Monday, 15 August 2011

Tour Mesjid : Kunci Kemakmuran Negeri

Saya @ Masjid Raya Medan Sumatera Utara (February 2011)

Dua tahun lalu saya pernah menuliskan tentang perjalanan mengunjungi 2 mesjid di blog
Cinta Wisata Kita.
Sejak beberapa tahun lalu saya memang menginginkan melaksanakan petualangan beribadah shalat di 99 mesjid di bumi pertiwi ini. Sayang-nya ketika saya berkunjung ke Masjid Raya Medan Sumatera Utara nan indah dan Masjid Besar Makassar Sulawesi Selatan saya sedang berhalangan...nggak bisa shalat disana deh :((

Pada pertengahan Ramadhan ini saya menelusuri 2 laman mengenai perjalanan ke mesjid-mesjid, yakni :
30 Mosques dan Pink Mosques

Tuesday, 9 August 2011

Umroh Gratis?!Duta Fashion Muslim Dunia?!Bisaa...


Hari ini, di 9 Ramadhan 1432 saya menerima email dengan isi sebagian dibawah ini :

Indonesia Islamic Fashion Consortium dan detikForum mempersembahkan:
MUSLIMAH BEAUTY 2011
Kamu wanita berjilbab? Atau punya teman, sahabat, kerabat, bahkan saudara perempuan berjilbab? Berprestasi, bisa mengaji dan berkepribadian menarik? Ikuti pemilihan Muslimah Beauty 2011 & jadilah Duta Fesyen Muslim Indonesia. Pemenang akan mendapakan 2 paket tabungan umroh dan hadiah menarik lainnya.
Segera daftarkan diri Anda sekarang
Pendaftaran ditutup 21 Agustus 2011.
Program ini didukung oleh :
AXIS, Wardah, Majalah Noor, Shafira, Arzuda, APPMI, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Kementerian Kebudayaan & Pariwisata Republik Indonesia, Departemen Perindustrian, Central Park.
Sayang sekali umur saya yang baru 17 tahun tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilihan ini ;-P
So untuk kamu yang memenuhi syarat untuk mengikuti kompetisi ini...silakan looh. Lakukan yang terbaik dan sukses penuh berkah dari Allah SWT. Tenang aja...saya gak bakalan ngiri kok dengan hadiah-nya jika kamu menang. Alhamdulillah hadiah dari Allah swt berupa umroh ke tanah suci telah saya dapatkan beberapa tahun yang lalu.
Tapi kalau mau dihibahkan ke saya...dengan bahagia saya terima hibah umroh tersebut. Kamu khan masih dapet kesempatan magang di perusahaan berbasis syariah dan menjadi :

DUTA FASHION MUSLIM DUNIA!!

Syarat dan ketentuannya silakan baca di bawah ini yaaa....

Good Luck...Raih Ibadah ke Tanah Suci dengan prestasi-mu!
Allah Akbar...Have a nice flight ;-)


Monday, 1 August 2011

Daniel Radcliffe,Kusaksikan Kamu @ Pejaten



Setelah mencanangkan status di FB tentang keinginan saya menonton Harry Potter episode terakhir di Singapore tertanggal 22 May 2011, lagi saya berdoa di Multiply, dengan doa sebagai berikut :

Tuhan, hadiahkan kami episode terakhir HP diputar di Indonesia sebelum Ramadhan.Saya sudah sangat bersyukur menyaksikan HP @ Golden Village Plaza Singapura tahun lalu, maka izinkan kami mengakhiri kisah ini di bioskop terdekat di kota kami ;-)

Alhamdulillah...doa saya diijabah-NYA.Tanggal 27 July 2011 tiket sudah terjual. Saya nitip Bimo untuk antri. Sebenarnya kami bisa mendapat tiket untuk show hari Sabtu,tp karena posisi duduk yang tidak strategis, jadinya Bimo membeli 7 tiket 'Harry Potter and Deathly Hallows 2' 3D di Pejaten XXI untuk minggu malam, 31 July 2011. Maha Sempurna Engkau, Allah ;-) Tiket Rp 50.000 ,- gak jadi saya ganti'in ke Bimo begitu ngerti bokap-nya bagian dari 7 orang di rombongan kami...hehehe...

Sebelum nonton kami belanja di Hipermarket dan dinner di Rice Bowl PenVil.Bokapnya Bimo dong yang jadi boss..hehehe.So jatah recehan saya untuk nonton ke Singapore bisa di sedekah-kan ke anak yatim piatu dan dhuafa dong ya? Iya,tp saya nggak mau sedekah yang "memanjakan" materi, karena saya melihat di Indonesia ini kemiskinan hanya faktor mindset, saya mau mereka muda dhuafa memiliki mindset yang senantiasa belajar...belajar...belajar semata untuk ibadah kepada-NYA. Harry Potter khan juga yatim piatu,tapi dia melawan kejahatan bukan karena dendam yang salah kaprah - bahkan saat tongkat yang paling sakti telah ditangannya...dia tidak memerlukannya! Padahal dengan tongkat itu ia bisa "berbuat apa saja" yang dia inginkan.

