Sunday 24 November 2019

Membangun Peradaban Dengan Toilet Sehat Sanitasi Aman

saya termasuk orang yang sangat perhatian terhadap kebersihan di ruang publik. Khususnya di rumah makan dan mushola. Jika melihat kondisi toiletnya tidak bersih saya akan membatalkan makan atau shalat di rumah makan atau mushola/masjid tersebut. Bukankah kebersihan sebagian dari iman?


Namun kebiasaan memperhatikan kebersihan toilet secara kasat mata ternyata belum memberikan kesadaran saya ke pengelolaan sanitasi. Seakan saya “tidak mau tahu” kemana limbah toilet tersebut disalurkan. Hingga akhirnya kesadaran untuk memperhatikan dan memberi sosialisasi kepada masyarakat muncul saat hadir dalam acara “Kumpul Blogger dan Vlogger : Sanitasi Aman, Mulai Kapan?” yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Toilet Sedunia 2019. Acara ini terselenggara atas kerjasama  USAID IUWASH PLUS dan PD PAL JAYA. Sebagai narasumber talkshow adalah : Ika Fransisca (Advisor Bidang Pemasaran dan Perubahan Perilaku USAID IUWASH PLUS), DR.Subekti SE,MM (Direktur Utama PD PAL JAYA), Zidah Umami (Bidang Kesehatan Lingkungan, Puskesmas Kecamatan Tebet). Acara ini diselenggarakan memang sebagai salah satu upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya sanitasi yang dikelola secara aman. Kami juga diajak melihat kondisi langsung di lapangan yang berlokasi di daerah Tebet Jakarta Selatan. Padahal Tebet Jakarta Selatan berada di tengah kota metropolitan loh, tetapi ternyata masih ada juga masyarakat yang masih belum terlalu memperhatikan sanitasi aman di lingkungannya. Alhamdulillah, saat ini mulai gencar di selenggarakan edukasi mengenai sanitasi aman sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat terhadap sanitasi aman.

Toilet dan Peradaban
Mengapa toilet dikaitkan dengan peradaban? Sanitasi bukan sekedar urusan membangun infrastruktur, tetapi juga memerlukan perubahan perilaku, tata nilai, mindset, dan tata kelola yang baik seluruh lapisan (pemerintah, masyarakat,dll) yang memerlukan sosialisasi, promosi dan edukasi jangka panjang. Membangun sanitasi adalah membangun seluruh aspek kehidupan manusia dari sisi infrastruktur fisik maupun dari sisi non fisik. Tidak ada yang instan untuk urusan sanitasi. Inilah mengapa toilet dan sanitasi berkaitan dengan peradaban.
Suatu negara untuk masuk dalam kategori negara maju tentunya juga ditinjau dari tingkat peradabannya yang maju. Indonesia saat ini sedang menyongsong menjadi negara maju, tetapi yang membuat miris adalah pada tahun 2018 hanya ada satu propinsi di Indonesia yang menyatakan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Propinsi tersebut adalah Jogjakarta. Itu artinya masih 42 juta jiwa di Indonesia yang belum memiliki jamban dan tanki septic. Saat ini pemerintah telah membangun kurang lebih 283 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPTL) dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Dari 283 IPTL yang berfungsi dengan baik hanya 20%-nya. Berarti masih banyak kota dan kabupaten memiliki jasa truk sedot WC yang tidak memenuhi standard dari pemerintah karena hasil penyedotannya tidak jelas kemana. Ke saluran air-kah? Ke kali di tengah pemukiman-kah? Ke sawah atau empang-kah? Aduuuh, membayangkannya bikin ngeri dan mual rasanya. Berarti air yang sering digunakan oleh masyarakat diperkirakan berasal dari air kali yang telah tercemar oleh limbah kotoran manusia...hiiii...ada yang menggunakan untuk mandi, sikat gigi, mencuci pakaian dan piring. Lantas bagi kita yang berwudhu, apakah sudah yakin air yang kita gunakan untuk wudhu telah memenuhi standard air suci dan mensucikan?
Ayo ah, mulai sekarang kita perhatikan sanitasi di sekeliling kita. Pastikan jarak tangki septik dan sumur lebih dari 10 meter. 

