Thursday, 23 June 2016

Save Our Forest Giants : Uni Eropa, Nicholas Saputra dan Gajah


Ada hubungan apa antara Uni Eropa, Nicholas Saputra dan Gajah??? Tenyata mereka memiliki  keterkaitan cinta satu dengan yang lainnya. Ah jika di film AADC 2 Cinta mengatakan bahwa yang dilakukan Rangga itu jahat, maka di film Save Our Forest Giants (SOFG) Nicho itu gajah....eh maksudnya gagah! Sejak lebih dari 10 tahun lalu – entahlah berapa purnama yang terlewati – Nicho telah berbuat mulia terhadap gajah-gajah yang ada, setiap tahun ia ngapel para gajah yang berada di Tangkahan Kawasan Ekosistem Lauser.
Bersama Amanda Marahimin, Nicholas Saputra memproduksi film dokumenter pendek Save Our Forest Giants yang juga “dibintangi” oleh Nicho. Eits...tetapi sesungguhnya para gajah yang berada di sana menjadi bintang utama film ini. Sebelumnya Amanda berkarya dalam beberapa film populer yang juga dibintangi oleh Nicho, diantaranya Gie, The Year of Living Vicariously dan Tiga Hari Untuk Selamanya. Film SOFG di dukung oleh Uni Eropa.

Sejak lahir saya memang sudah akrab dengan benua biru ini, beberapa kegiatan yang diadakan Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam saya turut berpartisipasi, yang saya tuliskan dapat dibaca di SINI. Melihat boneka gajah, maka saya teringat akan boneka yang saya belikan di negeri Belanda untuk keponakan saya. Ketika itu keponakan saya lahir, dan saya membelikan boneka gajah kecil kepadanya. Menurut kakak saya boneka tersebut jadi boneka favorit keponakan di masa kecilnya. Nah ternyata seiringnya bergulir purnama, dan entah di Ramadhan 1437 merupakan purnama keberapa dari pembelian boneka gajah dari Eropa tersebut, saya mendapat undangan untuk menghadiri launching film SOFG yang dilanjutkan dengan acara berbuka puasa bersama Nicholas Saputra.
Undangan
Sempat di-email oleh organizer-nya bahwa saya boleh mengajak seorang teman dan mengirimkan nama teman tersebut sebelum jam 2 siang, namun apa daya saya baru melihat email tersebut pukul 4 sore sehingga tidak diperkenankan mengajak teman. Waah, padahal teman saya sudah jejingkrakan ketika saya menawarkannya. Acara berlangsung di IFI Thamrin. Lah kantornya Jeng Dina!! Jeng Dina-pun datang ke kantornya di hari Minggu, 19 Juni 2016 saat acara berlangsung. Untung-untungan, kalau nggak boleh masuk dia akan ke ruang kerjanya en nulis-nulis aja...hahaha....Eh. ternyata malah ngebantu-bantu ya, Jeng? :p
Saya,Dina and Gajah Eropa
Berbicara kembali mengenai gajah, ternyata Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengadopsi 2 gajah dari Ekosistem Lauser sebagai maskot Uni Eropa yang melambangkan komitmen Uni Eropa untuk keanekaragaman hayati, konservasi dan gerakan melawan perubahan iklim. Dari sinilah tercetus membuat film dokumenter yang mempromosikan perlindungan gajah.
Dikutip dari siaran pers-nya nih (Maklum yak, waktu Dubes UE memberi kata sambutan, saya sibuk curi-curi pandang ke Nicho...huehehehe...foto daku berdua Nicho yang di Kelapa Gading kemane yeee?!),”Hari ini, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan sebuah film dokumenter pendek tentang hutan dan gajah Indonesia serta menyoroti pentingnya perlindungan hutan dan gajah. Berkat kerjasama yang baik dengan Nicholas Saputra dan timnya, kini kami memiliki cerita menyentuh yang kami harap akan mengincpirasi banyak orang. Saya percaya jika kita semua bekerja sama, kita dapat melindungi mamalia besar ini. Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran. Oleh karena itu, jika Anda suka film ini, Anda dapat membantu dengan menyebarkannya ke teman-teman Anda,”Kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend saat acara peluncuran.
Acara peluncuran dibuka oleh Dr.Ir.Tachir Fathoni,Msc, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Setelah itu dilanjutkan dengan talkshow – sebagai panelis : Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Nicholas Saputra dan Wahdi Azmi dari Unit Tanggap Konservasi (CRU) Tangkahan. Tentunya diputar pula film yang dilaunching. Talkshow 99% menggunakan bahasa Inggris. Suara Nicholas Saputra terdengar berat deh,,,duh tambah gajah, eh gagah aktor yang satu ini! Hihihi,,,Yes, cowok yang mencintai dan peduli terhadap lingkungan benar-benar okeh deh! Berharap Nicholas Saputra suatu saat berkolaborasi dengan Leonardo di Caprio untuk “berkampanye” kepedulian terhadap gajah (Sumatera) yang populasinya tinggal 1500 ekor ini. Duh, jadi cemburu sama gajah deh! Hayoo, daripada baper kesaing sama gajah, lebih baik saksikan film dokumenter ini yang juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong penelitian tentang virus herpes baru, EEHV yang dapat menyebabkan penyakit hemoragik berat pada gajah dan diduga menyebabkan tingkat kematian tinggi pada gajah muda Asia (1-8 tahun). Hanya dalam waktu 1-2 hari dari tanda-tanda awal penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Jadi diagnosis dan pengobatan dini sangat penting bagi kelangsungan gajah-gajah lucu ini.

Yeaaay...dapat boneka gajah kembaran yang saya beli di Belanda. Kali ini untuk My Little A

No comments:

Post a Comment