Sunday 24 March 2019

Berkunjung Ke Institut Kemandirian Dompet Dhuafa di Karawaci Tangerang

Banyak lokasi dan bidang yang diberdayakan untuk kaum dhuafa, dan lembaga filantropi Islam terbesar di Indonesia adalah Dompet Dhuafa yang melakukan pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan melalui kegiatan filantropis (welas asih) dengan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship).
Sudah dua dasawarsa pula saya mengenal Dompet Dhuafa ini. Tidak sekedar menjadi amil zakat, namun kita sering diundang untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan, misalnya pengajian selepas kerja, kegiatan seminar, pelatihan, dan lain-lain. Amil zakat tidak sekedar menyalurkan donasi-nya ke Dompet Dhuafa, tetapi mereka juga menjalin silaturahim serta menambah wawasan kepada amil zakat sehingga amil zakat juga dapat menyaksikan secara langsung apa dan bagaimana donasi mereka dikelola oleh Dompet Dhuafa.


Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya dhuafa, disabilitas dan yatim, Dompet Dhuafa mengajak kami untuk menyaksikan Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa yang terletak di area Karawaci Tangerang – Banten. Dalam kunjungan ke sana kami juga disadarkan untuk tidak takut berbagi terhadap sesama, kapanpun dan dimanapun. Dengan semangat tidak takut berbagi maka Dompet Dhuafa mengusung thema “ JanganTakut Berbagi” sebagai tagline menyambut Ramadhan 1440 H.

Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa Karawaci
Dari Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa Karawaci ini, kami dapat menyaksikan wujud hasil dari sosok yang selalu berbagi kepada dhuafa , difabel dan anak yatim.  Sosok tersebut adalah Alm.Prof.Drs. Amir Radjab Batubara dan istrinya yang saat aktif bekerja selalu memberikan waktu akhir pekannya untuk mengajar pada anak-anak yatim dan dhuafa di rumahnya. Demikian pula saat  berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia, beliau selalu mencari anak yatim yang dapat dibantu hingga tidak terhitung lagi jumlahnya anak-anak yatim yang beliau sekolahkan diberikan biaya hidup. Yayasan Wakayapa merupakan yayasan milik Bapak Amir Batubara yang dikelola oleh Dompet Dhuafa dan akhirnya menjadi Institut Pemberdayaan Dompet Dhuafa Karawaci yang telah mencapai 6877 orang penerima manfaat. Lahan dan bangunan diwakafkan di tahun 2011 senilai Rp 60 milyar.


Pada kesempatan hari Kamis siang (21 Maret 2019) para blogger visit ke Institut Kemandirian mendengar cerita kesaksian dari Ustadz Syahroni yang merupakan anak asuh Bapak Amir Batubara. Ustadz Syahroni kini menjadi dosen atau ustadz di sekolah tinggi Islam, beliau bisa berkuliah karena kegiatan wirausahanya yang selalu dimotivasi oleh Bapak Amir Batubara. Diceritakan bahwa Bapak Amir yang seorang banker selalu memotivasi anak-anak asuhnya agar mereka cakap berwirausaha. Pak Amir, penyantun anak yatim agar bebas dari belenggu kemiskinan selalu mendoktrin anak-anak asuhnya untuk membuka usaha sendiri daripada menjadi orang gajian. Menurutnya harta orang gajian dapat dibaca jumlahnya oleh orang lain, tetapi pengusaha tidak dapat dibaca pendapatannya oleh orang lain.

Institut Kemandirian di Karawaci adalah  wujud cintanya kepada kaum dhuafa yang didedikasikan dalam bentuk pendidikan keterampilan (vocational training) bagi kaum dhuafa. Berbagai pelatihan keterampilan kerja untuk kaum muda dari kalangan pengangguran dan dhuafa. Institut Kemandirian didirikan sebagai solusi bagi remaja-remaja dhuafa yang selama ini belum banyak tersentuh bantuan dan program-program kemanusiaan. Kaum disabilitas juga dapat belajar disini. Pendidikan yang diberikan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa tidak hanya hardskill, namun juga pengembangan karakter anak didik agar selalu taat beribadah dan memiliki karakter yang baik sesuai ajaran moral agama Islam.






Beberapa ketrampilan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa adalah : ketrampilan teknisi handphone, IT desain grafis dan video editing,  teknisi otomotif sepeda motor, teknisi telepon seluler, tata busana atau menjahit, salon muslimah. Pelatihan ini rata-rata berlangsung selama 3 bulan. Tersingkat adalah ketrampilan mengemudi yang hanya memerlukan waktu 10 hari. Setelah selesai masa pendidikan, para anak didik diharapkan magang untuk belajar siap kerja dan menambah pengalaman agar mereka dapat memiliki wawasan dan pengetahuan yang baik jika berwirausaha. Untuk magangnya Dompet Dhuafa juga telah memiliki mitra kerjasama dalam menyalurkan anak didik tersebut. Dari situlah akan terlahir wirausaha dari kalangan dhuafa.
Tentunya diperlukan dukungan kuat dari para stakeholder yang satu visi dan misi dengan Dompet Dhuafa, agarkemandirian generasi bangsa dalam pembangunan ekonomi dapat tercipta dan mampu mengatasi masalah kemiskinan.
Selain Ustadz Syahroni, siang itu hadir pula Dani yang bergabung dalam Komunitas Kelompok Usaha Bersama Penyandang Disabilitas (Kubependa) dan juga  atlet panahan peraih medaliemas pada  Pekan Pralimpiade Daerah (Peparda) Jawa Barat 2018.  Ia baru saja mendapatkan pelatihan kemandirian dengan ketrampilan teknisi handphone. Ia sangat merasakan manfaat belajar di Istitut Pemberdayaan Dompet Dhuafa dan akan mengajak teman-teman penyandang disabilitas untuk belajar.
Menyaksikan banyak manfaat dari wakaf yang diberikan oleh Bapak Amir Batubara saya sungguh tergoda dan tergiur untuk terus berbagi kepada kaum dhuafa di bidang pendidikan. Sungguh hal ini dapat menjadi investasi akhirat kita yang pahalanya terus mengalir kepada kita walaupun telah tutup usia di dunia. Aamiin...
Oleh karena itu, jangan takut berbagi yaa...

No comments:

Post a Comment