Kunjungan Lapangan ke Tebet Timur RW 08


Seusai mendapat pencerahan mengenai sanitasi aman, kami blogger dan vlogger diajak melakukan kunjungan lapangan ke lokasi yang berjarak sekitar 500 meter dari Comic Coffee Cafe. 4 lokasi kami kunjungi untuk melihat kondisi sanitasi di lokasi yang masuk dalam wilayah perkotaan, melihat secara langsung IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal yang sehatkan lingkungan, dam melihat tangki septik individu serta praktek penyedotan air limbah domestik dan lumpur tinja.

Pak Wahyono (Pelaku industri tempe) yang membuat tangki septik dengan biaya sendiri karena sadar akan pentingnya kebersihan dan kesehatan yang baik
Setelah mendapat penjelasan dan melihat secara langsung tentang sanitasi aman, maka sangat ditekankan agar kita sebagai bagian masyarakat memulai sekarang juga. Eh sudah ngerti khan apa yang dimaksud dengan sanitasi aman?

Sanitasi aman adalah sistem sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah domestik ke sumber air. Sanitasi aman mencakup :
  • Penampungan air limbah domestik di tangki septik yang sesuai SNI 
  • Penyedotan/transportasi lumpur tinja sampai ke unit pengolahan 
  • Serta unit pengolahan limbah (IPLT) yang berfungsi. 
  • Program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) juga perlu diterapkan untuk memperbaiki tingkat kebersihan (higiene) masyarakat.
Mobil Layanan PD PAL JAYA
Berarti mulai sekarang segera gunakan tangki septik yang aman dan sesuai SNI yaa....Bagi penduduk resmi Jakarta akan diberikan subsidi dari pemerintah provinsi untuk pengadaan tangki septik yang aman. Sekarang dikasih kenali ciri-ciri tangki septik yang aman ya..

Ciri-ciri tangki septik yang aman adalah :
  1. Harus kedap air
  2. Memiliki volume standar. Volume tangki septik untuk 1 rumah dengan penghuni 5 jiwa yang menggunakan air bersih untuk menggelontorkan tinja secara normal dengan sistem terpisah sesuai SNI No.03 – 2398-2002 adalah 800 liter.
  3. Memiliki lubang kontrol
  4. Memiliki ventilasi
  5. Tersedia pipa masuk dan keluar
  6. Dipastikan disedot, diangkut dan dibuang dengan truk tinja secara regular ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Jika kita telah memiliki tangki septik yang baik maka pastikan dalam 2-3 tahun sekali dikuras, namun dikurasnya juga ada standard tekniknya ya, seperti yang dikatakan DR.Subekti,SE.MM – Direktur Utama PD PAL JAYA pagi itu di Comic Cafe,”Penyedotan tidak boleh sampai kering. Sebab disana ada bakteri yang mengolah. Bila habis maka kotoran yang baru akan lama lagi membentuk bakteri sekitar 3 bulanan. Jadi jika disedot sampai habis, maka tangki septik justru akan cepat penuh.”
Sudah ngerti khan sekarang apa yang harus diperhatikan urusan “belakang” kita? Ayo bersama membangun peradaban dengan “Toilet Sehat Sanitasi Aman”. Dengan begitu hidup kita semakin sehat, aman dan tenang...minum bisa langsung diminum dari keran, mengambil air wudhu juga aman kesuciannya. Penting banget tuh!

Oh ya, ada pesan lagi nih dari Bapak Subekti yang merupakan inti dari talkshow kita di Hari Toilet 2019, yakni :
  • Buang sampah di tempatnya
  • Septic tank yang kedap (tidak rembes)
  • Ayo WC kita sedot tinja secara berkala
  • Berperilaku hidup sehat 

No comments:

Post a Comment