Dunia digital merambah dalam
kehidupan bisnis saat ini. Pentingnya menambah wawasan dan pengetahuan di dunia
digital terpapar nyata di hadapan kita. Segala ilmu yang berkaitan dengan dunia
digital telah membuat kita yang hidup di alam nyata sibuk bermanfaat, berkompetisi
meraih ilmu namun terus berkolaborasi agar saling mengisi agar kita semakin
berdaya. Bloggercrony Community tentunya tidak mau ketinggalan jika berkaitan
dengan hal ini, dan salah satu cara berperan di dunia teknologi digital saat
ini adalah berperan menjadi bagian acara “Connect” sebagai Event Partner.
Tentunya kesempatan seperti ini juga tidak saya lewatkan dong, sebagai blogger
serta pelaku usaha di dunia digital saya langsung menangkap kesempatan
memperluas wawasan dan pengetahuan dalam event yang diselenggarakan di Hall B
Convention Center tanggal 30 – 31 Oktober 2019. Bersama Bloggercrony Community
saya hadir di hari ke-2 penyelenggaraan event yang ber-tagline “Empowering
Indonesia’s Digital Economy through Innovation & Collaboration”.
Di acara Connect 2019
(Diorganisir oleh Traya Indonesia dan KITATAMA) merupakan kesempatan kita untuk
bertemu dan terhubung dengan mereka yang berkecimpung di dunia digital
entrepreneurs, pembuat kebijakan, tech startups dan berbagai perusahaan. Tujuan
dari konferensi ini adalah membantu berbagai bisnis dengan penggunaan teknologi.
Segala issue yang berhubungan dengan digital ekonomi, seperti e-commerce,
digital marketing, payments dan logistik dieksplore. Sedangkan dengan mengikuti
talkshow dari para ahlinya akan memberikan inspirasi agar kita dapat bergabung
dalam networking serta memiliki lebih banyak ide dan lebih terbuka peluang
bisnisnya.
Jam 10 - 11 pada tanggal 31
Oktober 2019 kami mengikuti class bertajuk “Synergistic Collaboration among
Corporates, Startups, SMEs & Government”.
Narasumber pada class yang diadakan di main stage atau panggung utama
Connect 2019 adalah Hery Sofiaji (AVP Micro Development and Agent Banking Group
Bank Mandiri Tbk), Joddy Hernadu (EVP Digital & Next Business Telkom Grup),
Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar). Hery Sofiaji sebagai pembicara
pertama menjelaskan topik dengan tajuk ‘Fintech, Tantangan dan Peluang Bagi
Bank’. Dengan lugas dan jelas Hery sebagai perwakilan bank nomor 2 di Indonesia
menjabarkan keterkaitan fintech versus bank. Langkah yang di ambil Bank Mandiri
saat ini adalah berkolaborasi sekaligus berkompetisi dengan fintech industry. Terbukti
pada bank BUMN ini telah berkolaborasi dengan banyak e-commerce, digital entrepreneur
atau fintech yang kini banyak bermunculan. Gambaran produk yang telah
diciptakan adalah permodalan Bank Mandiri melalui fintech untuk SME (mikro,
kecil, menengah). Bahkan juga memberi modal sebagai saham ke 13 fintech.
Intinya bahwa Bank Mandiri adalah bank pemerintah yang masuk di dunia digital
dengan membantu membangun fintech.
Pemberi materi berikutnya adalah
Joddy Hernadu sebagai perwakilan dari Telkom Grup yang menyampaikan bahwa
Telkom sebagai BUMN telah membangun “Rumah Kreatif BUMN” yang banyak memberi
pinjaman dan memberi bimbingan kepada pelaku SME. Rumah Kreatif BUMN telah
memiliki inkubator bisnis yang tersebar di kota Bandung, Jogjakarta, Jakarta
dan Makassar. Untuk hal lebih lanjut dapat diketahui informasinya melalui
indigo.id
Agung Bezharie yang merupakan CEO
Warung Pintar bercerita tentang kondisi warung-warung kecil yang sangat banyak
di Indonesia. Mereka masih melakukan kegiatan usahanya dengan system yang
sangat manual atau dapat dikatakan “kuno” karena mereka masih menggunakan
catatan atau perhitungan keuangan dagang di balik bekas kertas rokok. Banyak
diantara mereka yang tidak konsisten dalam melakukan usaha serta tidak memiliki
finansial akses. Produk Warung Pintar adalah ‘tools education’ yang memberi
bimbingan dan pelatihan bagi warung-warung kecil tersebut untuk mendapatkan
akses lebih luas. Websitenya adalah warungpintar.co
Tips for SMEs on Increasing
Profits Through Social Media
Pada session ini saya merasakan
banyak hal yang bermanfaat bagi blogger atau influencer yang sebenarnya juga
merupakan entrepreneur atas jasa yang mereka kerjakan. Buat saya pribadi juga
sangat bermanfaat bagi beberapa usaha yang sedang saya jalankan.
Sebagai narasumber sore itu
adalah Fariz Egia Gamal (Owner Mister Brewok) dan Ridho Khusnul Fadhil (CEO
Humblezing). Produk yang keduanya tawarkan lebih bersifat “macho” atau dunia
pria. Mister Brewok memiliki pangsa pasar untuk fresh graduated hingga usia 28
tahun. Lebih banyak interaksi atau meraih pasar dari media YouTube, walaupun
tetap menggunakan Instagram. Media sosial Twitter belum dilirik oleh Mister
Brewok karena menurutnya netizen di media sosial berlogo biru ini lebih banyak
diisi oleh orang yang marah-marah, menggerutu atau nyampah dengan ocehan-ocehan
berenergi negatif. Walaupun demikian ia memiliki teman yang berjualan parfum
melalui Twitter dan jualannya tersebut laris melalui Twitter. Memang ada sebab khususnya sih, karena
temannya ini telah memiliki komunitas tersendiri di Twitter yang akhirnya dapat
mendongkrak penjualan parfumnya. Sedangkan media sosial Instagram bagi Mister
Brewok hanya sekedar keren-kerenan.
Bagi Humblezing justru telah
melakukan market research untuk mengetahui behaviour marketnya. Pemasaran
sistem online melalui media sosial Instagram sudah dirasa lebih tepat sasaran
baginya. Menentukan foto yang diposting di Instagram juga merupakan strategi
pemasarannya. Foto couple dan orang sedang tersenyum lebih banyak disukai oleh
(calon) konsumen. Feed Instagram semacam etalase, jadi dibuat yang rapi,
menarik dan diatur warnanya. Sedangkan Instastory ternyata justru meningkatkan
engadgement loh!
Wah, sepertinya tahun depan acara
Connect harus berlangsung lebih dari 2 hari nih, agar kalian yang belum
berkesempatan hadir di tahun ini, maka dapat hadir di tahun depan. Seru dan
bermanfaat acaranya. Banyak stand berada
di area Connect yang diantaranya pasti dapat menunjang usaha kita!
No comments:
Post a Comment