Ada hubungan apa antara Uni Eropa, Nicholas Saputra dan Gajah??? Tenyata mereka
memiliki keterkaitan cinta satu dengan
yang lainnya. Ah jika di film AADC 2 Cinta mengatakan bahwa yang dilakukan
Rangga itu jahat, maka di film Save Our Forest Giants (SOFG) Nicho itu
gajah....eh maksudnya gagah! Sejak lebih dari 10 tahun lalu – entahlah berapa purnama
yang terlewati – Nicho telah berbuat mulia terhadap gajah-gajah yang ada,
setiap tahun ia ngapel para gajah yang berada di Tangkahan Kawasan Ekosistem
Lauser.
Bersama
Amanda Marahimin, Nicholas Saputra memproduksi film dokumenter pendek Save Our
Forest Giants yang juga “dibintangi” oleh Nicho. Eits...tetapi sesungguhnya
para gajah yang berada di sana menjadi bintang utama film ini. Sebelumnya
Amanda berkarya dalam beberapa film populer yang juga dibintangi oleh Nicho,
diantaranya Gie, The Year of Living Vicariously dan Tiga Hari Untuk Selamanya.
Film SOFG di dukung oleh Uni Eropa.
Sejak
lahir saya memang sudah akrab dengan benua biru ini, beberapa kegiatan yang
diadakan Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam saya turut
berpartisipasi, yang saya tuliskan dapat dibaca di SINI. Melihat boneka gajah,
maka saya teringat akan boneka yang saya belikan di negeri Belanda untuk
keponakan saya. Ketika itu keponakan saya lahir, dan saya membelikan boneka
gajah kecil kepadanya. Menurut kakak saya boneka tersebut jadi boneka favorit
keponakan di masa kecilnya. Nah ternyata seiringnya bergulir purnama, dan entah
di Ramadhan 1437 merupakan purnama keberapa dari pembelian boneka gajah dari
Eropa tersebut, saya mendapat undangan untuk menghadiri launching film SOFG
yang dilanjutkan dengan acara berbuka puasa bersama Nicholas Saputra.
Undangan |
Sempat
di-email oleh organizer-nya bahwa saya boleh mengajak seorang teman dan
mengirimkan nama teman tersebut sebelum jam 2 siang, namun apa daya saya baru
melihat email tersebut pukul 4 sore sehingga tidak diperkenankan mengajak
teman. Waah, padahal teman saya sudah jejingkrakan ketika saya menawarkannya.
Acara berlangsung di IFI Thamrin. Lah kantornya Jeng Dina!! Jeng Dina-pun
datang ke kantornya di hari Minggu, 19 Juni 2016 saat acara berlangsung.
Untung-untungan, kalau nggak boleh masuk dia akan ke ruang kerjanya en
nulis-nulis aja...hahaha....Eh. ternyata malah ngebantu-bantu ya, Jeng? :p
Saya,Dina and Gajah Eropa |
Berbicara
kembali mengenai gajah, ternyata Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengadopsi
2 gajah dari Ekosistem Lauser sebagai maskot Uni Eropa yang melambangkan
komitmen Uni Eropa untuk keanekaragaman hayati, konservasi dan gerakan melawan
perubahan iklim. Dari sinilah tercetus membuat film dokumenter yang
mempromosikan perlindungan gajah.
Dikutip
dari siaran pers-nya nih (Maklum yak, waktu Dubes UE memberi kata sambutan,
saya sibuk curi-curi pandang ke Nicho...huehehehe...foto daku berdua Nicho yang
di Kelapa Gading kemane yeee?!),”Hari ini, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia
meluncurkan sebuah film dokumenter pendek tentang hutan dan gajah Indonesia
serta menyoroti pentingnya perlindungan hutan dan gajah. Berkat kerjasama yang
baik dengan Nicholas Saputra dan timnya, kini kami memiliki cerita menyentuh
yang kami harap akan mengincpirasi banyak orang. Saya percaya jika kita semua
bekerja sama, kita dapat melindungi mamalia besar ini. Tujuan kami adalah untuk
meningkatkan kesadaran. Oleh karena itu, jika Anda suka film ini, Anda dapat
membantu dengan menyebarkannya ke teman-teman Anda,”Kata Duta Besar Uni Eropa
Vincent Guerend saat acara peluncuran.
Acara
peluncuran dibuka oleh Dr.Ir.Tachir Fathoni,Msc, Direktur Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Setelah itu dilanjutkan dengan talkshow – sebagai panelis : Duta Besar Uni
Eropa untuk Indonesia, Nicholas Saputra dan Wahdi Azmi dari Unit Tanggap
Konservasi (CRU) Tangkahan. Tentunya diputar pula film yang dilaunching.
Talkshow 99% menggunakan bahasa Inggris. Suara Nicholas Saputra terdengar berat
deh,,,duh tambah gajah, eh gagah aktor yang satu ini! Hihihi,,,Yes, cowok yang
mencintai dan peduli terhadap lingkungan benar-benar okeh deh! Berharap
Nicholas Saputra suatu saat berkolaborasi dengan Leonardo di Caprio untuk
“berkampanye” kepedulian terhadap gajah (Sumatera) yang populasinya tinggal 1500 ekor ini.
Duh, jadi cemburu sama gajah deh! Hayoo, daripada baper kesaing sama gajah,
lebih baik saksikan film dokumenter ini yang juga bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan mendorong penelitian tentang virus herpes baru, EEHV yang dapat
menyebabkan penyakit hemoragik berat pada gajah dan diduga menyebabkan tingkat
kematian tinggi pada gajah muda Asia (1-8 tahun). Hanya dalam waktu 1-2 hari
dari tanda-tanda awal penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Jadi diagnosis
dan pengobatan dini sangat penting bagi kelangsungan gajah-gajah lucu ini.
Yeaaay...dapat boneka gajah kembaran yang saya beli di Belanda. Kali ini untuk My Little A |
No comments:
Post a Comment