Nggak, nggak jadi 5 days in Bandung. Akhirnya hanya 4 hari di Bandung, karena hari Jumat saya ada urusan di Jakarta, dan di Bandung ada Hendra yang sudah saya estafet-kan tugas melaksanakan Indepth Interview di kota ini. Sepertinya hal ini mengingatkan kepada saya agar saya menyiapkan Interviewer dan Observer berkwalitas yang menguasai metode penelitian deh! Prinsip network sukses adalah menduplikasikan keahlian atau sistem kepada banyak orang sehingga sistem dapat bekerja secara otomatis tanpa kita perlu bekerja keras!
Oke, disini saya nggak akan membicarakan masalah pekerjaan kok. Saya akan menceritakan tentang seseorang yang seharusnya bekerja secara profesional, di bidang apapun! Anda sebagai tukang bakso, maka jadilah tukang bakso yang profesional! Jangan pernah menyepelekan sekecil apapun tugas tersebut. Loh, gimana sih, katanya gak akan membicarakan masalah pekerjaan? Kok malah ngelantur ke urusan ini? Oke...oke...oke...sebenarnya saya akan cerita tentang hotel di Bandung kemarin! Tentang Front Officer hotel yang salah menempatkan saya selama 2 malam di Bandung.
Pihak perusahaan yang meng-hire saya khan sudah mem-booking-kan hotel untuk saya (sorry jika bahasa awut-awutan ;-D). Perusahaan reservasi dan membayar untuk 4 malam Deluxe Room yang fasilitas-nya : FULL AC, Airport Transfer, Breakfast dan beberapa fasilitas dengan harga Rp 300.000 ,-/night.
Sehubungan saya naik shuttle, maka saya tidak menggunakan fasilitas Airport Transfer. It's okay-lah, dari point Dipati Ukur saya hanya bayar angkot Rp 3000,- ke hotel. Padahal berdasarkan informasi ongkos yang harus saya bayar Rp 2000 ,-. Gak peduli dah, saya saat itu menyodorkan lembaran limaribuan - terserah mau dikembali'in berapa!Dari ngembali'in berapa aja saya bisa ngerti apakah si sopir angkot memang sopir yang profesional or asal dapat duit...hehehe
Ketika diantar oleh petugas hotel ke kamar, memang tidak komentar apa-apa. Pasrah aja dah, kurang perhatian - apalagi saat masuk kamar Lusi - bagian keuangan Markplus menelpon. Kalau bagian keuangan MP yang menelpon pasti saya harus buru-buru menangani dengan fokus...hahaha...
Setelah itu saya baru sadar bahwa kamar yang diberikan kepada saya mirip dengan kamar Hotel Raden Patah Semarang. Hanya ekstra televisi, bahkan fan-nya masih lebih bagus Hotel Raden Patah Semarang - kamarnya juga lebih luas kamar di Hotel Raden Patah Semarang! Terlintas berkata dalam hati,"Seperti ini nih kamar dengan rate Rp 300.000 ,-/malam dengan status deluxe? Gimana standard-nya ya? Sedangkan Hotel Raden Patah yang di kawasan Kota Lama - area wisata saja tarifnya nggak sampai Rp 100.000 ,-/malam." Tapi lagi-lagi saya "pasrah" sambil nyeletuk dalam hati lagi,"Tega amat sih perusahaan sampai ngasih akomodasi ke gue kayak gini?!"
SALAH KAMAR
Hingga 2 malam saya tidur di kamar tersebut. Malam pertama di jam 2 malam terdengar keributan dari gang samping hotel, dan malam kedua di jam 12 malam terdengar suara ramai dari kamar tetangga. Phuuuufff...;-(
Suatu sore, saya kembali ke hotel dari tugas wawancara. Baru sejenak merebahkan badan tiba-tiba telepon berdering, dari resepsionist yang mengatakan bahwa selama 2 malam ini saya salah masuk kamar! Haaahhh????!!! Kucriiiit...pantesan aja! Gimana sih tuh resepsionis yang shift pagi?
Dengan termaaf-maaf seperti orang lebaran resepsionist yang bertugas sore memindahkan saya ke kamar Deluxe yang memang full AC, pantry,coffee maker, bathup....yang memang layaklah dengan rate Rp 300.000 ,-/malam. Saya juga "curhat" soal breakfast hari pertama. Untungnya resepsionist tersebut mengembalikan uang selisih 2 malam tersebut. Hehehe...keuntungan cash untuk saya!
