersebut ternyata sebelumnya Mas Tunggal sudah menyimpan nomor telepon hotel tersebut di phone book hape-nya. Entah kapan menyimpannya.
Memasuki halaman hotel, terkesan bukan hotel baru nan modern – tetapi begitu memasuki lobby-nya barulah terasa ‘welcome’ banget nih hotel! Pelayanannya nggak banyak basa – basi namun tetap bersikap ramah terhadap para tamu. Kesan traditional pada interior-nya juga kental. Beberapa lukisan yang terpajang dijual, terlihat dari nilai nominal yang dicantumkan di bingkai lukisan tersebut. Sofa di lobby juga cozy untuk tamu yang ingin leyeh-leyeh menanti keluarganya yang masih berada di luar maupun turun dari kamar. Bahkan begitu selesai check in Mbak Rita langsung turun dari kamar yang kami tinggali di lantai 3 untuk duduk-duduk di lobby. Malam-nya dan paginya saya juga membawa buku bacaan yang saya bawa dari Jakarta, kemudian membacanya di lobby tersebut. Membaca atau menelpon beberapa teman di Cimanggis – Jawa Barat dan Sidoarjo – Jawa Timur.
Hari pertama di Bandung kami dinner di dekat Gedung Sate bersama Om Fakih sekeluarga. Naik Xenia berkapasitas muatan Alphard...hahaha....Mobil Tavera khan ngadat sehingga harusnya mengalami ‘rawat inap’ di Bandung.
Usai breakfast di resto-nya saya menuju lobby...duduk-duduk sambil ngobrol melalui sambungan telepon dengan Rahyudhy (Jakarta) dan Ardian Yunianto (Surabaya). Sederetan dari tempat saya duduk terlihat Sekar dan keluarga Om Fakih tengah bermain bilyard. Om Fakih sempat menawarkan saya bermain bilyar, masih ada tongkat yang tersisa – tetapi berhubung saya perlu merefresh tatacara permainan bilyard, dengan halus saya mengatakan bahwa saya nggak perlu dilibatkan dalam permainan mereka...;-) Hati kecil sih sebenarnya pengen juga....;-D
Siang itu kami pindah ke Lembang. Kali ini saya, Owien dan Mas Tunggal sekeluarga naik mobil Om Yanuar yang datang bersama keluarga. Tavera kami titipkan ke security Garden Permata Hotel. Bravo banget deh untuk para security hotel tersebut yang menolak tips karena sudah dititipkan mobil. Dengan kejujuran dan tanggung jawab mereka menjaga mobil Tavera tanpa berharap materi. Serah terima dan meminta tanda tangan ke Mas Tunggal ketika mobil kami angkut dengan jasa pengangkutan, mereka dengan halus menolak tips yang disodorkan. Oke banget deh, padahal saat mobil ditinggal itu khan kami sudah tidak bermalam di hotel tersebut. So dengan system begitu kami berharap jika kami ke Bandung akan menginap di hotel ini lagi, at least kami akan rekomendasikan ke rekan.

Kalau mau honeymoon di hotel ini juga asyik loh ;-) Check aja di : SINI

HOTEL PUTRI GUNUNG LEMBANG (*4)
Naik Kijang-nya Om Yanuar dan keluarga menuju Lembang. Sempat mampir untuk lunch di Warung Nasi Ampera. Sesampainya diparkiran Hotel Putri Gunung Lembang petugas hotel menyambut kami dengan membawa gerobak! “Lucu” yah? Gerobak tersebut untuk mengangkut bawaan kami, travel bag dan aneka pernak-pernik lain sehingga kami jalan menuju ke kamar hanya dengan menenteng camera plus handphone – pokoknya apa saja deh yang emang mau kita tenteng ndiri. Sekar dan beberapa anak-anak dari para Om membawa PS, netbook, hape, camera digital pocket dan aneka gadge yang mereka pelototin begitu sampai di ‘living room’ depan bawah kamar kami.
Hotel-nya asyik – Iyalah, bintang 4 gitu loh! Owner-nya masih merupakan teman dari salah satu karib Om Pramugara yang sedang bersama kami, jadilah kami menginap disana dengan “harga teman”...hehehe....Saya satu kamar dengan Owien. Walau bintang 4, kamar kami tanpa AC...udaaah diiingiiin gituh,en bahkan udaranya segar. Begitu membuka pintu balkon dihadapan kami terhampar farm dan lambaian pohon Cemara. Berada disana kami seakan membooking area hotel tersebut...area kamar kami memang agak terpisah dari kamar public.
Menjelang sore kami menuju “farm” milik hotel. Aneka tumbuhan sayuran, buah-buahan ditanam di area tersebut. Waw...segar dan sejuk...andaikan semua hotel di Indonesia mengembang biakkan aneka tanaman seperti hotel ini, tentu Indonesia semakin asri dan memiliki ciri khas wisata (apalagi andai tanamannya macam ‘apotik hidup’ atau sayuran tropis!). Bahkan di area hotel terdapat semacam rumah tanaman dengan aneka jenis bunga-bungaan, diantaranya bunga Anggrek.

Tak jauh dari rumah tanaman tersebut, terdapat kandang kuda. Jadilah rombongan kami, yang kebanyakan anak-anak dengan kegirangan tersendiri memberi makan kuda milik hotel tersebut. Pawang-nya juga membuat kuda tersebut beratraksi! Hehehe...so berasa lihat lambang Ferari deh kita....

Foto : Di satu sudut kamar Garden Permata Hotel