Owkay...berikutnya fokus saya tertuju ke Universal Studio Orlando/Universal Studio Hollywood in LA California atau Universal Studio Osaka Japan  untuk visit ke The Wizarding World of Harry Potter bersama dengan.....#diadiadia....;-D

Coretan saya mengenai : Nonton Harry Potter 7 di Plaza Singapura #klikaja


Sunday, 10 July 2011

Buku Saku 'Traveling in Style'


Ketika menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Hijab-Scarf.com dan Fimela.com di Fimela House @ Level One Grand Indonesia saya memperoleh goodiebag yang didalamnya saya temukan buku saku dengan judul 'Traveling in Style'....yiiipppiiii,seneng deh dapet buku ini. Buku mini ini berisikan foto-foto beberapa muslimah melakukan traveling ke Europa(Land)+UK dan Singapore. Yang ke Singapore adalah Fifi dan Hanna, owner Hijab-Scarf.com yang menyelenggarakan event 'Empowering Women Through Blogging'.
Buku ini dibuat oleh produk kosmetika Muslimah, jadi banyak pesan sponsornya deh...hehehe,tapi It's okay - karena bermanfaat untuk saya yang senang traveling tapi gak mau mati gaya! Pengennya lagi sih produk kosmetika/beautycare ini membuat buku untuk traveling yang outdoor gitu,misalnya kasih tips kalau mau snorkeling di laut maka kream kulit yang digunakan kalau kita berenang di kolam renang berkaporit apakah harus sama atau berbeda. Trus kasih pencerahan ke kita-kita juga gimana kalau wisata gunung ,tapi kita gak mau kulit kita belang...hhmmmm,tapi kita tetap mau ke gunung loh, jangan dijawab,"Loe tidur aja dirumah!" ;-D Asli, ini bukan ajang berganjen-ganjen ria.Saya khan mau menjaga amanah Allah SWT bernama kecantikan...cieee sok cantik ya gue? Laaah,emang semua cewek diciptakan oleh Allah dengan kecantikan masing-masing khan? Nah,sekarang tugas kita - minimal menjaga kebersihan, minimal kebersihan diri kita. Yak gak?



Ria Miranda in Europe


Dian Pelangi in UK

Fifi & Hana in Singapore

Friday, 8 July 2011

Apa Yang Kubawa ke Trans Studio Bandung


Waktu ke Trans Studio Bandung apa aja yah yang saya bawa ?
Diantaranya tas MEXX (oleh - oleh kakak saya dari Belanda) yang saya bawa berisikan :
  • Majalah Aulia edisi Jully 2011 sebagai penyegar iman dan pikiran. Cover-nya juga lagi rame dengan warna-warna yang saya gemari. Model-nya juga lebih dari 1 akhwat dari usia 20-an sampai 40-an.
  • Notebook kertas bonus dari Majalah CHIC. Sumpe dah,walau smartphone bertebaran diberbagai penjuru dunia, untuk agenda atau catatan kecil saya merasa lebih mantap dengan sistem manual. Energi tulisan tangan untuk mewujudkan kreatifitas di pikiran ke alam realita lebih "mudah" terwujud melalui keinginan/impian yang ditulis tangan....(Korban buku & film 'The Secret' ;))
  • HP ZTE dual GSM dan CDMA yang saya beli di Plaza Marina Surabaya February 2011.
  • Make up : Eyeshadow Puteri warna biru - beli di Pasaraya Manggarai untuk Amel yang mau PromDay en dia minta supaya saya mendandaninya, Blush on Caring Colours hadiah dari saat saya menjadi finalis Caring Colours for Your Dream 2007...wuuuiii mudah2an belum expired, Eyeliner blue en silver + Mascara bening merk Oriflame, bedak Sari Ayu Kuning Langsat nyamber dari meja rias kakak saya no.4.
Owkay,itu sebagian kecil yang saya bawa di tas MEXX kain model terbuka "ngegelandot" ;-D Sebagian lagi belum sempat terfoto.
Yang jelas, saya nggak rekomendasi ke kalian yang mau traveling ke indoortheme park macem Trans Studio Bandung dengan bawaan seperti saya ini. Apalagi dengan tas kain model terbuka, sebenarnya resiko barang-barang di dalamnya bakalan bertebaran jika kita main di wahana yang ajrut-ajrutan.

