Showing posts with label Family Time. Show all posts
Showing posts with label Family Time. Show all posts

Monday, 11 July 2016

[Family Time] Lebaran 1437 H

1 Syawal 1437 H jatuh pada tanggal 6 Juli 2016. Kompak di Indonesia, kompak juga di New Zealand. Satu tahun yang lalu khan 1 Syawal antara Indonesia dan New Zealand perbedaan waktunya 1 hari. Ih, ngapa’in ngomongin 1 Syawal di NZ? Hihihihi...sejak lebaran tahun lalu penting lagi nih untuk saya....
Tahun ini rumah kami juga kedatangan tamu-tamu dari berbagai penjuru. Di hari pertama lebaran saya sampai nggak sempat ziarah ke makam papie. Kerabat saya, ada yang dari Upland Amerika dan Istambul Turky mudik ke Indonesia , di hari lebaran datang ke rumah saya. Tidak seperti Idul Fitri yang pernah saya tuliskan Lebaran 1433 H, kali ini Mamie Eka wanti-wanti agar saya tidak ke Turky di tahun ini,”Percuma, aku juga takut keluar-keluar rumah untuk nganter2in jalan2. Lagi banyak bom!”

Ada kerabat saya yang pertama kali ke Indonesia. Lahir dan tinggal di Amerika. Selamat mudik,Phillip :)

Saturday, 2 May 2015

Wisata Wisuda di Bogor

Winahyu, keponakan saya yang menjadi anak yatim tahun lalu lulus dari kuliah S1-nya di Institut Pertanian Bogor. Alhamdulillah hari Rabu, 29 April 2015 ia mengikuti “Graduation Ceremony” alias wisuda di Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor bersama dengan 800an Wisudawan/ti dari program Sarjana, Magister, Profesi Kedokteran Hewan dan Doktor.

Dikarenakan Ayah-nya yang meninggal dunia setahun lalu, maka kali ini saya, kakak pertama saya dan suami-nya yang berarti Bude dan Pak De-nya mengantarkan Mbak Nana, ibu-nya ke Bogor. Sekalian plesiran-lah, seperti saat pernikahan Bimo di Banyuwangi dan kami plesiran keluarga besar ke Bali. Cerita-nya di : Perjalanan di Hari Kiamat  – Pernikahan : Journey Banyuwangi Jatim  – Christmas Holiday in Bali en Lombok .
Selasa siang, 28 April 2015 setelah bezoek Sofia, anggota keluarga besar kami yang lahir 22 April 2015 kami berempat (Saya, Mbak Nana, Mbak Wien dan Suami) berangkat menuju kota Bogor melalui jalan biasa, Jln Raya Bogor via Cibinong. Yang mengendarai Mazda 2 baru adalah Mbak Wien, sedangkan suaminya duduk manis di sampingnya...hehehe, masih nuansa Ibu kita Kartini nih :p Memasuki area Warung Jambu kami mulai mencari arah ke hotel bakal tempat bermalam. Yang kami temukan justru Hotel Sofyan Sri Gunting yang berhadapan dengan Hotel Mirah, kami sempat menanyakan rate di kedua hotel tersebut melalui front office. Saya meyakinkan Mbak Wien kalau hotel lebih murah kalau booking melalui online, khususnya melalui banner di blog saya ini...hihihi.....(Silakan yang mau booking hotel, dari blog ini aja ya..tuh klik banner hotel di sidebar :D). Karena suami Mbak Wien alias Mas Yono sudah lapar, akhirnya kami mampir di Kedai Kita – rumah makan dekat kedua hotel tadi. Ini kedua kalinya saya makan di Kedai Kita, pertama dengan Mpok Siti, sohib saya alumni Jepang yang kini dosen di IPB. Waktu itu saya makan sesuai menu andalan, Pizza yang dimasak dengan kayu bakar. Bulan February 2015 Mulia juga membawakan saya pizza ini saat ia berkunjung ke Bogor. Tapi kunjungan kedua ini saya justru makan Noodles Homemade-nya!

