Tuesday 5 November 2019

Connect : Pemberdayaan Ekonomi Digital Indonesia Melalui Inovasi dan Kolaborasi

Dunia digital merambah dalam kehidupan bisnis saat ini. Pentingnya menambah wawasan dan pengetahuan di dunia digital terpapar nyata di hadapan kita. Segala ilmu yang berkaitan dengan dunia digital telah membuat kita yang hidup di alam nyata sibuk bermanfaat, berkompetisi meraih ilmu namun terus berkolaborasi agar saling mengisi agar kita semakin berdaya. Bloggercrony Community tentunya tidak mau ketinggalan jika berkaitan dengan hal ini, dan salah satu cara berperan di dunia teknologi digital saat ini adalah berperan menjadi bagian acara “Connect” sebagai Event Partner. Tentunya kesempatan seperti ini juga tidak saya lewatkan dong, sebagai blogger serta pelaku usaha di dunia digital saya langsung menangkap kesempatan memperluas wawasan dan pengetahuan dalam event yang diselenggarakan di Hall B Convention Center tanggal 30 – 31 Oktober 2019. Bersama Bloggercrony Community saya hadir di hari ke-2 penyelenggaraan event yang ber-tagline “Empowering Indonesia’s Digital Economy through Innovation & Collaboration”.


Di acara Connect 2019 (Diorganisir oleh Traya Indonesia dan KITATAMA) merupakan kesempatan kita untuk bertemu dan terhubung dengan mereka yang berkecimpung di dunia digital entrepreneurs, pembuat kebijakan, tech startups dan berbagai perusahaan. Tujuan dari konferensi ini adalah membantu berbagai bisnis dengan penggunaan teknologi. Segala issue yang berhubungan dengan digital ekonomi, seperti e-commerce, digital marketing, payments dan logistik dieksplore. Sedangkan dengan mengikuti talkshow dari para ahlinya akan memberikan inspirasi agar kita dapat bergabung dalam networking serta memiliki lebih banyak ide dan lebih terbuka peluang bisnisnya.
Jam 10 - 11 pada tanggal 31 Oktober 2019 kami mengikuti class bertajuk “Synergistic Collaboration among Corporates, Startups, SMEs & Government”.  Narasumber pada class yang diadakan di main stage atau panggung utama Connect 2019 adalah Hery Sofiaji (AVP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri Tbk), Joddy Hernadu (EVP Digital & Next Business Telkom Grup), Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar). Hery Sofiaji sebagai pembicara pertama menjelaskan topik dengan tajuk ‘Fintech, Tantangan dan Peluang Bagi Bank’. Dengan lugas dan jelas Hery sebagai perwakilan bank nomor 2 di Indonesia menjabarkan keterkaitan fintech versus bank. Langkah yang di ambil Bank Mandiri saat ini adalah berkolaborasi sekaligus berkompetisi dengan fintech industry. Terbukti pada bank BUMN ini telah berkolaborasi dengan banyak e-commerce, digital entrepreneur atau fintech yang kini banyak bermunculan. Gambaran produk yang telah diciptakan adalah permodalan Bank Mandiri melalui fintech untuk SME (mikro, kecil, menengah). Bahkan juga memberi modal sebagai saham ke 13 fintech. Intinya bahwa Bank Mandiri adalah bank pemerintah yang masuk di dunia digital dengan membantu membangun fintech.
Pemberi materi berikutnya adalah Joddy Hernadu sebagai perwakilan dari Telkom Grup yang menyampaikan bahwa Telkom sebagai BUMN telah membangun “Rumah Kreatif BUMN” yang banyak memberi pinjaman dan memberi bimbingan kepada pelaku SME. Rumah Kreatif BUMN telah memiliki inkubator bisnis yang tersebar di kota Bandung, Jogjakarta, Jakarta dan Makassar. Untuk hal lebih lanjut dapat diketahui informasinya melalui indigo.id
Agung Bezharie yang merupakan CEO Warung Pintar bercerita tentang kondisi warung-warung kecil yang sangat banyak di Indonesia. Mereka masih melakukan kegiatan usahanya dengan system yang sangat manual atau dapat dikatakan “kuno” karena mereka masih menggunakan catatan atau perhitungan keuangan dagang di balik bekas kertas rokok. Banyak diantara mereka yang tidak konsisten dalam melakukan usaha serta tidak memiliki finansial akses. Produk Warung Pintar adalah ‘tools education’ yang memberi bimbingan dan pelatihan bagi warung-warung kecil tersebut untuk mendapatkan akses lebih luas. Websitenya adalah warungpintar.co


Tips for SMEs on Increasing Profits Through Social Media
Pada session ini saya merasakan banyak hal yang bermanfaat bagi blogger atau influencer yang sebenarnya juga merupakan entrepreneur atas jasa yang mereka kerjakan. Buat saya pribadi juga sangat bermanfaat bagi beberapa usaha yang sedang saya jalankan.
Sebagai narasumber sore itu adalah Fariz Egia Gamal (Owner Mister Brewok) dan Ridho Khusnul Fadhil (CEO Humblezing). Produk yang keduanya tawarkan lebih bersifat “macho” atau dunia pria. Mister Brewok memiliki pangsa pasar untuk fresh graduated hingga usia 28 tahun. Lebih banyak interaksi atau meraih pasar dari media YouTube, walaupun tetap menggunakan Instagram. Media sosial Twitter belum dilirik oleh Mister Brewok karena menurutnya netizen di media sosial berlogo biru ini lebih banyak diisi oleh orang yang marah-marah, menggerutu atau nyampah dengan ocehan-ocehan berenergi negatif. Walaupun demikian ia memiliki teman yang berjualan parfum melalui Twitter dan jualannya tersebut laris melalui Twitter.  Memang ada sebab khususnya sih, karena temannya ini telah memiliki komunitas tersendiri di Twitter yang akhirnya dapat mendongkrak penjualan parfumnya. Sedangkan media sosial Instagram bagi Mister Brewok hanya sekedar keren-kerenan.
Bagi Humblezing justru telah melakukan market research untuk mengetahui behaviour marketnya. Pemasaran sistem online melalui media sosial Instagram sudah dirasa lebih tepat sasaran baginya. Menentukan foto yang diposting di Instagram juga merupakan strategi pemasarannya. Foto couple dan orang sedang tersenyum lebih banyak disukai oleh (calon) konsumen. Feed Instagram semacam etalase, jadi dibuat yang rapi, menarik dan diatur warnanya. Sedangkan Instastory ternyata justru meningkatkan engadgement loh!


Wah, sepertinya tahun depan acara Connect harus berlangsung lebih dari 2 hari nih, agar kalian yang belum berkesempatan hadir di tahun ini, maka dapat hadir di tahun depan. Seru dan bermanfaat acaranya. Banyak stand  berada di area Connect yang diantaranya pasti dapat menunjang usaha kita!

No comments:

Post a Comment