Showing posts with label Non Fiksi. Show all posts
Showing posts with label Non Fiksi. Show all posts

Friday, 21 February 2014

[IRC 2014] Resensi Non Fiksi : 69 Single Aphrodite The Beauty of Independent Woman


Judul buku   : 69 Single Aphrodite - The Beauty of Independent Woman
Penulis        : Aranda Ara & Reza Syariati
Penerbit      : Warmedia (Cetakan Pertama, Desember 2013)
Halaman     : 221 Halaman

Sesuai dengan judul bukunya, di awal halaman tercantum daftar isi. Uniknya daftar isi 69 Single Aphrodite : The Beauty of Independent Woman ini full colours dengan kertas mengkilat. Yang sungguh saya yang wanita saja mengatakan bahwa semua woman single di buku ini semuanya memiliki paras cantik dan menarik. Setelah membuka lembar demi lembar, walaupun hanya skimming maka dapat terbaca secara pasti mereka memiliki prestasi tinggi serta ekonomi yang mapan. 
Lantas dengan kehampir sempurnaan itu mengapa mereka masih single? Terlalu pilih-pilih dalam memilih suami barangkali ya? Yaaa iya-lah, naik ojek or taksi saja kita pilih-pilih yang pengendaranya gak ugal-ugalan agar selamat sampai tujuan walaupun dalam hati sudah berdoa :)
Di prolog buku Penulis menguraikan perspektif tentang wanita, baik secara sosiologis maupun psikologis, dan hal ini menjadi alasan mengapa buku ini ditulis.
Buku ini merupakan rangkaian awal dari Women Series mengenai 69 wanita lajang dengan berbagai pilihan hidup - mulai dari pengusaha, marketing, dosen, desainer, pengacara, atlet, chef, DJ, model, penulis, penyanyi, politisi, presenter dan lainnya. Boleh dikatakan pendidikan mereka sangat tinggi dari berbagai universitas di Indonesia maupun di luar negeri. Bercerita pula tentang bagaimana wanita mengaktualisasikan dirinya bersama keluarga dan lingkungan sosialnya. 69 wanita ini bukan hanya dari kalangan public figure, namun yang pasti mereka berprestasi dan memiliki fisik yang cantik menarik. Usia-pun beragam, minimal 23 tahun.
Sayangnya cerita mereka kurang terlalu banyak, masing-masing Independent Woman ini hanya mendapat 2 - 4 halaman kisahnya. Harusnya prestasi dan kontribusi positif mereka ke masyarakat bisa digali lagi lebih mendalam, khususnya kehidupan pribadi mereka dengan keluarga lainnya. Hal ini dapat meluruskan pandangan masyarakat yang sering mendesak anaknya yang belum menikah untuk "menikah asal-asalan" dan akhirnya justru melahirkan masyarakat sampah yang tidak memiliki kwalitas.Berkah menjadi wanita lajang khan salah satunya adalah mereka bisa lebih berbakti kepada orang tua atau masyarakat sekitarnya. Itu-lah undangan mereka ke surga :)
Ada statement 1 Single Aphrodite yang saya sukai di buku ini, yakni : Mematuhi perintah ibu adalah hal mulia, tetapi mengorbankan cinta seorang wanita juga bukanlah cara yang beradab (hal 66). Jleb banget khan tuh untuk cowok2 yg nurut sama emaknya untuk dijodohin tapi sempet macarin cewek! Gak punya sikap dan dzolim! Kalau memang sudah ada tanda bakal dijodohin sama ibu-nya, ya jangan nge-zholimin perasaan orang lain dong. Sabar ya, Mbak, cepat atau lambat Allah akan membalas ke-dzaliman pria yang tidak punya sikap itu kok :)

Membaca buku ini saya semakin menemukan kekuatan wanita lajang dalam menjalani hidupnya. Mereka bukan wanita yang sengaja menghindari lembaga pernikahan nan suci. Tetapi mereka lebih cerdas dalam mengisi waktu dan mencapai tujuan hidup mereka :)

Berminat untuk menceritakan keberkahan Anda sebagai wanita lajang? Silakan jika itu dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak umat, syaratnya : kamu wanita lajang yang memiliki segudang aktifitas, baik bisnis maupun karir, usia 23 - 50 tahun, good looking, mempunyai achievement di profesinya masing-masing dan ingin berbagi ke masyarakat tentang kehidupan menjadi Independent Woman.