Di Kedai Kita melalui tablet saya booking plus membayar dengan kartu kredit 2 kamar deluxe di Arch Hotel by Horison Bogor. Booking-nya klik banner di blog saya ini loh supaya saya dapat komisi juga...hehehe. Mengenai cerita mini hotel-nya saya tulis terpisah nanti, di Cinta Wisata Kita

Wisuda @ Graha Widya Wisuda IPB
Setelah breakfast kami berempat menuju GWW IPB. Hanya saya dan Mbak Nana yang akan masuk dan menghadiri wisuda-nya Owien, sedangkan Mbak Wien dan Mas Yono kembali ke hotel untuk breakfast dan menunggu Mbak Lien, kakak saya lainnya yang akan segera menyusul ke Bogor naik Commuter Line dari Jakarta.
Alhamdulillah Owien lulus menjadi Sarjana Kehutanan dengan predikat “Sangat Memuaskan”. Kami sempat melelehkan air mata, karena tiba-tiba di akhir pelantikan mereka sebagai alumni IPB seorang vocalis cowok muncul menyanyikan lagu “Ayah”-nya Ebiet G.Ade. Huaaa...gimana nggak mewek kalau kami bertiga memang sudah tidak memiliki Ayah di dunia dan kenangan manis bersama Ayah begitu membludak. Ya Allah...beri kebahagian kepada Ayah kami di alam kuburnya...Apalagi inget Owien yang baru setahun ditinggal Ayah-nya meninggal dunia. Kisahnya saya posting di SINI.

Keluar dari GWW...ruaaammeee puoool! Ada yang bawa tabuhan ala-ala marching band menyambut rekan-rekan mereka satu fakultas. Salah satu yang paling rame ya fakultas-nya Owien. Alhamdulillah Owien banyak mendapatkan bunga dan boneka, padahal tadi saya sempat berpikir untuk membelikannya – tapi belum kebeli...hihihi...



Nge-Ramen di Daiji Raamen Bogor
Selesai acara wisuda, foto-foto dan Owien dibanjiri aneka ucapan/bunga dan boneka dari rekan/adik kelas kami bertiga menuju parkiran rektorat. Mbak Wien, Mas Yono dan Mbak Lien sudah menanti disana. Disambut Mbak Lien yang memberikan hadiah parfum aroma green tea dari brand ternama.
Mbak Wien dan Mas Yono menanyakan Owien mau makan apa dan dimana. Makan siang kali ini bebas Owien yang menentukan! Ternyata dia pilih tempat makan ramen...secara gitu nggak pilih resto yang premium sekalian,Wien :p


Sesuai nama dan penampakan teman makannya maka ini adalah tempat makan yang menyediakan berbagai makanan Jepang, khususnya Rameen. Tapi nggak menyediakan sushi. Perlu saya tulis juga review resto ini??? Kalau sempat deh ya, di Berita Kuliner ....hehehe...

Tuesday, 15 April 2014

Longweekend = Silaturahim. Weekday = Ibadah

Longweekend saya gunakan untuk bersilaturahim, sedangkan weekday saya gunakan waktu untuk ibadah - setidaknya untuk sedekah ke masyarakat setempat yang saya singgahi untuk berlibur. Terus kerjaannya apa dong? Kerjaan kita khan sebenarnya IBADAH karena Allah Swt. Iya gak sih? :) Silaturahim juga karena ditugaskan oleh Allah Swt kok. Yaaa, kita hidup di dunia ini khan karena Allah :)
Makanya disaat kebanyakan berlibur untuk "melepaskan diri" dari kepenatan bekerja mencari materi, maka saya lebih memilih longweekend kemarin untuk silaturahim. Alhamdulillah, terasa banget berkahnya. Melimpah rezeki pas sesuai porsi.

Sabtu, 29 Maret 2014 - Deep & Extrem Indonesia 2014
Owien, keponakan saya yang baru menjadi anak yatim (Postingan saya di Perjalanan Terindah ) semalam mengirim sms dan mengajak saya ke Deep & Extreme Indonesia 2014 di JIExpo Kemayoran. Ayuuuuk...jalan bersama anak yatim baru!


