Sunday 28 November 2010

3 Malam di Singapore : Back to Indonesia

Alhamdulillah...akhirnya tertanggal 26 November 2010 keinginan saya terpenuhi. Keinginan untuk berkunjung ke 'movie world' pertama di Asia Tenggara. Keinginan tersebut tercetuskan disini . Saya menuliskannya 'movie world', tepatnya sih bernama : Universal Studio Singapore. Hehehe, maklum dong ketika saya menuliskannya salah satu tempat wisata kebanggaan Singapore tersebut baru dibuka 9 hari sebelumnya (18 Maret 2010).

Sumber : Google
Cerita mengenai kunjungan ke Singapore (khususnya ke Universal Studio Singapore) akan saya tulis sesegera mungkin deh. Baru beberapa jam mendarat di Bandara Soekarno Hatta, en masih "ditunggu" oleh laporan pekerjaan nih ;-( Iiih, bulan December 2010 off dari aneka kerjaan dari pihak lain aaah! Mendingan jualan dulu, dapat uangnya juga lebih lumayan untuk plesiran bulan Februari 2011.
Sekilas saja nih saya cerita mengenai hari ini. Pukul 05.15 waktu Singapore saya bangun tidur. Semalam 2 saudara sudah kembali ke Jakarta dengan Lion Air, sedangkan penerbangan saya siang ini, pukul 12.30 by Garuda. Breakfast kali ini juga sendirian di Crystal Cafe. Menu pagi ini yang saya lahap adalah Nasi Lemak yang dilengkapi dengan Kacang Ikan Bilis ,Omelet Onion plus sambal. Babak keduanya saya melahap Cornflake plus milk. Minumnya cukup air putih. Nggak terlalu banyak dibandingkan kemarin, karena beberapa jam lagi saya akan makan di pesawat terbang. Balik ke kamar dan baca-baca The Sunday Times yang digeletakkan di depan pintu kamar tadi pagi.

Transfer to Changi Airport
Jam 8an saya sudah menghubungi Ms.Alise dan Ms.Melisa menanyakan sopir yang akan mengantar ke bandara. Memang sih penerbangan masih beberapa jam lagi, tapi saya senang banget nongkrong di Changi International Airport - jadi saya ingin berlama-lama disana. Tetapi Ms.Alise mengatakan bahwa saya akan dijemput pukul 10.Huu...cuma sebentar dong saya bercengkerama dengan Changi? ;-(
Tepat jam 10 shutle wisatawan datang ke Orchard Grand Court Hotel tempat saya bermalam. Ternyata sudah ada 2 ibu dari Indonesia berada di shutle tersebut. Hehehe, ternyata mereka adalah 2 cewek yang kemarin tour ke Jurong Bird Park bersama kami, dan turun bersama kami di Grand Hyatt Orchard Road. Melihat koper yang mereka bawa...aammmpuuun, belanjaannya berapa kilo tuh?! Sepertinya 50 kilo-an aja sih ada. Secara kemarin begitu turun dari bis wisata seusai tour half day saya lihat mereka langsung menuju etalase salah satu brand. Bahkan My Sis sempat membisiki saya,"Tas cewek ini harganya 8 juta tuh,merk-nya Loewe. Aku punya, belinya waktu ke Eropa."
Oke-lah belanjaan saya kali ini 'kalah pamor' dari mereka, tapi begitu di Changi saya turun di Terminal 1 dan sang driver mengatakan ke mereka bahwa pesawat yang saya naiki adalah Garuda (Full service euy!Kok gue sekarang bangga ya sama airline milik bangsa ini!?Padahal dulu nih airline selalu menjadi alternatif terakhir jika saya ke luar negeri), sedangkan mereka naik Sriwijaya Air.
Saya langsung ke antrian check in counter Garuda. Tiket pesawat, pasport dan GFF Card saya persiapkan. Diantrian depan dan belakang saya orang-orang Indonesia. Terutama yang antri di belakang saya, belanjaan-nya bujubuneng...mereka seperti-nya keluarga. Si cewek nanya ke yang cowok tentang GFF Card yang saya pegang. Dengan "songong"-nya tuh cowok bilang bahwa kartu tersebut nggak ada manfaat apa-apa. Si cewek nambahin kalau toh mereka jarang naik Garuda. Duuuh, member-nya di LCC ya, Ci' ?!
Tak lama dari berkomentar demikian, tiba-tiba petugas check in counter Executive Class menghampiri saya dan meminta saya ke counter khusus penumpang Executive Class. Membuat beberapa penumpang, termasuk orang-orang di belakang tadi yang ngomongin GFF Card beraut ekspresi bertanya-tanya. Hihihi...sorry ya, Guys, saya duluan.....
Mungkinkah hal tersebut karena petugas melihat saya memegang GFF Card? Tapi yang jelas, saya ingin mengatakan ke cowok di belakang saya itu,"Ini loh salah satu manfaat GFF Card.." hehehe...