From : Timeline Cita Cinta - Majalah Dwi Mingguan Wanita (Jumat, 21/02/2014)


Monday, 25 June 2012

Cinta #JakartaBanget

Ini cerita tentang Jakarta. Bukan sekedar Jakarta yang biasa. Ini memang cerita tentang Jakarta yang luar biasa. 47 Penulis bersatu untuk mengekspresikan kisah mereka tentang Jakarta, berbagi kepada sesama dan pada saat mereka telah disatukan dalam sebuah buku #JakartaBanget mereka berkumpul di Museum Fatahillah . Salah satu diantara mereka adalah : Saya yang  terus bersyukur bahwa saya lahir dan memiliki banyak cinta di Jakarta. Saya yang pernah bertahun tinggal dan mencintai beberapa kota di dunia tetap memiliki keyakinan bahwa kota kelahiran saya memiliki banyak keragaman yang tidak akan pernah dimiliki oleh kota mana-pun di dunia.Saya yang mengirimkan naskah untuk antologi ini tanpa memikirkan bahwa naskah saya harus terpilih di dalam buku , karena menulis adalah sebagian nafas.Selain itu yang utama adalah sebagai ungkapan cinta kepada Jakarta yang kerap "dizhalimi" oleh penduduknya sendiri (Bahkan penduduk tidak resmi!), serta saya ingin berkontribusi kepada para disable bersama rekan-rekan berhati mulia di Rotary Batavia Jakarta. Jadi lolos atau tidak lolos-nya naskah saya bukanlah suatu hal yang penting, karena itu urusan Tuhan yang bersedia atau tidaknya menerima amal saya tersebut :)
Bahkan saya tidak tahu pasti ini naskah saya  keberapa yang diterbitkan dalam buku. Tulisan saya yang dimuat di media mencapai ratusan, dan yang masuk dalam buku antologi bersama berjumlah belasan. Hampir semuanya (antologi) untuk amal kepada dhuafa dan kesehatan kalangan tak mampu secara ekonomi untuk berobat. Beberapa buku diantara yang memuat tulisan saya tidak saya miliki.Bertambah lagi PR untuk membuat portfolio karya :) Rasa bahagia begitu mengetahui bahwa tulisan saya masuk dalam antologi ini justru karena saya dapat masuk dalam sejarah Rotary Batavia Jakarta, komunitas berhati mulia - mereka yang di dalamnya masih memiliki kekayaan hati untuk berbagi kepada sesama. Itulah berkah dan anugerah sesungguhnya!


Saya menjejakkan kaki di pelataran Museum Fatahillah bersama Mpok Yuli. Sebenarnya ibu saya yang baru pulih kesehatannya ingin datang juga, tetapi kalau beliau ikut serta maka kami harus menggunakan mobil pribadi. Sedangkan saya bertekad untuk menikmati perjalanan menuju daerah Kota Lama dengan menggunakan TransJakarta. Dress ala None Jakarta telah saya siapkan di goodiebag. Tetapi karena acara yang sudah dimulai pas saya mengisi absen dan saya tanya ke panitia bahwa tidak semua hadirin mengenakan dresscode maka saya tidak jadi mengganti dress tersebut. Saya tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan hadiah Dresscode Terbaik, namun semampu mungkin saya akan mematuhi dresscode setiap kali saya hadir dalam suatu acara. Aaaah, barangkali dress ala None Jakarta itu akan saya gunakan saat mengikuti Pilkada Juli nanti.*bakal bengong gak ya para security di lingkungan rumah saya? :)

Memasuki salah satu ruang di Museum Fatahillah kami disambut oleh senyuman sumringah Sang Presiden Rotary Batavia , Mpok Ira Latief. Dua Abang MC  , si "Banci Tampil" dan si "Pacar", telah bercuap-cuap di hadapan yang hadir.Interaksi mereka yang terkesan ringan namun memotivasi dan menginspirasi saya untuk lebih mengenal sejarah kota dimana Ayahanda tercinta dimakam-kan.
Mpok Angkie yang datangnya berbarengan waktu dengan saya dan Mpok Yuli membacakan puisinya.Ini kali ke-dua saya menyaksikan performance Mpok Angkie setelah sebelumnya melihatnya di Malam Penobatan FFF 2008 di Upper Room belakang Hotel Nikko (sekarang Pullman).


Treasure Hunt Museum Sejarah Jakarta
Kami dibagi menjadi 4 kelompok untuk mengikuti Treasure Hunt. Saya masuk kelompok 'Gambang Kromong" bersama Mpok Asta Dewanti (Si ABJ), Abang Dokter Randhy (Siapa Mau Senyumkan Jakarta??), Mpok Ratna Indahswari (Surat Untuk Pak Gubernur). Non penulis : Mpok Yuli dan Sang Suami ABJ :)
Dimulai tiap kelompok menciptakan YelYel kemudian menyusun Puzzle kertas bergambar petunjuk kemana kami harus menemukan post pertama.