Berangkat berempat (Saya, Mba Nana, Owien en Tante E)...wuiiiihi, udah laksana rombongan "Panti Asuhan" nih, secara kami berempat sudah tidak memiliki Ayah. Bahkan Tante E tidak memiliki ayah dan ibu sejak SD. Tetapi kami tetap bersyukur dong, karena ayah kami adalah pria-pria yang bertanggung jawab penuh kasih sayang kepada keluarga sehingga kami merasa lebih beruntung dan diberkahi Allah Swt daripada mereka yang memiliki ayah yang masih hidup namun koruptor, doyan selingkuh atau nggak mampu memberi pendidikan baik bagi keluarganya. Weeeeeiii, bersyukur mboq ya jangan suka membandingkan dengan orang lain :p Jalin silaturahim dan tetap menjaga hati karena Allah Swt yuuuuk! Jangan silaturahim karena "kesepian" ya...hahaha...
FYI nih, Tante E ini (semoga) termasuk "Jomblo Berkah" loh! Beliau diusianya yang sudah kepala 3 status single saat ini merawat dan mengasuh keponakannya (1 tahunan) di Pulau Batam. Pengalaman kerja di perusahaan sudah berderet. Justru kakaknya karena kesibukannya sebagai PNS "terpaksa mempekerjakan" Sang Adik untuk merawat dan mengasuh anak ke-3nya. Wuuuuiiih, berkah banget khan waktu Tante E untuk merawat keponakan serta membantu kakak kandungnya. Barangkali lebih bermanfaat sebagai "jomblo" kalau gini. Allah memang MAHA BAIK! Lihatnya segala hal yang terbaik dari hidup ini :)

Makan siang, Alhamdulillah, dijemput sama New CRV-nya Mba Yoen & her husband. Plus My mom kami berempat lunch di Pondok Pangandaran Kelapa Gading. Ditraktir Mba Yoen. Setelah lunch baru deh saya ketemuan sama Owien, Mba Nana en Tante E di dekat Kalibaru.

Minggu, 30 April 2014 - Tahlilan 40 Hari Wafatnya Ibunda Seorang Teman


Kali ini silaturahimnya di rumah Jeng Yuli. Tahlilan kirim doa untuk Sang Bunda yang mengakhiri dunia fana menuju keabadian super indah di hari yang penuh berkah pula, Jumat 21 February 2014. Alhamdulillah, bisa silaturahim dengan lebih dari 100 orang di Kelapa Gading. Menurut Jeng Yuli , doski memesan120 Nasi Kotak dari katering dekat rumahnya. Tak tersisa, bahkan ada yang prasmanan juga.
FYI lagi nih, Jeng Yuli juga "Jomblo Berkah", di usia dewasanya (kepala "3) beliau dapat menjaga dan merawat Sang Bunda ketika sakit. Bahkan dirinya beberapa kali mengajukan cuti bergantian dengan adiknya. Terlintas dia mengatakan keinginannya untuk menikah, tetapi belum menemukan calon yang tepat. Secara kwalitas Jeng Yuli seorang sarjana, bekerja dan dirinya terawat baik - bahkan termasuk kategori cantik dibanding banyak istri. Tetapi saya ingatkan bahwa justru dengan belum menikahnya maka ia dapat merawat, menjaga dan berbakti kepada Bunda-nya yang sudah tergeletak sakit sejak akhir tahun 2013.
Yakin deh, Jeng, Allah pasti ngasih terbaik dan sekufu untuk umat-NYA. Oleh karenanya kita kasih yang terbaik juga untuk Allah :)
Seusai tahlilan kami berdua melanjutkan chitchat di Bakso Kepala Sapi dekat rumahnya.

Senin, 31 Maret 2014 dan Selasa, 1 April 2014
Silaturahim masih berlanjut....Nanti deh saya lanjutkan ceritanya. Saya mau kerja dulu nih.
Bersyukurlah saya yang beruntun silaturahimnya justru disaat menjadi "single", karena saat berpasangan saya sering merasa silaturahim dengan kerabat terhambat. Allah memang Maha Mengerti yang terbaik bagi kita :)

Monday, 24 March 2014

Perjalanan Terindah, Kembali Kepada Allah Swt

Banyak tulisan yang ingin saya posting di Never Ending Journey dan Cinta Wisata Kita, karena saya baru saja melakukan perjalanan silaturahim ke keluarga baru di Makassar. Saya sangat menikmati perjalanan singkat tersebut, walaupun ini bukan pertama kalinya saya berkunjung ke bumi Makassar.
Perjalanan saya ini "didampingi" oleh perjalanan 2 kakak pria saya ke keabadiaan. Mereka melakukan perjalanan yang sangat indaaaaah, perjalanan kembali ke MahaCinta. Adakah yang lebih indah dari perjalanan tersebut???

