Showing posts with label airlines. Show all posts
Showing posts with label airlines. Show all posts

Sunday, 11 February 2018

Perencanaan Wisata Singapore dan Johor Bahru Malaysia 2018

Tulisan ini saya tulis sebelum Ibu saya meninggal dunia pada tanggal 29 January 2018. Cerita ketika saya merancang perjalanan ke Singapore dan Johor Bahru Malaysia. Dari pengalaman ini saya “kapok” membeli tiket promo atau penginapan berdiskon yang tidak bisa refund/reschedule. Kenapa? Mungkin di akhir tulisan ini dapat diketahui mengapa saya kapok membeli beraneka dengan “harga khusus”...

Tiket pesawat Cengkareng – Singapore – Cengkareng dan penginapan selama 4 malam sudah terkonfirmasi dan terbayar!
Berawal saat saya dan Erny, teman semasa kuliah di UI yang semula berniat ketemuan di Gramedia untuk membayar starter kit Oriflame ternyata malah tercetus untuk jalan bareng keluar negeri. Latar belakangnya simple banget, yakni pasport kami di tahun 2017 tidak terstempel dari imigrasi negara mana-pun juga. Yo wis-lah, pilih negara yang dekat aja untuk kasih stempel ke pasport...hahaha...Awalnya Erny minta kita ke Turky aja, tetapi uhuk anggaran saya belum sampai ke Turky aaah...Masih ada keperluan lain. Lagipula kalau niat ke Turky atau negeri Eropa lainnya harus direncanakan jauh bulan sebelumnya. Sedangkan Erny minta kami pergi bulan ini juga, malah kalau bisa minggu depan – mumpung dia lagi bisa mengajukan cuti dan kedua anaknya lagi nggak perlu ekstra perhatian. Kalau bulan depan salah satu anak-nya harus sudah mempersiapkan ujian akhir, jadi dia harus mendampingi. Selain itu sang suami sudah mengatakan bahwa ada anggaran untuk jalan-jalan keluar negeri, tapi suaminya pasti lagi sibuk kerja jadi nggak bisa nemenin plesiran keluar negeri. Eeeh, sekitar 3 jam dari ketemuan di Gramedia Matraman itu, Erny kirim text dan foto pasport beserta bukti transfer uang ke rekening saya untuk membeli tiket dan penginapan.
Mendadak jadi “travel consultant” deh nih. Erny tidak menjelaskan detail mengenai travel style yang ia inginkan, ketika saya tanyakan ia hanya menjawab,”Terserah elo deh, Na. Gw percaya sama loe aja, khan elo yang pengalaman jalan-jalan disana...” Yeeey, emang sih daku udah pengalaman banget ke Singapore, tetapi khan selama berkunjung ke Singapore saya menggunakan fasilitas travel yang...penerbangan full serviced (Singapore Airlines atau Garuda), hotel berbintang 4 – 5 (Pernah sekali bintang 3), makan di restaurant full AC dan transport selain MRT, saya nggak segan membayar taksi jika nggak mood naik MRT. Baiklah, daku akan membuat travel planning dengan standard yang sedang-sedang saja...hahaha, pokoknya yang masih terjangkau tapi nggak cari “susah”!

Source : Jetsrar

Penerbangan Jakarta – Singapore
Sebelumnya jika ke Singapore saya selalu menggunakan penerbangan full service (Hanya yang di tahun 2012 saya menggunakan JetStar yang bersyukurnya ontime dan cabin-nya banyak seat kosong. Masih dapat roti dan air mineral juga. Tahun 1995 pernah juga naik airlines Sempati yang sekarang sudah tidak beroperasi) . Kali ini saya mencoba LCC deh – apalagi saya belum pernah menggunakan penerbangan Air Asia. Penasaran, pengen coba... Bersyukur jam yang cocok penerbangannya memang Air Asia yang estimasi time arrival-nya jam 14. Berarti khan pas siang, dan nggak kesorean. Begitu sampai di Singapore kondisi masih terang dan saya juga bisa mencoba naik MRT dari Changi ke penginapan/tengah kota. Selama ini saya selalu naik taksi atau airport transfer dari pihak hotel jika ke tengah kota/hotel.
Pulangnya saya pilih penerbangan Singapore – Jakarta dengan airlines JetStar yang departure time-nya pukul 11. Nggak terlalu pagi dan nggak terlalu siang.
Untuk kedua penerbangan saya tidak melakukan pembelian bagasi dan tidak juga membeli polis asuransi. Hanya 4 malam, jadi saya pikir bawaan kami tidak terlalu banyak-lah, masih bisa ditampung cabin. Lagipula selama ini saya nggak pernah tuh beli bagasi, karena penerbangan saya selama ini memperbolehkan menitip bagasi seberat 20 – 30 kg! Pernah lebih dari segitu, masih nggak dikenakan pembayaran tuh...hihihi...jangan ditiru perbuatan bodoh yang saya lakukan seperti cerita saya disini : Luggage Terbatas?!...Nggak Deh!