Nah,sedangkan yang saya pakai saat ke Trans Studio Bandung adalah assesoris gelang rantai oleh-oleh Dina Mardiana dari Turky.Gelang manis ini sebenarnya nggak disarankan juga andai kamu mau bepergian traveling yang banyak ajut-ajutannya...hhhmmm,tapi berhubung saat itu saya lebih banyak mau gayanya daripada mainnya,jadi dengan pede-nya saya kenakan aneka pernak-pernik tersebut ;-D Please,don't try this @ home (???)...

Sunday, 27 February 2011

Medan : Kamar Hotel Tanpa Jendela



Sama seperti di Jogjakarta, maka di Medan saya juga menginap di 2 hotel yang berada di ibu kota Sumatera Utara ini. Hotel pertama tempat saya bermalam dari tanggal 20 - 23 February 2011 di Hotel My Dream yang terletak di Jl.Surabaya Medan. Sebenarnya saya merasa nyaman di hotel yang belum genap setahun di Medan ini. Di lobby-nya saya bisa berselancar internet dengan monitor flat dengan tenang plus gratis, bahkan saat saya perlu mentransfer files dari MP3 ke flashdisk petugas front office-nya membantu di PC business centre-nya dengan gratis pula.Lantai kamar tanpa karpet, granit (?) hitam, tapi tamu disediakan sandal jepit oranye yang unik.Tanpa lemari tetapi ada semacam partisi untuk meletakkan pakaian. Terdapat jendela mungil yang tidak dapat dibuka, tapi view-nya hanya toko-toko model kuno...Yang mengesankan dari kamar hotel ini adalah ketika petugasnya (yang juga menjemput saya di airport dengan tariff Rp 20.000 ,-...murah khan? ;)) menunjukkan stiker sign kiblat yang terdapat di salah satu sudutnya. Di dinding kamar iuga terdapat foto istana Maimon, salah satu landmark kota Medan - memunculkan aura wisata bagi kamar tersebut.Bravo!

Receptionist Hermes Palace Hotel Medan

Nah, ketika pindah hotel ke Hermes Palace Hotel Medan yang front office desk-nya mirip desk Customer Service suatu bank saya sempat terperanjat melihat kamarnya yang lumayan mewah.Bukan...bukan lantaran saya norak...hotel berbintang 5+ sudah berulangkali saya inapi...hehehe,tapi saya terperanjat karena melihat kamar tersebut yang tidak memiliki jendela! Heleh...heleh...di bioskop lagi tayang film 'Rumah Tanpa Jendela', (katanya) kisah rakyat miskin yang menginginkan jendela di rumahnya - eh kok kamar hotel yang tarif semalamnya setengah juta rupiah (1 malam bisa untuk beli jendela sederhana ya? ;-D) nggak memiliki jendela?
Kamar yang saya inapi dari tanggal 23 - 26 February 2011 ini lumayan lengkaplah fasilitasnya, bahkan ada hairdryer segala yang biasanya standard fasilitas bintang 4 - 5, karpet tebal halus bergambar bunga (karena inikah tak disediakan sandal kamar?),wall paper, kulkas, coffee maker, tv flat nempel tembok, sambungan internet (yang sayangnya saat itu saya gak bawa laptop/notebook - kesannya gak niat kerja banget yak?!), perlengkapan bathroom yang bertuliskan Hotel Hermes Banda Aceh (Mungkin yang Medan belum "naik cetak"),AC split (Yang ini mutlak ada!), bed ukuran king yang bedcover-nya empuk abiiiiizzz (bulu angsa walau bukan bulu angsa kwalitas nomor satu....yang jelas ini membuat saya nyyyuuuuaaammmaaaan. Sudah lama tidak tidur berbalut bulu angsa...hahaha,so saya pasang temperatur 18 AC dan meringkel di dalam bedcover...nyeeeesss ;-D). Aaaah,kenapa gak ada jendela sih? Gak bisa mematikan lampu total deh! Keapikkan kamar yang tidak dapat dinikmati oleh orang yang phobi terhadap ruang tertutup, dan tidak dapat menikmati kota Medan dari jendela kamar...yah walaupun KOTA Medan tidak ada indah-indahnya deh. Saat breakfast di rooftop barulah saya puas-puasin menikmati kesemrawutan kota Medan dari atas (di lantai P - diatas lantai 10).

Di kedua hotel ini saya mendapat tarif corporate, karena yang booking hotelnya juga pihak klien. Sayangnya, walau hotel ini konon milik orang Aceh,tapi kok nggak ada aura keindonesiaannya ya? Bahkan sign arah kiblat ngumpet di dalam laci...hhmmm...