Allah, lancarkan jalannya menuju surga-Mu. See You in Heaven, Mas Ferry...

Sehari sebelum saya berangkat ke Makassar, Ibu saya mengabarkan bahwa sepupu saya - Mas Prie meninggal dunia di Semarang. Mas Prie yang baru menikah kembali dengan gadis Semarang berusia 47 tahunan. Pernikahan mereka hanya berusia 3 bulan. Semoga Allah Swt membukakan pintu surga kepadanya, amal ibadah menikahi gadis berusia 47 tahun. Menyempurnakan dien gadis tersebut :)

Sehari setelah saya kembali dari Makassar. Kakak ipar saya (suami kakak kandung saya ke-5) yang mualaf menghembuskan nafas terakhirnya di hari yang penuh keberkahan, Jum'at 21 Maret 2014 di Rumah Sakit ISLAM Jakarta Pusat. Kakak ipar saya yang nyaris tidak pernah meninggalkan puasa sunah Senen Kamis-nya. Kakak ipar saya yang tidak pernah menyakiti hati istrinya dalam kurun waktu 23 tahun pernikahannya. Kakak ipar saya yang berbakti kepada kedua orang tua-nya, hingga akhirnya ibunda-nya juga menjadi mualaf.

Masing-masing memberi warisan seorang putri yang kini telah dewasa. Saya selalu berpesan kepada kedua keponakan saya tersebut agar mereka sebagai anak kandung tunggal Ayah mereka mendoakan Ayahnya setiap hari. "Menggempur" almarhum Ayah mereka dengan doa-doa, "merayu" kepada Maha Cinta agar senantiasa memberikan cinta kepada Ayah mereka di alam kubur hingga kita semua berkumpul di surga-NYA.

Saya pengen deh, jika saya pergi dari kefanaan menuju keabadian nan indah dengan suasana sederhana seperti ini. Dimandikan dan dishalatkan di suatu tempat khusus (bukan di rumah) dan langsung dibawa ke pemakaman. So jasad saya nggak perlu "dipajang" di rumah tempat saya tinggal selama di dunia :) Saya nggak mau orang-orang menganggap hal ini sebagai duka, karena justru inilah hal yang terindah bagi saya. Saya tidak pernah "iri" dengan orang yang melahirkan atau menikah, namun saya seringkali "iri" atau cemburu jika ada orang yang meninggalkan dunia yang fana ini dengan berbekal cinta dari Allah Swt :) Love You, Allah....
Inilah perjalanan yang sangat saya rindukan....Inilah yang saya yakini bahwa ini adalah perjalanan terindah bagi saya nanti....Ya Allah, kumemohon kepada-Mu, ampuni segala kesalahan kami dan terimalah amal ibadah kami. Jadikan segala amal ibadah kami semata karena-Mu. Amin.

Saturday, 1 February 2014

Menyambut Tahun Kuda di Pacuan Kuda

Tahun baru or "lebaran" China. Di darah saya memang mengalir keturunan China, tapi paling tinggal 3 tetes...hehehe...Merayakan Imlek??? Sejak saya kecil tetangga kami di daerah Senen Jakarta Pusat sering mengirimkan kue Kranjang dan beberapa kue lainnya ke keluarga kami.
Kini saya bertempat tinggal "dikepung" warga keturunan China. Kanan - kiri - belakang dan seberang rumah keluarga kami adalah keturunan China, termasuk Pak RT kami :)