On The Flight
Kapten yang membawa pesawat yang saya tumpangi sempat lewat di depan saya. Pesawat take off dengan ontime! Namun dikatakan cuaca tidak bagus. Pesawat sempat menghentak 2x saat menembus awan, sehingga membuat para penumpang berteriak - teriak. Saya yang duduk di seat 28A (Pilih belakang nggak masalah, asalkan near window) justru terdiam. Serasa masih berada di Universal Studio nih...hahaha...dan saya sungguh percaya dengan keahlian sang kapten. Oh ya, kali ini kami lebih banyak dilayani oleh Pramugara. Yang menghidangkan makanan di dalam penerbangan juga pramugara-nya. Sempat melihat pramugari-nya pada saat di pintu pesawat dan saat ia menutup laci-laci cabin.
Menu makan siang kali ini adalah Ayam dan Nasi Putih, Salad Tomat Paprika Salada berbumbu lada hitam, roti tawar and butter plus cake yang ditaburi almond. Minumnya saya minta Coke. Pada saat akan take off lagi-lagi kami diberi Orange Juice. Saya-pun menikmati hidangan makan siang itu diiringi suara Afgan dari Inflight Entertaintment yang saya pasang. Weeeiii, pulang pergi diiringi Afgan...hahaha. Sementara anak kecil di sebelah kanan saya menyaksikan film kartun.

Welcome to Home
Baru kali ini saya pulang dan pergi ke dan dari airport dalam perjalanan luar negeri tanpa ada yang mengantar dan menjemput. Banyak sih yang menawarkan ingin mengantar dan menjemput, tapi saya pikir lebih praktis naik Damri dari/ke Rawamangun. Toh setiap hari saya juga ke Rawamangun, dan baru sekali ini pula saya pergi ke luar negeri dengan bawa-an yang super minim. Hari ini pula ada arisan keluarga di rumah Mas Tunggal - jadi lebih baik saya pulang naik Damri aja deh daripada "merusak" acara keluarga.
Nah, begitu keluar dari ruang kedatangan tiba-tiba ada yang memanggil saya. Ternyata ibu yang tadi bareng ke airport dengan saya.Dia nanya,"Pulang kemana, Mbak?" Saya menjawab sambil melambaikan tangan. Baru beberapa langkah tiba-tiba ada yang mencolek...ternyata Tary, rekan penulis yang dulu aktifis FLP dan sekarang kerja di TransTV. Dia akan menjemput ibu-nya yang pulang dari tanah suci. Yup tadi memang di Imigrasi Counter saya barengan dengan rombongan haji. Sejenak kami ber-chit chat ria...
Alhamdulillah dengan selamat saya tiba di rumah. Dari Terminal Rawamangun naik taksi ke rumah, cuma habis Rp 15.000 ,-

Monday 15 November 2010

Story from Arafah

Hari ini, 15 November 2010, jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul dan berdoa bersama di Arafah. Sebuah kenangan yang tergores di pengalaman hidup saya melaksanakan kewajiban yang seumur hidup hanya sekali. Ibadah yang dibanggakan kepada malaikat-Nya...bagi saya itu terjadi sebelas tahun yang lalu. Sebagian kisah akan tertulis di buku saya yang akan terbit, mohon doa-nya atas terbitnya buku ini.

Inilah satu bagian dari cerita di Arafah yang saya alami di tahun 1999 :

