Banyak lokasi dan bidang yang
diberdayakan untuk kaum dhuafa, dan lembaga filantropi Islam terbesar di
Indonesia adalah Dompet Dhuafa yang melakukan pemberdayaan kaum dhuafa dengan
pendekatan melalui kegiatan filantropis (welas asih) dengan wirausaha sosial
profetik (prophetic socio-technopreneurship).
Sudah dua dasawarsa pula saya mengenal
Dompet Dhuafa ini. Tidak sekedar menjadi amil zakat, namun kita sering diundang
untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan, misalnya pengajian selepas
kerja, kegiatan seminar, pelatihan, dan lain-lain. Amil zakat tidak sekedar
menyalurkan donasi-nya ke Dompet Dhuafa, tetapi mereka juga menjalin
silaturahim serta menambah wawasan kepada amil zakat sehingga amil zakat juga
dapat menyaksikan secara langsung apa dan bagaimana donasi mereka dikelola oleh
Dompet Dhuafa.
Salah satu bentuk pemberdayaan
masyarakat lokal, khususnya dhuafa, disabilitas dan yatim, Dompet Dhuafa
mengajak kami untuk menyaksikan Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa yang
terletak di area Karawaci Tangerang – Banten. Dalam kunjungan ke sana kami juga
disadarkan untuk tidak takut berbagi terhadap sesama, kapanpun dan dimanapun.
Dengan semangat tidak takut berbagi maka Dompet Dhuafa mengusung thema “ JanganTakut Berbagi” sebagai tagline menyambut Ramadhan 1440 H.
Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa Karawaci
Dari Institut Pemberdayaan Dompet
Dhuafa Karawaci ini, kami dapat menyaksikan wujud hasil dari sosok yang selalu
berbagi kepada dhuafa , difabel dan anak yatim. Sosok tersebut adalah Alm.Prof.Drs. Amir
Radjab Batubara dan istrinya yang saat aktif bekerja selalu memberikan waktu
akhir pekannya untuk mengajar pada anak-anak yatim dan dhuafa di rumahnya. Demikian
pula saat berkunjung ke daerah-daerah di
Indonesia, beliau selalu mencari anak yatim yang dapat dibantu hingga tidak
terhitung lagi jumlahnya anak-anak yatim yang beliau sekolahkan diberikan biaya
hidup. Yayasan Wakayapa merupakan yayasan milik Bapak Amir Batubara yang
dikelola oleh Dompet Dhuafa dan akhirnya menjadi Institut Pemberdayaan Dompet
Dhuafa Karawaci yang telah mencapai 6877 orang penerima manfaat. Lahan dan
bangunan diwakafkan di tahun 2011 senilai Rp 60 milyar.
Pada kesempatan hari Kamis siang
(21 Maret 2019) para blogger visit ke Institut Kemandirian mendengar cerita
kesaksian dari Ustadz Syahroni yang merupakan anak asuh Bapak Amir Batubara.
Ustadz Syahroni kini menjadi dosen atau ustadz di sekolah tinggi Islam, beliau
bisa berkuliah karena kegiatan wirausahanya yang selalu dimotivasi oleh Bapak Amir
Batubara. Diceritakan bahwa Bapak Amir yang seorang banker selalu memotivasi
anak-anak asuhnya agar mereka cakap berwirausaha. Pak Amir, penyantun anak
yatim agar bebas dari belenggu kemiskinan selalu mendoktrin anak-anak asuhnya
untuk membuka usaha sendiri daripada menjadi orang gajian. Menurutnya harta
orang gajian dapat dibaca jumlahnya oleh orang lain, tetapi pengusaha tidak
dapat dibaca pendapatannya oleh orang lain.