Model : Hana Sadewa yang awalnya susah dipanggil2in, tp begitu saya bawa kamera trus ngomong,"Sini, Mamik Anna foto ya."...eh dia lgs gaya. Minta difoto lagi pulak saat saya udah selesai motret. Sorry ya, Han....camera-nya lowbatt :D
Menyambut tahun Kuda Kayu alias 2014 Masehi justru rumah kami yang di datangi banyak tamu. Hampir 200an orang bertamu ke rumah keluarga besar kami, setelah mereka melaksanakan shalat Jumat. Jadilah di jalan depan rumah saya berderet mobil para tamu. Alhamdulillah, tetangga sebelah kanan merayakan Imlek-nya justru hari Sabtu - kalau barengan hari Jum'at sih mending saya jadi tukang parkir aja yak? ;p Sebenarnya kami merayakan ultahnya Seno ke-17 tahun. Ultahnya sih tanggal 28 January, tapi makan-makannya tanggal 31 January - pas tanggal merah. Jadi yang datang dari beragam usia, dari usia 77 tahun sampai 1 tahun. Urusan konsumsi kami nggak mau repot...hahaha, jadi pesan catering - praktis, gak resek nyuci piring and selesai kumpul-kumpul ruangan sudah beres kembali :)


Pokoknya imlek tahun ini ramai-lah di kehidupan keluarga saya. Bahkan Bimo dari Makassar Sulawesi Selatan meluangkan waktu untuk hadir , sebelum ke airport untuk kembali ke Makassar. Saya jadi inget waktu Imlek "sendirian" di Surabaya tahun 2011, walaupun asyik juga sih imlekan saat itu. Khan sambil menjajal SURABAYA HERITAGE TRACK ke klenteng tertua di Surabaya. Asyeeeekkk...



Selamat datang tahun kuda di Pacuan Kuda. Yup, kami merayakannya di rumah keluarga besar di Pacuan Kuda :) Saya menyukai karakter kuda, bayangin kalau kita kuat maka di sebutnya tenaga kuda. Hewan ini dapat menjadi alat transportasi. Bahkan olahraga berkuda menjadi salah satu olah raga yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Aaaah, saya jadi teringat berkuda di New Zealand. Saya mau lagiiiii.......

Eh iya, baru inget deh kalau tahun 2012 saya en keluarga juga "Imlek Holiday"" di ""Ancol Superblock" - stay 2 malam di Mercure Hotel. Saya posting juga kok di blog "Cinta Wisata Kita"

Thursday, 26 January 2012

New Year 2012 : Stay Overnight @ Mercure Jakarta Kota


Since 2011 to 2012 I stay overnight at Mercure Hotel Jakarta Kota. Pyuuui, emang percaya loe? Setajirnya saya kalau disuruh nginep selama 1 tahun di kamar hotel juga ogah dah.
Ceritanya gini nih,,,sudah 16 tahun ini keluarga beeeuuusar saya khan setiap malam 31 December akan dinner bersama di Cempaka Putih, sekalian merayakan ulang tahun keponakan saya yang ganteng mirip Daniel Radclift itu lowh…Tahun lalu bisa dibaca DISINI ). Nah, tahun ini kami berkumpulnya untuk makan siang. Saya berangkat dr Cibubur bersama Mbak Naning dan keluarga. Dempet-dempetan berempat naik Vios blah.

Malamnya diantara kami dinner di Café Hong Kong dan sebagian lagi menginap di Mercure Hotel. Untuk acara makan malamnya kalian bisa baca di : The LasT Dinner in 2011. Males mbacanya? Ya sudah, gak apa-apa.Toh saya menulis blog sebagai “pelampiasan” rasa syukur saya kepada Tuhan atas kenikmatan hidup yang DIA berikan kepada saya dan keluarga besar kami. Jadi bukan ngarep dibaca oleh orang banyak, walaupun saya sangat berharap tulisan saya membuat dampak positif bagi yang membacanya. Kalau ada tulisan tentang kekecewaan/kekesalan…manusiawi-lah ,Blogger khan juga manusia ;-D