-->
PENJUAL MAKANAN DI ARAFAH
Bagi jamaah yang menunaikan ibadah haji di tahun 2006 mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya ketika menjalankan ibadah haji tahun 1999, yakni haji Akbar yang wukuf di Arafah-nya pada hari Jum’at. Suatu keberuntungan tiada tara, namun cobaan sempat mendera jamaah haji dari Indonesia di tahun 2006. Mereka mengalami kelaparan ketika di Arafah dikarenakan pihak catering yang tidak dikordinasi dengan baik. Ya Dhoorru, Semoga rasa lapar yang mereka alami dapat diambil hikmahnya dengan sebaik-baiknya bagi hamba-Mu semua. Termasuk kami yang tidak berada disana saat kejadian.
Memang apa yang kita alami secara pribadi walaupun di satu tempat dan di satu waktu belum berarti sama dengan orang lainnya. Apalagi jika waktunya berbeda. Mendengar dan membaca berita mengenai jama’ah haji Indonesia yang kelaparan di Arafah melempar ingatan saya ketika saya berada di Arafah.
Ketika itu tanggal 8 Dzulhijah. Sore hari rombongan saya bertolak ke Arafah dari Mekkah. Jalanan sudah mulai ramai, namun Alhamdulillah kami yang terbiasa menghadapi kemacetan di Jakarta jadi tidak merasakan bahwa kemacetan sore itu begitu menyiksa. Bahkan kami termasuk yang cepat sampai di Arafah. Tenda jamaah haji Indonesia masih kosong. Kami rombongan pertama yang sampai di tenda tersebut.
Bagaikan petugas inspeksi saya berkeliling di sekitar tenda. Ada rasa ingin jajan seperti kebiasaan di Indonesia apabila sedang berkeliling perumahan. Aaahh...tapi saat ini saya sedang berada di Arafah. Lucu banget kalau tiba – tiba ada tukang jualan berkeliling.
Dan “kelucuan” itu memang terjadi! Begitu saya melintasi pagar kompleks tenda untuk melihat Jabal Rahmah ternyata ada wanita yang sedang berjualan. Berwajah khas Indonesia dan saya melihat keranjang jualannya.
“Gado – gado,Mbak.” Wanita itu menawarkan dagangannya.
“Gado – gado??” Aku balas bertanya. Masih belum percaya. Benarkah saya berada di Arafah?
Setelah diyakinkan oleh wanita itu saya langsung memesan gado – gado lontong dagangannya. Sedap! Penjual gado – gado tersebut berasal dari Madura. Tak seberapa lama temannya yang pedagang makanan khas Indonesia datang. Saya membeli makanan yang dia jual juga. Membungkusnya dan makan di dalam tenda bersama beberapa rekan yang terheran – heran melihat saya membawa makanan khas Indonesia seperti saya baru saja belanja di pasar Indonesia.
Mengingat kejadian yang saya alami sore itu di Arafah saya jadi terheran – heran dengan peristiwa kelaparan yang melanda jamaah haji tahun 2006. Bukankah di Arafah banyak penjual makanan Indonesia dan pedagang itu menjualnya juga dengan harga yang murah??
Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.

Thursday 4 November 2010

Flight Okay.Hotel???



-->
Tadi siang pihak travel agent menghubungi saya lagi untuk konfirmasi flight ke Singapore bulan ini. Akhirnya dapet juga...;-) Hari ini juga saya melepaskan project Asuransi yang sejak 27 July 2010 membuat saya sulit “bernafas” (aiih, lebay!). Taraaaa, selain akan menggunakan penerbangan full service alias Garuda Indonesia (yang emailnya beberapa kali masuk ke inbox saya, mengingatkan bahwa poin GFF saya akan hangus jika tidak digunakan di tahun ini) saya juga mendapat keberuntungan upgrade kamar hotel. Hotel yang beberapa hari lalu saya ceritakan sudah fullbooked karena saya terlalu mepet reservation-nya, jadi saya dialihkan ke hotel yang lebih dekat dengan Orchard Road! Kamarnya juga di-upgrade ke Deluxe Room...hmmm harga promo-nya saja saya lihat untuk permalamnya : Sin $ 219.54 (Single) dan Sin $ 239.68 (Twin/Double).


Foto - foto ini adalah fasilitas yang disediakan oleh hotel yang sedang di-on request oleh pihak travel untuk saya. Kalau melihat dari website-nya saya lebih sreg dengan hotel yang saya ceritakan di SINI, tetapi oke-lah kalau ternyata yang nanti lebih dekat dengan Orchard Road dan MRT terdekatnya adalah Sommerset – yang berarti dekat juga dengan Phoenix Hotel, tempat saya menginap beberapa tahun yang lalu dan saya ceritakan di SINI.
Tadi sih baru konfirmasi penerbangan. Entahlah dengan hotel-nya apakah sudah konfirmasi atau harus “dipindahkan” lagi. Yang pasti dipindahkan-nya juga di hotel berbintang 4 dong ;-)
Oh ya,akhirnya saya ke Singapore-nya gak jadi dengan Amel, karena dia masih harus ulangan umum di tanggal keberangkatan. Insya Allah jadi perginya dengan seorang teman, penulis dan penerjemah yang baru beberapa bulan ini pulang dari Perancis setelah menyelesaikan master-nya dari Erasmus Mundus.


-->