Dalam beberapa bulan terakhir ini
saya merasa terganggu oleh kedatangan kurir yang mengantar barang belanjaan
kami. Walaupun kami tidak membiarkan rumah dalam keadaan kosong (tak ada orang)
dalam jeda waktu lebih dari 2 jam, tetapi bagi kami rumah adalah tempat
istirahat yang nyaman dan tenang. Saya tinggal di area perumahan yang memiliki
team security yang ketat sehingga jika ada orang tak dikenal mengetuk pintu
pagar atau menekan bel dalam waktu lebih dari 10 menit, maka pihak security
akan menghampiri orang tersebut. Kami jadi tidak enak hati dengan security
tersebut. Sedangkan kami juga tidak dapat terburu-buru menemui mereka karena
rumah yang luasnya hampir mencapai 1000 meter seringkali “terlambat” mengetahui
keberadaan tamu, kami harus berlari-lari dari kamar atau ruangan belakang
menuju pintu gerbang atau saya harus bergegas mengenakan jilbab. Apalagi jika
diantara kami sedang di kamar mandi atau memasak, tentunya kami tak bisa
secepatnya menerima barang yang diantar kurir – kurir tersebut. Bahkan tamu
yang mengetuk gerbang atau memencet bel saja tidak akan kami bukakan pintu
apabila mereka tidak membuat perjanjian. Memang demikianlah peraturan security
perumahan kami agar tidak membukakan pintu kepada orang yang dikenal sekalipun
berseragam PLN atau PAM. Jika memesan makanan melalui Go Food, Grab Food atau
delivery lainnya, petugas security perumahan juga akan menghampiri untuk
meyakinkan bahwa mereka memang datang karena sesuai pesanan kami atau bukan.
Yang menyebalkan lagi, waktu atau
jam kurir datang tidak memiliki jadwal tetap. Terkadang pagi jam 10 saat saya
sudah keluar rumah, terkadang jam 12 saat assisten rumah tangga sedang ke
warung membeli makanan untuk makan siang kucing-kucing kami, dan baru 3 hari
lalu kurir datang pada pukul 5 sore saat kami tidak memiliki janji untuk
menerima tamu. Huh deh....Terkadang kurir meminta izin untuk menitipkan barang
tersebut ke pihak security. Oh no, saya tidak mau merepotkan security tersebut
yang tugasnya berat menjaga keamanan perumahan kami. Saya seringkali minta
kurir memasukkan barang tersebut ke kotak pos di depan rumah. Heraaan saya,
kurir masa kini tuh sudah tidak mengerti fungsi kotak post yach?
Hingga akhirnya, saya menemukan
cara agar saya tetap menerima berbagai kiriman tanpa mengganggu saya,
orang-orang di rumah dan tim security perumahan, yaitu : POPBOX. Sepintas saya
pernah mendengar informasi mengenai POPBOX, tetapi saya pikir itu hanya untuk
orang-orang yang sering menggunakan jasa commuter line karena locker-nya sering
berada di stasiun-stasiun. Saya juga sering melihat locker POPBOX di MOI (Mall
of Indonesia) Kelapa Gading , tetapi saya mengira bahwa locker tersebut hanya
untuk penghuni apartment di sekitar Mall of Indonesia saja. Apa sih POPBOX? Ini
adalah smart locker system pertama di Indonesia dan telah tersebar di 300
lokasi di 8 kota besar di Indonesia. Fungsi locker ini adalah untuk mengirim
barang, mengambil barang kiriman, menitip barang, membeli pulsa, dan lain-lain.
Wah...saya jadi ingat smart locker yang pernah saya gunakan ketika saya berada
di Australia , Belanda dan Singapore! Ketika itu saya menitipkan tas besar yang
membebani saya saat akan berjalan-jalan keliling city. Ternyata di Indonesia
sekarang sudah ada, ya POPBOX itulah!
KIRIM BUKU DARI POPBOX MOI
Salah satu aktifitas saya adalah
menyewakan buku-buku bacaan ke seluruh Indonesia. Wah berarti dengan ada-nya
POPBOX locker maka memudahkan saya dan penyewa buku-buku untuk mengirim
buku-buku tersebut. Untuk melakukan uji coba pada tanggal 7 November 2018 saya
mengirimkan 4 buku bacaan kepada kawan sesama blogger.
Saya mengirimkan buku tersebut
melalui POPBOX locker yang terdapat di MOI (Mall of Indonesia) Kelapa Gading
Jakarta Utara, karena saya seringkali makan, menonton dan ke toko buku Gramedia
di mall yang berjarak relatif dekat dari tempat tinggal saya.
Sebelum tiba di MOI saya
melakukan “transaksi” Popsend pada aplikasi POPBOX yang telah saya install
beberapa hari sebelumnya. Instruksi yang terdapat pada aplikasi tersebut sangat
simple dan mudah diikuti. Begitu tiba di depan MOI saya langsung menuju lobby 1
(Masuk dari Gate B depan Balai Samudera). POPBOX locker berada di belakang
information desk di lobby tersebut. Dengan lancar, saya dapat menggunakan fitur
“Popsend” tersebut. Instruksi pada layar mudah untuk diikuti kok, dan kita
dapat memilih antara menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
FITUR POPBOX
Aplikasi POPBOX memiliki beberapa
fitur, yaitu :
POPSEND : Fitur ini untuk
pengiriman barang secara mudah. Drop barang di loker yang terdekat, kemudian
kurir POPBOX akan mengirimkan ke alamat atau loker tujuan. Nah fitur ini yang
telah saya gunakan di MOI.
POPSAFE : Fitur untuk menitipkan
barang di locker. Dengan biaya Rp 6,000/24 jam maka kita dapat menitipkan
barang yang memberatkan bawaan kita. Misalnya kita membawa barang belanjaan
atau titipan, sedangkan kita masih harus beberapa lama lagi di sekitar situ. Daripada
kita bawa-bawa, lebih baik barang tersebut dititipkan di locker terdekat.
COLLECTION POINT : Nah, ini yang
sebenarnya sangat saya perlukan karena keberadaan kami di rumah yang tidak mau
terganggu oleh orang yang datang tanpa perjanjian. Jika melakukan belanja
online, maka kita dapat memilih atau menuliskan pada website olshop tersebut
dengan opsi pengiriman ke loker POPBOX terdekat. Saat barang tiba di locker,
maka kita akan mendapat PIN via SMS untuk pengambilan barang.
RETURN SERVICE : Jika ada barang
belanjaan dari ecommerce lazada, zalora, blibli, mataharimall yang ingin
dikembalikan, maka kita dapat menggunakan POPBOX locker tanpa dikenakan biaya.
BELI PULSA DAN TRANSAKSI : Kita
juga dapat membeli pulsa dengan pembayaran menggunakan emoney, tcash, QR.
Dari fitur-fitur tersebut,
tentunya POPBOX sangat bermanfaat bagi saya. Namun sayangnya saya belum
mendapatkan informasi ecommerce mana saja yang telah bekerjasama dengan POPBOX
pada fitur Collection Point.
Kamu ingin mencoba atau
menggunakan POPBOX. Gunakan kode refferal : ANNABYC agar kamu bisa mencoba
secara gratis.
Informasi lebih lanjut :
Website : www.popbox.asia atau social media :
popbox_asia (FB, Twitter, Instagram)
No comments:
Post a Comment