Kami hanya mengambil 2 kamar. Kamar yang terletak di lantai 14 tersebut ditempati oleh …kamar pertama dengan view menghadap Ancol dan Kota Tua : Saya, My Mom, My first Sis and My 4th Sis. Sedangkan kamar ke-3 yang menghadap Istana Negara dan Monas ditempati oleh : Hana and her parents serta Kany and her Mom. Waktu check in lebih ramai lagi karena ada Galuh,Arif yang mengendarai CRV, Pandu, Owien and her Mom. Tapi mereka pulang ke rumah masing-masing seusai makan di Café Hong Kong.
APV yang dikendarai Gege menuju hotel setelah kembali dari Hong Kong Café sempat terkena macet, dari jam 22an and tiba di hotel jam 12 kurang 15. Akhirnya saya merasakan juga kemacetan Jakarta di malam tahun baru…hahaha,eh tapi pergantian tahun 2008 – 2009 kami juga merasakan macet di bundaran La Piazza Kelapa Gading ding. Macetnya sih asyik karena menyaksikan keriuhan kembang api. Tahun 2012 ini kami menikmati kembang api dari kamar hotel yang besar – kaca jendelanya mantap cuy..dari lantai sampai atap sehingga pandangan kami lepas, seperti di aquarium raksasa. Kembang api-nya indaah en keren. Saya rasa masih kerenan di Indonesia daripada di Hong Kong atau Singapore. Apalagi kali ini kami bisa melihat yang dari sisi Monas atau Ancol. Yak,dipilih…dipilih…dipilih :D Tapi kembang api seharusnya digunakan pada saat momen yang tepat. Bagi yang suka membakar kembang api (apalagi petasan) di waktu yang sembarangan….huh,pada kurang hiburan kali ya mereka?

Nggak nunggu lama-lama dari gemebyar kembang apih, saya segera bobo dengan lelaaaap.Bangun pagi, berkemas dengan baju renang. Tapi setelah 1 jam-an mondar-mandir pakek baju renang,eh nggak jadi berenang. Huh banget gak sih?Untungnya baju renang muslimah,jadi orang-orang gak ngira-in Miss Universe yang salah tempat dan waktu :p
Menjelang siang kami-pun pulang. Saya en Ibu diantar ke Pulomas, dan siangnya saya berkeliling bersama Aura. Ngisi bensin dan bela beli apa aja yang bisa dibeli-lah.




Saturday, 27 March 2010

(Hotel)Grand Candi Semarang

Jam 9-an malam (4 October 2008) kami memasuki wilayah Semarang. Sempat macet walau nggak parah banget. Kami sempat ngopi-ngopi dulu di "Eva Coffee House" di Ambarawa. Tempat istirahat yang merupakan langganan keluarga kami sejak puluhan tahun yang lalu ini dulunya mirip dengan salah 1 resto di Puncak Jawa Barat.
Mas Tunggal sempat menanyakan tarif salah satu hotel di seputaran Ungaran dan 2 hotel di kota Semarang. Akhirnya diputuskan untuk stay di Grand Candi Hotel Semarang, salah satu hotel berbintang lima.



"Hai Kodok...lihatlah 2 Putri yang siap menciummu.Berubahlah menjadi Pangeran...." kataku.
"Iiiih...Ance ajaib!" komentar Sekar.
Bukan daku yang ajaib,tapi ceritanya yang ajaib!


Saat check out setelah bermalam 3 malam di Grand Candi Hotel Semarang


Sunday, 21 March 2010

(Hotel)Hard Rock, Andi Malarangeng dan Beatles

Berkeliling dunia menginap di hotel – hotel berbintang dan menyantap makanan lezat. Dahulu anak – anak kecil berpikir bahwa hal – hal tersebut dapat terwujud apabila mereka menjadi pilot atau pramugari/pramugara. Tetapi sejak dulu aku tidak pernah berpikir seperti itu. Aku lebih memilih menjadi “duta besar” untuk mewujudkan keinginan itu. Aku juga lebih memilih menjadi “pilot pesawat tempur” atau “ahli perancang pesawat terbang” karena kegemaranku di dunia penerbangan.

Kali ini bukan itu yang akan aku ceritakan. Aku ingin bercerita tentang “hotel”. Kegemaranku yang lain, yaitu : bermalam di satu hotel ke hotel lainnya. Sekalipun hotel itu berada di kota tempatku tinggal.

HARD ROCK HOTEL BALI
Aku join sebagai member Hard Rock Hotel di tahun 2000. Dapat voucher menginap dan discount khusus memanfaatkan segala fasilitas di Hard Rock Bali. November 2000 landlord-ku meninggal dunia. Seperti layaknya orang kaya Bali lainnya, saat menunggu upacara ngaben tempat tinggalku ramai oleh para tamu. Jadilah aku “escape” ke hotel yang jaraknya hanya (sekitar) 1 kilometer dari tempat tinggalku.

Check in counter-nya mirip dengan check in counter kalau kita menumpang pesawat. Aku yang memegang priviledge card check in di counter khusus VIP guest. Gaya yeee....???