Total yang harus kami berdua bayarkan untuk pembelian tiket pesawat Jakarta – Singapore PP adalah Rp 2.282.396 ,- 

Tuesday, 26 October 2010

Bertutur Tentang Penerbangan Haji

Kita ngobrolin soal penerbangan haji yuk! Ceritanya nih, tanggal 1 July 2007 di komunitas penerbangan yang saya ikuti ada yang menanyakan mengenai penerbangan haji.Si penanya adalah non-muslim nih.Pertanyaan tersebut meliputi :

1. Berapa jumlah pesawat yang dibutuhkan Garuda untuk mengangkut seluuh jemaah haji? Pesawat apa saja yang digunakan oleh Garuda untuk mengangkut jemaah haji? (non-Saudi Arabian Airline)
2. Apakah di pesawat haji ada konfigurasi untuk Executive Class?
3. Apakah seat pitch di economy class berlaku standar baik pesawat milik Garuda maupun pesawat sewa? Berapa?
4. Apakah Saudi Arabian Airline memiliki kualitas layanan (cabin services) yang lebih superior dibandingkan Garuda?
Pertanyaan lainnya menyusul yah...............

Saya sahutin deh :
RE: Penerbangan Haji - 01/7/2006 22:29:46
Mungkin pertanyaannya bisa spesifik lagi deh, misalnya penerbangan untuk ONH biasa atau ONH Plus
Daku jawab berdasarkan pengalaman aja yaaa....Bukan "perbandingan" dengan Garuda
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines. Sebenarnya seat sudah ditentukan di boarding pass, tp akhirnya duduk bebas. So kalau beruntung bisa dapet duduk di executive class.
Kualitas dan kuantitas makanan sangat baik! "Kordinasi" f/a juga oke utk melaksanakan shalat berjamaah di pesawat terbang.
Ttg "pemilihan" airlines/aircraft bukan kita yang menentukan saat itu, jd tergantung kloter yang kita dapat, dan secara kebetulan saja aku gak dapet Garuda.
Landing di King Abdul Aziz khusus terminal haji (beda sama saat aku umroh th 96, kalau umroh pakai terminal international biasa).
Saat itu gak lihat Garuda sama sekali tuh...
Nah, kalau yg ONH Plus biasanya saat kembali ke tanah air 'bergabung' dengan penumpang umum (Dgn penumpang dr Jedah, Riyadh, dll).Pastinya ada executive class khan....

Si Penanya menanggapi :
Penerbangan Haji - 01/7/2006 23:57:40
Thanks for the detail......
kerennnnnnnnnnnn.............

Kemudian Maherda*, si “pakar” penerbangan haji yang bolak balik ngurusin penerbangan haji menanggapi lagi. :
RE: Penerbangan Haji - 03/7/2006 16:56:06
Hmm...
Jumlah pesawat yg dipakai Garuda untuk Haji reguler gak sama untuk setiap tahunnya, kalo tahun lalu :

- 5 ekor B767-300ER nyewa dari Britannia Airways, 4 untuk Solo & 1 untuk Balikpapan
- 1 ekor B767-300ER nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Banjarmasin
- 2 ekor A330-300 nyewa dari MyTravel Airways, untuk Makasar
- 2 ekor B747-300 nyewa dari Qantas, untuk Jakarta & Medan
- 4 ekor B747-200 nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Jakarta
- 1 ekor A330-300 punya Garuda Indonesia, untuk Aceh

