Thursday, 15 March 2012

Tentang Travel Writer

Mas Gol A Gong yang memproklamirkan diri sebagai Koboi Tua (pastinya justru semakin energik,produktif,optimis) merupakan nama yang familiar di dunia traveling dan writing.Yah, ada yang baru dalam penulisan ejaan beliau. 
Di dunia perbukuan saya beberapa kali menulis dalam 1 buku dengan beliau, diantaranya : 
  • Ketika Duka Tersenyum (FBA Press, December 2001), saya menulis cerpen berjudul : Tembang Lini Dini Hari (Halaman 157) dan Mas Gong menulis Kasih Ibu di halaman 164. 
  • Cermin dan Malam Ganjil (FBA Press, 2001). Saya menulis cerpen : Ibu, Ibu,Ibu (halaman 13), sedangkan Mas Gong menulis Kakek (halaman 73)
  • Pipit Tak Selamanya Luka (Senayan Abadi, 2003). Mas Gong menuliskan 'Biarlah Waktu Bicara' di halaman 13. Cerpen saya di halaman 91 berjudul 'Pudar Kabut Puncak Rinjani'.
Pada acara Peluncuran Buku Travel Writer "Jalan-Jalan Hemat Dapat Duit" Mas Gong akan menjadi pembicara bersama Mbak Elok Dyah M. Mbak Elok founder Backpackers Dunia sejak beberapa tahun lalu dokumentasi-nya seringkali saya nikmati di account Multiply-nya.


Buku yang diluncurkan ini ringan, mudah dimengerti namun syarat informasi dari pelaku sendiri. Hihihi...silakan baca langsung aja deh ya. Saya berniat membeli buku ini salah satu-nya karena agar Dion ikutan "Kontes Kostum Backpacker"-nya, tapi....eh kok doski yang udah dapet nomer 69 justru drop saat sudah menjelang kontest. Hhhmmmm, nih anak nolak Tiket Jkt - Bali pp + Menginap 3 hari 2 malam rupanya ;-D Tapi para pesertanya emang pada heboh dah! Presentasi backpackers-nya jago! Untung deh saya masih punya rasa ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang nggak pernah ke Bali, mungkin kalau saya nggak pernah ke Bali saya akan nekad ikutan kontes ini sambil presentasi backpacker yang emang dagangan saya....hahaha*teteeuup jualan ;-D

Dalam bab 9 (Lunch : Mencoba Menulis Novel Perjalanan, Sub : Realitas ke Fiksi). Membaca bagian ini saya merasa bahwa menulis fiksi bukan habit saya, namun tanpa saya sadari jika saya menulis fiksi setting daerah yang saya ambil adalah daerah yang pernah saya kunjungi. Bahkan untuk menyebutkan nama daerah ketika menulis fiksi maka saya akan menuliskan daerah yang memang pernah saya kunjungi. Misalnya pada cerpen : Pudar Kabut Puncak Rinjani. Bahkan di cerpen Tembang Lini Dini Hari saya menyebutkan  Mission Bay, Tamaki Dreive, Rangitoto Island, Rose Garden Parnell, dll. Pernah nulis novel tentang NZ, tapi  ada yang menilai setting saya kurang "kuat"...hahaha,padahal saya justru menulis alamiah. Daripada ada tuh Penulis yang dipuji karena menulis setting-nya kuat walaupun katanya dia belum pernah berkunjung ke daerah tersebut. Sedangkan saya yang sudah pernah berkunjung ke daerah yang dia tulis pengen ketawa bacanya karena ngawur banget penulisan settingnya! Misalnya???? Mosoq si tokoh naik pesawat terbang gede komersial dari Batam ke Singapore. Pesawat delay beberapa jam si tokoh masih nunggu di airport. Kalau saya yang jadi tokohnya sih mendingan langsung berenang aja ;-D

Yuk yak yuk...buat yang mau dapetin duit dari traveling,silakan baca buku-nya Sang Petualang yang bakal Honeymoon Backpackers bareng Sang Istri (katanya berangkat 16 Maret 2012...besok dong!). TE-WE : Tentang keberanian, hasrat, cinta agar mimpi keliling dunia terwujud dengan honor menulis catatan perjalanan. Nggak perlu khawatir bakal saya saingi...hehehe, khan saya sudah katakan di : Travel Writer dan trave : you.say

Nunggu'in Dion yang antri masakannya Ibu Sisca S.Haaa???Kasihan deh,sampai segitunya :))) Eh,ada yang niat ngasih tiket yang lebih mahal ke Bali kok tuh anak malah malu. Lebih nahan malu antri makanan ya daripada presentasi menuju Pulau Dewata ? ;-D

No comments:

Post a Comment