Istilah yang digunakan di hotel ini berbeda dengan hotel berbintang lainnya. Ini istilah yang digunakan oleh Hotel Hard Rock pertama di Asia ini :

* Stars: Our guests
* The show: Hard Rock Hotel, Bali
* Band Members: Staff at Hard Rock Hotel, Bali
* Lil’rockers: Our younger guests
* Stage pass: Room Key
* Stage: Public areas
* Backstage: Back of house
* Autograph: Guest’s signature
* Sessions: Meetings
* Showtime: Service time / something to be done

Begitu mendapat ‘stage pass’ melakukan ‘autograph’ aku langsung menuju kamar. Kamarnya luas, demikian pula dengan tempat tidurnya. Hhhhmmmm, gak perlu aku sebutkan dengan siapa aku kesini khan?

Bagi-ku tidak ada yang istimewa diarea Kuta. Oleh karenanya aku justru berjalan – jalan di sekitar hotel. Hei, jika ‘stars’ ingin merekam suara dalam bentuk cd bisa loh! Seperti layaknya artis terkenal ‘stars’ dapat masuk ke studio rekaman yang ada di salah satu sudut hotel. Cd berisi rekaman suara kita dapat dibawa pulang.

Dari ratusan hotel yang pernah aku singgahi baru sekarang aku menemukan alat untuk mendengarkan music (cassette,radio,cd). Kenapa aku nggak bawa cd en kaset2 dari rumah yaaa? Lupa kalau nginep di hotel full music, Coy!


HOTEL ANEKA KUTA


Hotel berbintang dua ini mampu membuat aku stress. Bagaimana tidak??? Tahun 2003 aku dan keluargaku berlibur ke Bali. Menginap beberapa hari di area Kuta dan beberapa hari di area Nusa Dua dan Benoa.

Dikarenakan kami terjebak macet maka voucher Hotel Patra Jasa yang kami pesan hangus dengan sia-sia. Mas Tunggal dan keluarga akhirnya menginap di Hotel Sahid dan Hotel Santika. Sementara aku uring – uringan belum mendapatkan hotel yang penuh semua, karena musim liburan.

Mas Tunggal menyarankan aku menginap di penginapan di daerah Popies Lane. Dengan “sombong”-nya aku menjawab,”Yaaaahhh,,,sorry deh kalau aku disuruh nginep di hotel-hotelnya para bulek hippies! Mendingan aku hubungin teman-temannya Mas A untuk nyari’in hotel buat aku.”

Kami meluncur ke Bayu Buana Travel. Ada hotel bisa terisi, bintang 2 di tepi pantai Kuta. Bintang 2???? Aku memeras pikiran.

“Nggak mungkinlah aku ngasih hotel gurem ke kamu.” Mas Tunggal mulai membaca keenggananku.

“Oke...only for 2 nights. Toh setelah itu kami pindah ke Nusa Dua.” Pikirku.

Jadilah aku dan Mbak Lien sekeluarga menginap di Hotel Aneka Kuta. Sementara Mas Tunggal menginap di Hotel Santika.

Dua hari di Kuta. Kami jarang di hotel karena selama di Bali kami berkeliling. Menjelang check out aku dan Bimo berjalan – jalan di area Kuta Square. Kemudian kami kembali ke hotel karena sudah ditelpon dan kami siap check out. Mas Tunggal dan yang lainnya sudah menunggu di lobby hotel tempatku menginap.

Ketika aku berjalan memasuki area hotel, di depanku dan Bimo tampak sepasang suami istri bersama sepasang anak-nya menyeret koper beroda dan beberapa travel bag. Mereka tampak kepayahan, namun mereka melakukannya terlihat dengan senang hati memasuki hotel tempat kami menginap. Keluarga ini pasti yang akan menempati kamar yang akan kami tinggalkan.

Kuperhatikan mereka hingga akhirnya aku dapat melihat wajah mereka satu persatu dari dekat. Tanpa dikomando aku berlari ke lobby hotel, menuju Mbak Lien.

“Mbak....mbak! Itu ada Andi Malarangeng!” laporku setelah melihat Mbak Lien.

“Dimana?” tanya Mbak Lien.