Konfigurasi seat-nya untuk Haji reguler (untuk ONHplus gak tau) yang pasti all-economic semua, 326 seat untuk B767, 407 seat untuk A330nya MyTravel, untuk 747nya lupa sekitar 417-an

Quote dari saya yang di-reply Maherda:
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines

Maherda : Berarti Saudi lagi nyewa dari Kuwait Air, biasa tuh kalo kalo udah musim haji rental pesawat pada fullbooking, sempet baca registrasinya B747nya Garuda yg nyewa dari Air Atlanta kemaren saya masih inget itu pesawat yang tahun sebelumnya disewa Saudi Arabian buat embarkasi Batam.

*Saya pernah loh dipiloti Maherda di Pondok Cabe. Dari Motor – Honda Jazz sampai pesawat terbang...Ceritanya bisa dibaca di : SINI

Saturday, 2 October 2010

(Artikel) Luggage Terbatas?!...Nggak Deeh!

Dunia perjalanan dan penerbangan...aaaiiih, saya cintaaa sekalii ;-)
Namun bagaimana jika bawaan kita sampai overweight??? Deeeuuu, padahal saya bukan termasuk kategori yang gila belanja. Sebatas nemenin dan ngomporin orang belanja sih emang jagonya...hehehe, emang seringkali 'pengamat' lebih (sok) jago dari 'pelaku' ;-D
Biarpun bukan gila belanja namun bawaan overweight sudah merupakan 'tradisi' jikalau saya melakukan perjalanan jauh. Inget deh zaman SMA dulu, kemping hanya satu malam tetapi bawaannya seperti orang yang bepergian 2 bulan – kebayang gak sih, saat itu kita kemping, bukan stay di hotel. Makanya teman-teman lain tenda melongo ,melihat dipagi hari saya menuju sungai dengan pakaian tidur modis sambil menggenggam toiletries bag yang super duper lengkap. Dari sinilah saya tidak pernah membayangkan untuk browsing penerbangan murah meriah namun bawaan kita dibatasi...hiii, gak nahan deh ;-))
Suatu hari, seorang member dunia penerbangan terbesar di Indonesia menanyakan tentang 'Bagasi dan Overhead Penuh', iseng saya lempar salah satu pengalaman saya ketika kelebihan bagasi ini. Biasalah di forum, saling melontarkan uneg-uneg ;-)
Bagasi dan Overhead Penuh From : balqis57 22/6/2006 19:42:55
Jadi inget waktu di KL.
Naik MAS kelebihan bawaannya hampir 25 kg.
Ditegur sama petugas check in en mau dikena'in charge.
Aku ambil setumpuk buku dari koper gede trus aku suruh timbang lagi.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih overweight.
Aku ambil beberapa benda dari koper gede trus aku pindahin ke hand bag yg mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over.
Aku ambil beberapa baju dari koper gede trus pindahin ke tas plastik yang mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over 5 kg.
Aku pandangin isi koper en cari2 barang apa lagi yang bisa ditenteng tangan....dan petugas langsung bilang,"Barang2 yang tadi diambil semua masukin ke koper lagi aja!"
Kali ini aku pandangin petugas dengan tampang tanpa dosa.
Petugas kali ini bilang,"Nggak apa2. Nggak usah bayar kelebihannya!"