Ampun ya tuh resepsionist yang shift pagi? Kesannya tampang gue nggak mampu kali bayar rate kamar deluxe. Iiiih, sorry, Jack...untuk traveling aja saya biasanya stay di hotel berbintang. Kali ini aja dibayarin perusahaan, jadi saya harus tahu diri dikit-lah. Namanya juga gratisan, jadi dikasih hotel bintang 1 pasrah aja..
Fatal banget ya kesalahan Front Office Hotel yang menerima check in saya? Seharusnya dia profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Pihak perusahaan yang meng-hire saya khan sudah mem-booking-kan hotel untuk saya (sorry jika bahasa awut-awutan ;-D). Perusahaan reservasi dan membayar untuk 4 malam Deluxe Room yang fasilitas-nya : FULL AC, Airport Transfer, Breakfast dan beberapa fasilitas dengan harga Rp 300.000 ,-/night.
Sehubungan saya naik shuttle, maka saya tidak menggunakan fasilitas Airport Transfer. It's okay-lah, dari point Dipati Ukur saya hanya bayar angkot Rp 3000,- ke hotel. Padahal berdasarkan informasi ongkos yang harus saya bayar Rp 2000 ,-. Gak peduli dah, saya saat itu menyodorkan lembaran limaribuan - terserah mau dikembali'in berapa!Dari ngembali'in berapa aja saya bisa ngerti apakah si sopir angkot memang sopir yang profesional or asal dapat duit...hehehe
Ketika diantar oleh petugas hotel ke kamar, memang tidak komentar apa-apa. Pasrah aja dah, kurang perhatian - apalagi saat masuk kamar Lusi - bagian keuangan Markplus menelpon. Kalau bagian keuangan MP yang menelpon pasti saya harus buru-buru menangani dengan fokus...hahaha...
Setelah itu saya baru sadar bahwa kamar yang diberikan kepada saya mirip dengan kamar Hotel Raden Patah Semarang. Hanya ekstra televisi, bahkan fan-nya masih lebih bagus Hotel Raden Patah Semarang - kamarnya juga lebih luas kamar di Hotel Raden Patah Semarang! Terlintas berkata dalam hati,"Seperti ini nih kamar dengan rate Rp 300.000 ,-/malam dengan status deluxe? Gimana standard-nya ya? Sedangkan Hotel Raden Patah yang di kawasan Kota Lama - area wisata saja tarifnya nggak sampai Rp 100.000 ,-/malam." Tapi lagi-lagi saya "pasrah" sambil nyeletuk dalam hati lagi,"Tega amat sih perusahaan sampai ngasih akomodasi ke gue kayak gini?!"
SALAH KAMAR
Hingga 2 malam saya tidur di kamar tersebut. Malam pertama di jam 2 malam terdengar keributan dari gang samping hotel, dan malam kedua di jam 12 malam terdengar suara ramai dari kamar tetangga. Phuuuufff...;-(
Suatu sore, saya kembali ke hotel dari tugas wawancara. Baru sejenak merebahkan badan tiba-tiba telepon berdering, dari resepsionist yang mengatakan bahwa selama 2 malam ini saya salah masuk kamar! Haaahhh????!!! Kucriiiit...pantesan aja! Gimana sih tuh resepsionis yang shift pagi?
Dengan termaaf-maaf seperti orang lebaran resepsionist yang bertugas sore memindahkan saya ke kamar Deluxe yang memang full AC, pantry,coffee maker, bathup....yang memang layaklah dengan rate Rp 300.000 ,-/malam. Saya juga "curhat" soal breakfast hari pertama. Untungnya resepsionist tersebut mengembalikan uang selisih 2 malam tersebut. Hehehe...keuntungan cash untuk saya!
Ampun ya tuh resepsionist yang shift pagi? Kesannya tampang gue nggak mampu kali bayar rate kamar deluxe. Iiiih, sorry, Jack...untuk traveling aja saya biasanya stay di hotel berbintang. Kali ini aja dibayarin perusahaan, jadi saya harus tahu diri dikit-lah. Namanya juga gratisan, jadi dikasih hotel bintang 1 pasrah aja..
Fatal banget ya kesalahan Front Office Hotel yang menerima check in saya? Seharusnya dia profesional dalam melaksanakan tugasnya.
No comments:
Post a Comment