“Ituuuu, lagi menuju kesini...” belum selesai aku berbicara keluarga Andi Malarangeng sudah berada di hadapan kami. Mereka yang menyeret koper dan travel bag dari luar.

Mbak Lien langsung menegur Andi Malarangeng. Secara pribadi mereka belum kenal, tetapi secara instansi mereka sama – sama di Departement Dalam Negeri dan kebetulan “satu bagian”. Sebenarnya anak-nya yang cowok adik kelas Bimo di SMA 28 dan seangkatan di SD Siemens dengan Galuh. Kebetulan ibu kami dulu pernah dekat dengan ibunda beliau ketika masih tinggal di Kelapa Gading.Pun Andi Malarangeng semasa kuliah terkadang mampir di rumah keluarga kami di Semarang.

Jadilah di perjalan menuju Nusa Dua aku menjadi bulan-bulanan Mas Tunggal,”Tuh khan, An...aku gak bakalan ngasih hotel gurem ke kamu. Lagian sombong banget kamu nolak2 hotel itu,padahal Andi Malarangeng aja nginap-nya di hotel itu kok! Bahkan nyeret2 koper tanpa porter! Sementara kamu masukin tas sendiri ke mobil aja males!”

HOTEL SHERATON SYDNEY
Ini bukan hotel Sheraton yang berbintang 5 itu. Kalau nggak salah hotel ini berbintang 3. Dapet hotel ini juga karena “kecelakaan”. Kisahnya .....aku ambil dari coretan lamaku ya. Males ngetik lagi…..

Sesampainya di Sydney International Airport saya langsung menitipkan koper besar yang kalau ditimbang seberat 25 kilogram.Siapa yang mau bawa barang seberat itu sambil jalan-jalan?!
Saat itu saya tidak membawa alamat-alamat atau nomor telepon teman dan saudara yang tinggal di Sydney. Oleh karenanya saya nekad mencari hotel sendiri. Saya membaca di booklet Sydney Guide tentang ‘Sydney’s most atractive place’, dan menujulah saya kesana dengan pe-de-nya.

Sesampainya di ‘The most attractive place’ itulah hati saya kebat-kebit. Tempat tersebut tak lain dan tak bukan adalah area kehidupan kehidupan malam dan liar. Botol-botol pecah bekas minuman keras berserakan di jalan,gambar-gambar wanita tak berbusana terpampang,(maaf) sex shop memamerkan barang dagangannya di kanan kiri jalan. Astagfirullah...kecele untuk ke dua kalinya dan saya segera menjauh dari area tersebut.Sesekali berpapasan dengan pria yang masih menyisakan ‘bekas mabuknya’ semalam!

Demi keamanan, karena saya belum mengenal kota Sydney terlalu jauh akhirnya saya segera check in di salah satu hotel yang agak jauh dari daerah tersebut.

Masuk kamar langsung saya menghubungi teman di New Zealand. Dia mentertawakan saya. “Itulah akibatnya kalau pergi ke suatu tempat tanpa rencana, apalagi kamu belum mengenal tempat tersebut.”

Mandi – istirahat sambil melihat acara televisi di hotel sebelum melanjutkan jalan-jalan. Eh, hotelnya tempat grup band kondang The Beatles  saat berada di Sydney di tahun 1964 lho! Management hotel tersebut memajang foto-foto dan klipping saat The Beatles  di hotel itu.

Cuplikan beritanya nih :

2.53am The Beatles' BOAC Boeing 707 from Hong Kong touches down in Darwin. A contingent of 400 fans greet the plane, which has been diverted from its original flight plan after a scheduled stopover in Manila was ruled out by the Phillipine airport authorities because of extreme heat. From the brief stop in Darwin, The Beatles plane flew on to Sydney's Kingsford-Smith International Airport at Mascot.

9.30am Exhausted from their flight, arrive at last to their suite at the Sheraton Hotel in Macleay Street, Kings Cross. They make a brief balcony appearance before getting some sleep. When they reappear several hours later, Macleay Street is packed.

(Halaaahhh...jadi waktu itu aku masih berada di wilayah King Cross???!!)

Ya begitu deh....lain kali aku sambung deh ceritanya. Segala hal yang tercecer ketika aku menginap di hotel – hotel (baik di Indonesia maupun mancanegara).