Tuesday, 22 February 2011

Alarm Bencana di Amaris Hotel

Ketika itu hari Sabtu 12 February 2011- usai breakfast saya kembali ke kamar tempat saya bermalam di Amaris Hotel Jogjakarta.HP yang tertinggal di kamar saat saya breakfast layarnya menunjukkan 8 miskol.Dan ketika saya sedang menerima telpon dari Dina untuk membicarakan pertemuan dan aneka rencana kita di Bali tiba-tiba terdengar alarm yang sangat keras.
Wuuuiiii...keingetan bahwa Jogjakarta sedang kerapkali terjadi bencana. Saya membuka pintu...dan semua tamu berhamburan keluar kamar dengan pakaian "seadanya".Bukannya ikut lari saya justru kembali masuk ke kamar...mengangkut tas dan barang-barang yang berserakan di tempat tidur. Heboooh...Saya langsung mengakhiri percakapan telepon tersebut, kemudian turut berlari keluar kamar dengan beberapa bawaan di tangan. Lihat tamu yang berhamburan keluar, rasanya hanya saya yang sempat membawa aneka barang di tangan ;->
Belum mencapai tangga (tentunya kami menghindari lift) petugas hotel yang berseragam sporty muncul dan meminta maaf karena alarm tersebut "salah"...katanya sih karena ada yang memanggang roti untuk breakfast sampai mengeluarkan asap...ckckck....
Kembali ke kamar sambil cekikikan geli...apalagi begitu membuka tas yang tadi sempat saya bawa lari, ternyata remote TV dan remote AC turut saya masukkan ke dalam tas....hahaha (sumpah gue bukan klepto!) , eh kok malah files laporan keuangan project IDI Canary, MP3 dan files penting hasil kerjaan saya yang terdapat di meja nggak keangkut...hahaha...fatal amat tuh kalau kejadian yang tidak diinginkan itu terjadi.
Saya langsung sms Dina agar dia menelpon saya lagi. Jadi bahan ketawaan orang-orang yang saya ceritakan deh ah! :D

Kejadian ini membuat saya "kebal" terhadap alarm bencana. Yang jelas, saya jadi peduli terhadap papan di balik pintu setiap hotel, Petunjuk emergency exit. Namun suatu malam di Hotel My Dream Medan saya mendengar alarm bencana, dengan santai saya melanjutkan nonton televisi. Bahkan ketika suatu pagi, menjelang breakfast di Hotel My Dream Medan baru saja saya masuk ke lift sendirian, saya mendengar alarm peringatan...Lah udah kepalang di dalam lift saya cuek aja....Mosoq sih harus kembali ke kamar en ambil barang-barang? Sampai di lobby saya melihat banyak tamu dan petugas yang santai-santai saja. Berarti alarm yang berbunyi hanya di lantai 5, di lantai kamar saya berada. Tuuh, gak ada apa-apa khan?!

Sunday, 20 February 2011

Ini Medan,Bung!

Sebelum saya menceritakan kisah perjalanan tugas saya di kota-kota sebelumnya, maka izinkan saya memberi kabar bahwa hari ini saya telah tiba dengan selamat di ibukota Sumatera Utara, MEDAN. Ini kunjungan pertama saya di kota ini, padahal banyak kerabat bahkan 'Sang Mantan' lahir di kota ini.

Pesawat Lion Air tujuan Banda Aceh mampir ke Medan untuk menurunkan saya (dan penumpang lain yang tujuan Medan, tentunya). Ampun dah di pesawat tadi saya menjadi penumpang seat terakhir, seat nomer 39F - pojok belakang mentok dan memang merupakan nomer terakhir di aircraft tersebut! Hendra, cowok di sebelah saya senantiasa mengajak saya mengobrol - padahal dia ber-5 dengan teman-temannya yang mirip 'Sm*sh Separuh Baya'...hehehe. Pakek ngoceh-ngoceh bahasa Hokian pulak!

Pesawat yang dikaptenin oleh Capt.Luki Lukardi mendarat dengan baik walaupun sempat mengalami 2x masuk dalam kondisi cuaca buruk. Dengan cepat pula saya menemukan tas saya di conveyor bagage. Mudah pula menemukan cowok yang bertuliskan nama hotel dan nama saya di depan pintu masuk....Duh,Guuuusstttiiii,ganteng en manis juga nih cowok yang menjemput. Dengan kecentilan di mobil saya duduk di sampingnya.Eh, setelah check in dia kok masih megangin tas saya. Ampun dah, ternyata dia pula yang mengantar saya masuk ke kamar...weleh,weleh,untung imanku kuat (weks!).

Saya langsung mandi dan pukul 07:17 PM ada SMS masuk ke nomer GSM : Mba anna,sudah tiba dihotel mba?

Yup, SMS dari Natasha, Promotion Executive perusahaan klien untuk wilayah Medan - yang dengan berbaik hati mem-booking-kan saya hotel. Saya pesan 2 hotel sekaligus, salah satunya hotel yang sekarang saya berada yaitu : My Dream Hotel Medan.