Yeaaay...Finally We find it!
Ada 5 post yang harus kami datangi, berakhir di Meriam si Jagur yang terkenal itu.Untuk mendapatkan post 2 (Petunjuknya Duit) membuat kami harus naik turun tangga beberapa kali. Mpok Yuli ngomong,"Untung loe gak jadi ganti kaen Betawi (Baju ala None), kalau jadi khan repot tuh..." Saya nggak sependapat,"Nggak masalah kalau pakek kaen Betawi. Modelnya khan sarung, jadi gue masih bisa bebas kesana kemari bergerak. Lagipula kalau pakek baju None Betawi foto-foto gue khan bakal keren. Nuansa-nya beda kalau foto di museum!" *Tetap yak pikirannya foto-foto? ;p Kalau pakek kebaya encim jadul khan udah kesampe'an waktu Adventure Culinary 2012.
Dari Treasure Hunt ini terpilih 1 pemenang, yaitu kelompok 'Abang None' yang anggota-nya, antara lain Mpok Angkie, Abang Leo yang kontestan AFI Indosiar (Welcome to the City of Dream) dan Abang Ferry Guntoro (Tempat Suci di Pasar Baru), salah satu founder "Love Our Heritage" *Bang, kapan-kapan ajak ane jalan-jalan ke kuburan dwuoong ;-D. Oh so sorry, Abang yang berbaju merah di kelompok ini saya nggak ingat nama-nya karena kami nggak berkenalan langsung :D
Hohoho, kelompok bolehlah menang, tetapi saat Abang MC menanyakan tentang patung dewa yang namanya menjadi nama brand yang sangat di-hunting oleh sosialita , mereka menampakkan raut kebingungan. Hahaha, saya en Mpok Yuli sampai gemas en cekikikan,"Hihihi...duh,mosoq sih pada nggak ngerti? Padahal sebelum nama-nama Belanda itu meluncur di pikiran, kita malah "kesangkut" sama nama dewa ini." Yup, HERMES , patung yang berada di Museum Fatahillah ini ketika saya masih kecil dan melewati Harmoni saya akan mengatakan,"Itu cowok mau maen bowling..."
Mpok Yuli menjawab pertanyaan tersebut begitu disodorkan microphone. Abang MC sampai ngeledek ke kelompok 'Abang None' : "Maklum soalnya kantongnya belum sampek kebeli tuh brand..." Hahaha, kalau cuma scarft-nya saja sih saya masih mampu deh, tapi kalau untuk beli yang Birkin kok mendingan uangnya saya jadikan untuk membuka toko (lagi) ya, dan uangnya dimanfaatin untuk mereka yang produktif dan berkreasi.
Mau membela diri nih : Kelompok Gambang Kromong nggak sampai duluan ke tempat semula lebih cepat karena kami khan ingin belajar dan menguasai sejarah Jakarta loooowwwh, jadi kami nggak buru-buru kembali ke tempat acara ;D


Best Dress and Best Twitpic
Mudah ditebak siapa yang menjadi Best Dress dan Best Twitpic siang itu. Tapi kok yang menang Mpok-nya saja? Yang Abang-nya nggak ada yang menang nih? :)
Untuk Best Dress ala None Jakarta pemenangnya : Mpok Lia LMB (Aku, Jakarta dan Metromini). Dress ala Cewek Jakarta Modern : Mpok Asta (Si AJB).
Sedangkan yang mendapatkan Best Twitpic : Mpok Elisa Koraag (Cinta Terlarang),masuknya di kategori Fiksi, tapi sebenarnya kisahnya Non Fiksi yang dituturkan menjadi Cerpen. Mendengar kisah cinta Mama Icha ini saya jadi ingin menyanyikan Peri Cintaku-nya Marcell deh ...;D
Setelah acara selesai, kami foto bersama di dekat patung Hermes. Kemudian 'booksigning' :)

Saya sering mendengarkan suara Abang Farid Ardian di UFm, dan saya nggak pernah ngira kalau akhirnya tulisan kami bisa diterbitkan dalam satu buku.
Foto diambil dari @Rotary_Batavia

  • Sehari sebelumnya ,bertepatan ulang tahun Jakarta buku #JakartaBanget 'dimasyarakatkan' ke beberapa media,diantaranya : UFm Radio , MNC News Indovision, SmartFm.
  • Sponsor launching Buku Jakarta Banget adalah : Museum Fatahillah Jakarta, Caring Colours (Saya pernah masuk sebagai 10 Terbaik Caring Colours Care Your Dream 2007  loh ;D , en February 2012 ikutan lagi event Happy Valentine with Caring Colours) , D'Marco Cafe (Sumpee dah, di MKG saya dan Mpok Yuli ngaduk-aduk goodiebag kami berdua , mencari voucher untuk makan disana.*A Confession of Banci Voucher ;-p ), Blitz Megaplex (Saya member Blitz loh *sombong,walau bukan yang gold ;D Terakhir nonton Soegija di Blitz MOI) , Royal Garden Spa (Cihhuuuy, jam istirahat kerja bisa Totok Wajah di dekat kantor ;p) and Seven Eleven (Tempat nemenin keponakan-keponakan beli minuman khas-nya...Sluuuurrp)
  • Mau beli bukunya??? Silakan ke tokonya SINI. Beritanya sudah ada penerbit major yang naksir nih :)
  • Yeaaay...tepat banget tulisan saya di buku ini diletakkan di halaman 57!!! Ini nomer rumah keluarga besar saya di Jakarta, nomer plat mobil pribadi semua yang lelaki tercinta saya belikan untuk keluarga kami...pokoknya hampir semua nickname saya di internet juga bernomer 57 :) Maju ...57 Maju!