Ketika kegiatan “Run 5K – 10K”
semarak di tahun 2014 saya sudah bertekad untuk berpartisipasi. Sudah mendaftar
event lari-nya BUMN terbesar di Indonesia, eh belum sempat transfer uang
pendaftaran. Pernah memenangkan kuis di majalah kesehatan International dengan mendapatkan free pendaftaran event 5K developer property yang mengadakan event lari , eh saya terlambat konfirmasi kemenangan kuis tersebut
karena 2 hari nggak ngecheck Twitter.
Memang Allah sudah mengatur semua
hingga akhirnya saya diizinkan-NYA untuk mengikuti event “
European Union on The
Move 5K”. Penyelenggaranya lembaga yang lebih mendunia dari 2 lembaga yang saya
tidak dapat mengikutinya. Anugerah banget! Saya-pun mendapatkan medali
“
Finisher” dari EU “menemani” medali “
Tower Round The Bays Running for the
Children” yang saya peroleh di
Auckland New Zealand tahun 1997. Sebelumnya, di
tahun 1994 saat duduk di
English School saya memperoleh
Certificate of
Merit Run Round The Bays juga. Jarak yang kami tempuh waktu itu adalah 8,5 km
dengan rute
Quay Street menuju
St.Heliers. Yiiihhaaa, ternyata lebih dari 5 km!
 |
Serifikat dan Medali yang saya peroleh saat Round The Bays Auckland NZ tahun 1994 dan 1997 |
Berdasarkan pengalaman tersebut
maka saya optimis “
EU on The Move 5K” dapat terlalui. Dua malam sebelumnya
sih niat bandel sama Lia (Saudara saya) untuk melompat jalur
atau menyeberang jembatan halte busway agar
kami cepat tiba di garis finish tanpa capek...hihihi. Alhamdulillah, justru
saat sudah start kami bertekad jujur kepada diri sendiri. Khan pengen sehat
jiwa dan raga loooh...hehehe. Eh, ternyata di kilometer 2,5 (Bundaran Senayan)
Runners/Walkers diberikan
wristband atau
gelang pertanda bahwa peserta telah mencapai 2,5 km. Lah kalau kita nerabas
pagar jalan Sudirman atau menyebrang melalui jembatan penyeberangan berarti
khan ketahuan kalau kita curang. Nggak ada gunanya juga curang :D Toch saya
sama sekali nggak ada ambisi untuk memenangkan pertandingan lari ini. Gimana
mau menang kalau waktu saya masih beberapa meter dari garis start (tepatnya di
depan Universitas Atmajaya) ternyata dari jalur sebelah terdengar sirine
meraung-raung mengiringi
Male Runner berasal dari Afrika yang beberapa meter
lagi tiba di garis finish (berseberangan dengan garis start). Hebat,
Male
Runner asal Kenya tersebut hanya memerlukan waktu 16 menitan untuk menempuh 5
km, tepatnya 5,3 km. Kalau saya mah Cuma lari-lari cantik duangan. Bahkan
selepas dari jembatan Semanggi Lia izin untuk lari meninggalkan saya yang
“keberatan sepatu”, sepatu yang saya kenakan memang bukan sepatu khusus
berlari. Oh iya, sebenarnya saya pernah ikut dalam event “
Fun with Your Heels”
alias kompetisi lari menggunakan sepatu tinggi. Seru!
Sekitar 1 jam-an saya baru tiba
di garis finish. Mengambil medali Finishers kemudian langsung duduk di depan
stage. Lia yang sudah sampai terlebih dahulu berdiri di depan blower,
mendinginkan diri...hahaha... Alhamdulillah saya nggak merasa capek
tuh. Lebih capek “lari dari kenyataan” daripada lari 5 km...hahaha. Kemarin
saya sudah minta doa’in My Lovely di New Zealand agar saya kuat. Dia justru
wanti-wanti supaya saya jika ikut kegiatan nggak meniatkan untuk dapat
hadiah....Ah, gimana sih, kalau Ibu saya justru mendorong saya mengikuti
berbagai kegiatan salah satunya untuk dapat hadiah. Hahaha... Keyakinan diri
aja deh, terserah Allah mau kasih saya hadiah dalam bentuk apa. Yang terpenting
kalau ikut aneka kegiatan harus bermanfaat bagi diri sendiri yang kemudian ilmu
serta pengalamannya bisa di-sharing sebagai ladang amal.
 |
Finish : dihibur oleh nyanyian Italia Solo Mio...asyeeek, backsound saya kalau lagi flight simulator nih! Juga dihibur dengan berbagai lagu era tahun 90-an (Ketahuan banget deh usia kita2 yg jingkrak2 demen sama lagu2 ini...hehehe). Ambil medali dan photoboth. Beberapa stand Eropa yang tidak sempat saya sambangi satu persatu juga ada loh... |
Dari Intiland Tower (Finish) saya
berdua Lia menyeberang Jalan Sudirman dengan santai (beuh jarang-jarang nih
bisa seperti ini di hari biasa). Kami memarkir motor di depan Standard
Chartered Building – pernah parkir disitu juga seharian saat meeting Oriflame.
Kemudian kami ke Bakmi Gondangdia di Cikini. Beuh, disana banyak pengunjung
yang jersey-nya sama dengan yang kita pakai. Iya, mereka juga peserta EU On The
Move 5K. Ibu waitress-nya sampai nanya-nanya ke saya.
Setelah lunch di Bakmi Gondangdia
kami ke Inan Salon sebelum pulang. Saya hanya melakukan treatment menicure
& pedicure. Benerannya mau juga sih luluran atau body treatment lainnya,
tetapi karena nggak bawa pakaian ganti dan harus antri...mendingan besok-besok
deh saat tugas dari kantor sudah tuntas (berkuranglah, malah jangan sampai
tuntas ah! Hihihi)
Saya masih
berminat ikut event olah raga lainnya, supaya semakin sehat dan seksih! Bahkan
semakin antusias...5 kilometer aja mah hayuuuuh. Apalagi nih di FB teman-teman
lama saya banyak yang posting foto-foto mereka mengikuti berbagai aktifitas
olah raga, sampai Jepang dan berbagai negara lainnya. Ah, nggak ngiri ah...khan
saya sudah sejak dari dulu-dulu melakukan aktifitas tersebut, walau foto gak
bisa di-“pamerin” karena belum mengenakan kerudung...hehehe..
 |
Terpenting, dana yang terkumpul di sedekahkan kepada anak-anak yang membutuhkan seperti yang tertera di medali ini. EU on The Move 5 K 2015 benefitnya juga diperuntukkan bagi Yayasan Rumah Rachel, Sanggar Anak Akar dan Yayasan Bakti Luhur |
Oh iya, satu hal yang paling
membedakan ikutan event Running antara di Auckland dan Jakarta adalah :
Di
Jakarta sepanjang jalan ada tukang jualan cilok, mendoan, cireng, kue cucur,
teh botol dan lainnya. Sedangkan di Auckland? Boro-boro deh, mesin penjual
minuman kaleng aja saya nemu hanya di Mission Bays.