Meja kerja saya selama di My Dream Hotel, Medan SUMUT

Sekarang saya mau cari makanan dulu deh, di cafe hotel ini sepertinya harga makanan tak terlalu mahal. Barusan udah jalan sebentar ke Jln Semarang yang jadi salah satu pusat kuliner Medan. Tapi saya agak "curiga" karena suasana pecinan-nya sangat kental.Besok aja deh kelilingnya setelah tanya-tanya ke klien. Barusan Dian yang kelahiran sini aja menelpon dan waktu saya tanya dia gak ngerti apa dan bagaimana kota ini, alasannya : "Aku khan cuma mbrojol disana, jadi udah gak ingetlah...."

Monday, 14 February 2011

Penerbangan Menawan di Hari Kasih Sayang

Awalnya saya merasa under estimate begitu mengetahui perjalanan udara Semarang - Denpasar harus saya tempuh dengan menggunakan aircraft ATR 72 - 500. Pesawat yang baling-baling-nya masih terlihat jelas,seperti baling-baling milik Doraemon ;-D
Hari masih gelap ketika saya meninggalkan Raden Patah Semarang menuju Ahmad Yani Airport dengan taksi Kosti yang dipesan oleh Tutur yang saat itu menjadi Front Officer. Hhhmmm...baru sekali-kali-nya nih di Ahmad Yani Airport Semarang (konon the most dangerous (for flight) airport in Indonesia....sssttt ;-D) tanpa keluarga atau teman.

Tanpa delay kami memasuki pesawat terbang dengan berjalan kaki. Masuk dari pintu belakang yang merupakan satu-satunya akses masuk ke cabin. Sesuai pesanan ketika check in, saya mendapat seat nomer 12F. Konfigurasi 2 - 2 dengan 20 barisan. "Lucu" rasanya begitu melongok ke luar dan melihat wings aircraft berada di atas kepala dengan baling-baling yang transparan.
Rasa under estimate saya benar-benar terpatahkan oleh baling-baling yang transparan itu ;-) Entahlah, barangkali kapten penerbangannya yang memang sudah sangat mengenal akan pesawat yang ia bawa. Saya merasakan kehalusan ketika pesawat take off meninggalkan runway Ahmad Yani Airport, merasakan kelembutan ketika pesawat menembus awan dan maintan di ketinggian 17.500 kaki.

Keindahan nan Sempurna
Dengan maintain yang tidak setinggi pesawat jenis Boeing atau Airbus kami dapat memandang beberapa puncak gunung di Jawa. Ketika saya samar-samar melihat satu puncak gunung, saya baru berpikir,"Duh,andaikan di hari Kasih Sayang ini saya dapat berada di cockpit tentu-nya saya bisa menanyakan nama gunung tersebut!". Ada pula pikiran,"Waduuuh, kalau ada GPS asyik banget nih!". Apalagi daratan masih samar terlihat dari jendela pesawat. Memang tidak terlihat "padang masyar" yang biasanya saya lihat ketika naik pesawat besar lainnya, namun penerbangan kali ini terasa indah. Saya tidak merasakan "jedukan" sedikitpun! Awan putih yang biasanya menggoncangkan pesawat ketika pesawat menembusnya kali ini saya rasakan membelai wajah saya ;-)

Ketika saya sedang bertanya-tanya dan menikmati puncak gunung yang terlihat tiba-tiba kapten pesawat berbicara. Saya yakin perjalanan masih di Pulau Jawa, saya yakin udara sangat cerah sehingga sang kapten tidak perlu menenangkan kami dan menginstruksikan cabin flight untuk duduk di seat-nya.Atau sang kapten ingin bernyanyi??? Lebih nggak mungkin kaaalliiii...;-D Cruuiing..tongkat nenek peri baik hati kembali beraksi ; Sang Kapten menjelaskan kepada kami bahwa gunung yang baru saja kami lewati adalah Gunung Bangil...mungkin Gunung yang berada di Bangil-kah? Karena saya cari-cari info soal Gunung Bangil nggak ditemukan di Google. Daaaannn di samping kanan kami tampak 2 puncak gunung yang lebih tinggi lagi, yakni : Gunung Semeru yang di puncaknya terpayungi oleh awan. Kweeerreeen...Maak, aye terbang lebih tinggi dari MAHAMERU neeh!!! Puncak Semeru nyata di depan mata, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 meter dari permukaan laut. Huhuhu, Mahameru,sungguh kuterharu memandangmu. Apalagi seat yang kududuki tepat di sebelah kanan sehingga tak ada yang menghalangi pandangan.