Cihhuuuuyyy.....hampir 50 kg euy! Free!!!
Tampang memelas doang modalnya
Re : Bagasi dan Overhead Penuh From : mesaja 03/7/2006 11:48:23
Hahahha.... soalnya yg dibelakang mbak udah ngantri 100 orang. ntar petugas cek in-nya pusing kalo ngurusin mbak seorang aja udah 15 menit, padahal boarding tinggal 30 menit lagi :)
Re : Bagasi dan Overhead Penuh From : balqis57 06/7/2006 22:56:26
Hehehe..nggak kok, Om. Kebetulan saat itu check in counter lagi sepi. En karena saat itu pakai student visa jadi biasanya “dimaklumi” untuk urusan “overweight gratisan” seperti ini.
Biasanya sesama student “kerjasama” untuk perhitungan bagasi, misalnya jatah barang bawaan 25 kg tiap pax, student A membawa 5 kg kemudian student B membawa 45 kg barang. Makanya student B nggak dikenakan charge. Rahasianya check-in pada awal2 counter buka (plus tampang memelas kali yaa…hehehe….). Jadi sebagai penumpang kita harus pinter2 “ngitung quota’ juga kalau mau bawa barang lebih dari 25 kg.
Nah, makanya kalau student mau pulang ke tanah air dengan bawa’an segede lapangan bola mendingan check in awal untuk mendapatkan “quota” atau “merundingkan” dengan penumpang lain yang bawaannya sedikit.
Andai datangnya menjelang counter check in hampir close….wah kemungkinan dapat ‘quota’-nya dikit banget. Kemungkinan kena extra charge-nya gede. Paling asyik sih kalau check in “terlambat” barengan sama orang yg bawa’annya juga banyak. Kalau masih ada sisa ‘quota’ dari penumpang2 sebelumnya berarti khan harus ada yang bayar extra. Nah kalau urusannya spt ini yg paling asyik yg badannya kecil. Kasih alasan,”Laah badan gue khan kecil, badan situ dong yang gede yang seharusnya bayar lebih!” hihihi…
Eh..tp itu kebiasaan student di “sana” dahulu yah….Kalau di "sini" aku gak pernah bawa barang sampai overweight sih! 10 kg dah top banget

Wednesday, 8 September 2010

Malaysia Oh Malaysia...


Foto diatas milik web Malaysia Airlines.
Beberapa hari belakangan ini kondisi depan kantor selalu macet total. Menurut orang-orang hal tersebut dikarenakan demo di Kedutaan Besar Malaysia yang terletak diujung jalan /perempatan Jln Prof.Dr.Satrio dan Jln HR.Rasuna Said. Hubungan Indonesia dan Malaysia lagi gontok-gontokan neh! Hhhmmm...zaman dahulu kala saya juga sempat sebel sama negeri tetangga ini. Gara-garanya dulu banyak orang Indonesia yang dihukum mati, terutama saat ada orang Sulawesi yang dihukum layaknya ayam disana. Uh sebel! Saya jadi menghindar apapun yang berbau Malaysia.
Ceritanya berubah saat saya kuliah di New Zealand.Terlepas dari saya pernah bekerja di dua restaurant Malaysia di Auckland. Saat pulang dari berlibur dari Indonesia 'iseng' saya membeli tiket Malaysia Airlines route Cengkareng - Kuala Lumpur - Brisbane - Auckland - Brisbane - Kuala Lumpur - Cengkareng. Komentar Mr.A yang akan menjemput saya di Auckland,"Kamu kok mau-mauan sih naik pesawat sayur?Nanti campur kambing loh..." xixixixi...dont care,yang penting saya bisa plesiran ke Malaysia dengan semi gratis. Balik ke Indonesia khan bisa overstop beberapa hari di KL tanpa biaya tambahan.
Langsung aja saya cerita saat saya mau balik ke Indonesia dengan tiket return-nya ya.Ternyata saya memang harus menginap di Kuala Lumpur dan penginapannya ditanggung oleh perusahaan penerbangan tersebut di Subang International Hotel ... Horeeeee! Include breakfast!
Thanks,GOD, selama di Malaysia orang-orang disana begitu baik terhadap saya. Saat saya sedang breakfast di hotel, dua cowok Melayu berpenampilan well educated menyapa saya dengan ramah. Mengajak saya mengobrol tentang topik menarik dan bonafid.Pokoke bermanfaat!
Petugas Imigrasi Malaysia menyambut saya dengan ramah juga, memuji penampilan saya - khususnya rambut saya yang terurai. Tanpa ada kesan genit dia menanyakan bagaimana saya merawat kecantikan ....wakakakak,biasa aja kaleeee ;-p
Demikian juga Groundstaff airlines-nya. Tentang ini saya akan ceritakan terpisah di tulisan lain.
Sejak itu saya justru bertanya-tanya...kok orang Malaysia baik-baik dan nggak searogan yang biasa saya baca atau dengar beritanya di Indonesia ya?!Bahkan saya sempat jadi Enrich member,frequent flyer-nya Malaysia Airlines - walau gak aktif sih..hihihi