Monday 16 April 2018

Idealektika Forum #3 : Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mungkinkah jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud di tahun 2019? Atau sekedar mimpi di siang hari nan tak berarti? Waaah, saya sebagai warga negara Indonesia yang baik (hhmmm) merasa optimis loh bahwa Seluruh Rakyat Indonesia mendapatkan jaminan kesehatan dalam ‘Menuju Indonesia Universal Health Coverage 2019’ . Insya Allah...

Pembicara dan Moderator Idealektika Forum #3
Sebelumnya saya ingin bercerita tentang pengalaman keluarga kami dalam mendapatkan  jaminan kesehatan di Indonesia. Tanggal 23 Januari 2018 Ibunda tercinta kami harus dibawa ke rumah sakit, kakak-kakak saya membawa beliau ke Omni Hospital Pulo Mas Jakarta Timur. Rumah sakit ini berjarak hanya sekitar 500 meter dari rumah kami, dan Ibu kami adalah orang yang selalu berupaya agar selalu sehat dengan melakukan tindakan promotif serta preventif. Dengan kesadaran menjaga kesehatannya secara berkala Ibu rutin melakukan check up kesehatan ke Omni Hospital Pulo Mas atau RS Kartika Pulo Mas. Namun beliau sangat menghindari diopname di RS. Prinsipnya jika masih dapat mandi sendiri maka sebaik-baiknya upaya kesehatan yang prima adalah di rumah yang bersih dan terawat. Beliau memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah (dahulu ASKES yang kini berubah menjadi BPJS), tetapi jikalau check up rutin seringkali Ibu tidak menggunakan fasilitas tersebut karena menghindari antrian serta biaya check up-nya diniatkan sebagai sedekah bagi mereka yang benar-benar sakit dan kurang mampu. Pada tanggal 23 Januari 2018  pihak rumah sakit menyarankan kami menggunakan BPJS yang dimiliki oleh Ibu. Pihak rumah sakit benar-benar perhatian dan berupaya yang terbaik bagi kesembuhan beliau. Namun, apa daya ruang ICU di Omni Hospital Pulo Mas sedang penuh. Mereka mengupayakan Ibu kami mendapatkan ruang ICU yang tersedia. Selama di ruangan UGD Ibu mendapatkan pelayanan terbaik dari dokter dan paramedis yang terus memantaunya.. Kami anak-anaknya diperkenankan mendampingi dan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, tentunya kami tahu diri dengan menjaga ketenangan pasien lainnya. Pukul 3 dini hari Ibu kami berangkat dengan ambulan menuju RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat yang dapat menerima Ibu. Dengan pelayanan yang luar biasa baiknya – dari semua dokter, perawat hingga sopir ambulan dan petugas lainnya benar-benar layak diacungkan jempol! Mobil ambulan-nya juga terlihat canggih, peralatan di dalamnya sudah seperti kamar di ICU. Dokter, perawat dan petugas lain turut mengantar Ibu ke RSPAD dan “menyerah terima-kan” pasien secara profesional. Ketika kami menanyakan berapa yang harus kami bayar, ternyata jawabannya adalah “semua sudah beres” alias 0 rupiah! Bahkan mereka menolak tips sebagai ucapan terima kasih dari kami. Masya Allah...sungguh mulia mereka dan semoga Allah membalas perbuatan tersebut dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Singkat cerita, akhirnya tanggal 29 Januari 2018 waktu Dhuha Ibunda kami menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD. Selama seminggu dalam perawatan kami menyaksikan betapa baik dan komunikatifnya para dokter, perawat dan petugas lainnya (termasuk pihak security) di RSPAD. Kami benar-benar merasakan dan menyaksikan Ibu mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan terbaik dalam upaya kesembuhannya – apalagi RSPAD merupakan rumah sakit kepresidenan dan petinggi Angkatan Darat RI yang tentunya harus optimal memberikan layanan kesehatan bagi pasiennya. Seperti hal-nya di Omni Hospital Pulo Mas, kami tidak dikenakan biaya sepeserpun dari pihak rumah sakit selain untuk jasa ambulan jenazah dari RSPAD ke rumah kami. Jumlahnya juga sangat terjangkau bagi keluarga  yang sudah mempersiapkan dana untuk pengobatan Ibu kami. Masya Allah...Alhamdulillah....
Dari pengalaman ini saya merasa optimis bahwa jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia bukan sekedar mimpi. Asalkan semua rakyat Indonesia patuh terhadap aturan yang berlaku dalam upaya menjaga diri agar senantiasa sehat.


DISKUSI PUBLIK KESEHATAN : IDEALEKTIKA FORUM #3 (Mimpi) Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Peserta Diskusi Kesehatan (Dok.Pribadi)
Pengalaman mendapatkan jaminan kesehatan bagi keluarga tersebut menjadi salah satu alasan kuat saya untuk hadir dalam Idealektika Forum #3 yang diselenggarakan Dompet Dhuafa yang berkolaborasi dengan IDEAS, IMZ dan Dompet Dhuafa University. Bertempat di Halal Hotel Sofyan Inn Tebet Jakarta Selatan , hari Rabu 11 April 2018 melemparkan saya pada Idealektika Forum di bulan Desember 2018, dimana saya masih memberikan buah naga merah hasil pemberdayaan Dompet Dhuafa kepada Ibu dan menceritakan mengenai kegiatan Dompet Dhuafa ke beliau. [ Alhamdulillah 3 tahun terakhir ini Ibu mempercayakan Dompet Dhuafa untuk menyalurkan kambing kurban yang beliau donasikan ke pelosok negeri.]
Pada forum ketiga ini narasumber yang hadir adalah : Yusuf Wibisono (Direktur IDEAS), dr. Prasetyo Widi Buwono,Sp.PD-KHOM (Wakil Sekjen PB IDI), Chandra Nurcahyo, SKM (Assisten Deputi Bidang Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Primer) dan dr.Rosita Rivai (GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa). Sebagai moderator adalah Sifing Lestari (Pemberdaya Kesehatan Masyarakat) dan keynote speaker adalah Yuli Pujihardi (Direktur DD University)
Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga yang berkomitmen dalam upaya memberikan solusi atas permasalahan kesenjangan akses kesehatan. Dompet Dhuafa telah membangun berbagai infrastruktur dan layanan kesehatan serta modal social kesehatan di beberapa kota di Indonesia, dari Aceh, Palembang, Makassar, Papua, Kupang dan 11 kota di pulau Jawa. Semua ini diharapkan mampu membantu pemerintah untuk mewujudkan jaminan kesehatan di berbagai pelosok wilayah Indonesia. dr.Rosita Rivai, GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa menuturkan,”Layanan Kesehatan Cuma Cuma sebagai salah satu pemberdayaan kesehatan Dompet Dhuafa telah mencapai jumlah penerima manfaat sebanyak 208.232 jiwa. Intervensi dalam program ini lebih banyak kepada aspek promosi dan preventif, hingga mencapai 61,29% sedangkan kuratif hanya 38,72%. Hal ini tentu sesuai dengan semangat Indonesia Universal Health Coverage yang ke depan akan menitik beratkan pada kesehatan masyarakat.”
Selain LKC Dompet Dhuafa juga membangun model wakaf pemberdayaan kesehatan Rumah Sakit melalui mekanisme wakaf produktif sejumlah 8 RS Dompet Dhuafa di Bogor, Lampung, Jakarta, Bekasi, Jawa Timur.

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Bogor (Dok.Pribadi)