Tuesday, 1 February 2011

Sparkling Surabaya 2011


Di bulan November saya membaca salah satu majalah wisata yang terdapat iklan mengenai 'Sparkling Surabaya 2011'. Jadilah saya bertekad di tahun 2011 saya harus ke Surabaya, kota full kenangan untuk saya pribadi! Walaupun soal slogan 'Sparkling Surabaya' sudah berpendar di tahun sebelumnya. 6 tahun sudah saya tidak mengunjungi kota ini. Terakhir kali ke Surabaya di bulan January 2005 - janjian dengan Ardian Yunianto yang entah kesambet apa ketika itu bersikeras menemui saya di Surabaya. Tahun 2005 saya hanya janjian di daerah Manyar, kemudian menonton film di Tunjungan Plaza dan Delta Surabaya Plaza secara marathon. Film-nya apa saja saya sudah lupa! Malam itu juga kami berdua naik bis eksekutif malam ke Semarang. See...dengan cara visit demikian bagaimana saya bisa mengenang masa kecil saya nan indah di Surabaya?
Cruuuiing, tongkat nenek peri bekerja terhadap tekad saya! Tanggal 12 January 2011 di Exelco Intiland Jakarta saya ditugaskan untuk Indepht Interview di 7 kota Indonesia. Salah satu-nya Surabaya. Yiiipppiiii...kesampai'an deh visit ke Surabaya , Sparkling Surabaya 2011.

Bobo' on Flight
Berangkat dari rumah jam 4 pagi, memesan Taxiku dan langsung meluncur menuju Bandara SoeTa melalui toll. Turun di Terminal 1 A, Check In dan mendapat nomer seat 22 A. Kali ini on board-nya ontime, Lion Airline JT 748. Jenis pesawat B 737 -900 ER yang gede di body doang, tapi tempat duduk-nya sempit dan keras! Tapi herannya saya justru baru sekali ini menempuh flight dalam negeri hingga tertidur. Ngantuk euy! Gak ada "gangguan" dikasih minum or makanan dari pramugara/i-nya. Jadi ujug-ujug....'bledug', kaget saya melek dan melongok ke window,"Loh kok udah landing?!" Huahahaha...baru kali ini saya terbang tanpa merasakan keindahan trafic pattern!
Di Bandara Juanda Surabaya Bimo dan Fajar sudah menjemput, berderet bersama para sopir taksi gelap. Hehehe, mereka ngebecanda-in saya,"Mbak , taksi, Mbak....Taksi." Menawarkan bergantian dengan sopir taksi sesungguhnya. Dasar! ;-D Si Mitsubihi Galant yang biasa kami naiki di Jakarta kini sudah berada di Surabaya.


BREAKFAST PERTAMA DI SURABAYA
Breakfast pertama di Surabaya kami bertiga makan Bubur Ayam di Gayung Sari, dekat tempat tinggal Bimo. Sebelumnya kami berhenti di Mesjid Akbar Surabaya yang megah. Saya dengan narsisnya minta difoto dengan latar mesjid tersebut.

Setelah makan pagi kami menuju mess tempat tinggal Bimo. Oh ya sebelumnya kami sempat mampir di-kost Fajar di bilangan Sedati dekat dengan bandara.
Pokoke sehari penuh, di hari Minggu kami jalan menyusuri Surabaya hingga Pulau Madura. Ceritanya nanti-nanti aja yo! ;-D

Saturday, 29 January 2011

5 Days in Bandung : Hotel...Oh HOTEL!

Nggak, nggak jadi 5 days in Bandung. Akhirnya hanya 4 hari di Bandung, karena hari Jumat saya ada urusan di Jakarta, dan di Bandung ada Hendra yang sudah saya estafet-kan tugas melaksanakan Indepth Interview di kota ini. Sepertinya hal ini mengingatkan kepada saya agar saya menyiapkan Interviewer dan Observer berkwalitas yang menguasai metode penelitian deh! Prinsip network sukses adalah menduplikasikan keahlian atau sistem kepada banyak orang sehingga sistem dapat bekerja secara otomatis tanpa kita perlu bekerja keras!
Oke, disini saya nggak akan membicarakan masalah pekerjaan kok. Saya akan menceritakan tentang seseorang yang seharusnya bekerja secara profesional, di bidang apapun! Anda sebagai tukang bakso, maka jadilah tukang bakso yang profesional! Jangan pernah menyepelekan sekecil apapun tugas tersebut. Loh, gimana sih, katanya gak akan membicarakan masalah pekerjaan? Kok malah ngelantur ke urusan ini? Oke...oke...oke...sebenarnya saya akan cerita tentang hotel di Bandung kemarin! Tentang Front Officer hotel yang salah menempatkan saya selama 2 malam di Bandung.
Pihak perusahaan yang meng-hire saya khan sudah mem-booking-kan hotel untuk saya (sorry jika bahasa awut-awutan ;-D). Perusahaan reservasi dan membayar untuk 4 malam Deluxe Room yang fasilitas-nya : FULL AC, Airport Transfer, Breakfast dan beberapa fasilitas dengan harga Rp 300.000 ,-/night.
Sehubungan saya naik shuttle, maka saya tidak menggunakan fasilitas Airport Transfer. It's okay-lah, dari point Dipati Ukur saya hanya bayar angkot Rp 3000,- ke hotel. Padahal berdasarkan informasi ongkos yang harus saya bayar Rp 2000 ,-. Gak peduli dah, saya saat itu menyodorkan lembaran limaribuan - terserah mau dikembali'in berapa!Dari ngembali'in berapa aja saya bisa ngerti apakah si sopir angkot memang sopir yang profesional or asal dapat duit...hehehe
Ketika diantar oleh petugas hotel ke kamar, memang tidak komentar apa-apa. Pasrah aja dah, kurang perhatian - apalagi saat masuk kamar Lusi - bagian keuangan Markplus menelpon. Kalau bagian keuangan MP yang menelpon pasti saya harus buru-buru menangani dengan fokus...hahaha...
Setelah itu saya baru sadar bahwa kamar yang diberikan kepada saya mirip dengan kamar Hotel Raden Patah Semarang. Hanya ekstra televisi, bahkan fan-nya masih lebih bagus Hotel Raden Patah Semarang - kamarnya juga lebih luas kamar di Hotel Raden Patah Semarang! Terlintas berkata dalam hati,"Seperti ini nih kamar dengan rate Rp 300.000 ,-/malam dengan status deluxe? Gimana standard-nya ya? Sedangkan Hotel Raden Patah yang di kawasan Kota Lama - area wisata saja tarifnya nggak sampai Rp 100.000 ,-/malam." Tapi lagi-lagi saya "pasrah" sambil nyeletuk dalam hati lagi,"Tega amat sih perusahaan sampai ngasih akomodasi ke gue kayak gini?!"

SALAH KAMAR
Hingga 2 malam saya tidur di kamar tersebut. Malam pertama di jam 2 malam terdengar keributan dari gang samping hotel, dan malam kedua di jam 12 malam terdengar suara ramai dari kamar tetangga. Phuuuufff...;-(
Suatu sore, saya kembali ke hotel dari tugas wawancara. Baru sejenak merebahkan badan tiba-tiba telepon berdering, dari resepsionist yang mengatakan bahwa selama 2 malam ini saya salah masuk kamar! Haaahhh????!!! Kucriiiit...pantesan aja! Gimana sih tuh resepsionis yang shift pagi?
Dengan termaaf-maaf seperti orang lebaran resepsionist yang bertugas sore memindahkan saya ke kamar Deluxe yang memang full AC, pantry,coffee maker, bathup....yang memang layaklah dengan rate Rp 300.000 ,-/malam. Saya juga "curhat" soal breakfast hari pertama. Untungnya resepsionist tersebut mengembalikan uang selisih 2 malam tersebut. Hehehe...keuntungan cash untuk saya!
Ampun ya tuh resepsionist yang shift pagi? Kesannya tampang gue nggak mampu kali bayar rate kamar deluxe. Iiiih, sorry, Jack...untuk traveling aja saya biasanya stay di hotel berbintang. Kali ini aja dibayarin perusahaan, jadi saya harus tahu diri dikit-lah. Namanya juga gratisan, jadi dikasih hotel bintang 1 pasrah aja..
Fatal banget ya kesalahan Front Office Hotel yang menerima check in saya? Seharusnya dia profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Wednesday, 26 January 2011

5 Days in Bandung : Taksi ...oh TAKSI!

Hari kedua di Bandung, euy! Kemaren maksudnyaaa....;-D Mewawancara 2 nasabah klien. Pertama di Pasirluyu dan berikutnya di Jl.Asia Afrika, depan Gedung Merdeka. Berangkat naik mobil dan driver-nya klien.Didampingin oleh Marketing-nya klien.
Saat lunchtime saya janjian dengan Hendra Veejay di Cihampelas Walk, memanfaatkan voucher hasil menjawab surver yang diadakan oleh Texas. Tetap aja harus mengeluarkan uang Rp 40an ribu...hehehe. Sengaja saya menghubungi Hendra agar dia bisa mem-backup tugas saya selama di Bandung. Target harus terkejar, dan saya percaya cowok yang satu ini bisa handle Indepht Interview. Hanya saja saya wanti-wanti agar dia berpenampilan layaknya seorang eksekutif. Yang harus dihadapi orang yang berani mengeluarkan uang minimal ratusan juta sekedar untuk "dimainkan"..hehe,bisnis high risk gitu deh!

Taxi & Tariff Taksi
Hari ini saya menghentikan taksi yang salah satu favorit di Jakarta, taksi biru tua berinitial P. Inget cerita saya kemarin khan, yang heran dengan petugas hotel yang tidak menghentikan taksi ini untuk saya?
Sopir taksi menyalakan argo dengan normal. Argo bergerak juga dengan normal. Lega-lah saya! Pudar sudah kekhawatiran saya terhadap buruknya pelayanan taksi di Bandung (sejak dulu!). Begitu sampai di Cihampelas Walk argo menunjukkan angka sekitar Rp 12 ribu-an. Saya menyodorkan uang Rp 15.000 ,- tanpa mengharapkan kembalian. Tetapi tiba-tiba sang sopir meminta pembayaran Rp 20.000 ,-. Menurutnya itu tarif minimum yang berlaku di Bandung. Haaaahhh??? Emang sih ngomongnya sopan, bahkan pakai kata maaf. Bagi saya sebenarnya juga gak keberatan mengeluarkan uang tersebut...taaapppiiiii...benar-benar "nggak banget" deh! Padahal berangkatnya saya naik taksi B yang tarif pertama-nya diatas tarif pertama taksi P dan GR (yang kemarin saya naiki) bayarnya nggak sampai Rp 20.000 ,-
Nah tadi siang saya naik taksi ke kantor klien dari Cihampelas. Taksi GR, memang sesuai argo dan angka di argo tidak sampai Rp 10.000 ,- dari Cihampelas sampai depan kantor klien, taaapppiiii...ditengah jalan sopirnya membuka kaca jendela besar-besar (jadi panas euy!) serta tuh sopir ogah muter alias saya diminta menyeberang jalan (jalan 2 arah) sendiri ke bangunan kantor klien. Alasannya sih pemutarannya jauh! Ckckck...jauh-pun paling tuh argo gak sampai 5 juta. Gue masih mampu bayar,Mang! ;-p

Hhmmm...benar ya quota saya di eve Magazine yang mencetuskan tentang kendaraan umum di Jakarta. Semakin cinta deh daku sama ibu kota negeri-ku yang sebenarnya masih aman dan tentram!

Monday, 24 January 2011

5 Days in Bandung : First Day

Pukul 7 pagi saya sudah bertolak dari rumah, dengan bajaj menuju Sales Counter Day Trans Shuttle Pulo Mas. Membayar tiket seharga Rp 70.000 ,- .Dalam perjalanan menuju Bandung saya duduk di seat 1 samping Driver yang sedang bekerja supaya lancar jalannya. Waw, asyik...seat-nya lega , kaca jendela dan depannya melepas pandangan - seakan saya duduk di dalam tabung kaca. Padahal si berada di Elf berwarna Oranye, tumben, biasanya merah.
Mampir beli bensin di Km 39 dan ke toilet Km 72 sampai di Bandung jam 10-an. Tepatnya di Dipati Ukur...lewat rumah keluarga Rian dan Ari. Dari Dipati Ukur saya dibantu petugas Day Trans menyetop angkot menuju Cihampelas. Berulangkali saya ke Bandung, tetapi baru kali ini datang ke Bandung sendirian. Turunlah saya pas di depan Hotel Cihampelas 1 yang sudah di-booking untuk saya selama 4 malam oleh perusahaan yang saat ini menugaskan saya mewawancarai nasabah klien-nya.

Client's Bandung Branch Office
SMS-SMSan dengan Mbak Devi yang menjadi PIC perusahaan klien.Ternyata Mbak Devi harus ke rumah sakit mengantar anaknya, jadi gak bisa menemui saya. Akhirnya jam 11an dengan mengendarai taksi GR yang distop oleh petugas hotel saya menuju kantor klien di Jl.HR.Juanda. Heraaan deh, waktu menunggu taksi khan ada taksi yang merupakan salah satu taksi favorit di Jakarta,tp petugas hotel tidak menyetopnya - menurutnya taksi tersebut tidak mau menggunakan argo! Loh????!
Sampai depan kantor klien argo belum menunjukkan angka Rp 10.000 ,- akhirnya saya suruh aja Mamang taksi-nya muter.
Di kantor klien yang terletak di Jl.Ir.H.Juanda saya ditemui oleh Branch Manager Bandung yang dengan full help menanyakan apa yang saya perlukan. Saya katakan saja bahwa saya perlu ditemani pihak Marketing pada saat wawancara dilakukan diluar kantor. Siang itu juga saya mewawancara nasabah clien yang sangat talkative dan informatif! Sebagai Interviewer Indept saya menyukai responden seperti ini ;-) Seusai wawancara di salah satu ruangan kantor tersebut saya menelpon 2 Marketing yang nasabahnya akan diwawancara siang ini, namun ternyata ke-2 nasabah tersebut reschedule. Yaaa suuuttraaa-lah saya kembali ke hotel , setelah menyusuri Jl.Dago dan membeli Cilok di dekat Jl.Dipati Ukur. Cihuy Cilok Bandung, jajanan paling enak di seluruh jagad ;-D Tukang Cilok-nya sampai melongo dagangannya saya borong gitu. Dapat bonus informasi berharga dari Tukang Cilok , yaitu informasi nomor angkot yang saya harus naiki untuk kembali ke hotel ;-)

Mini Facial @ Ristra House Cihampelas
Karena hanya mewawancara satu nasabah, siang itu saya kembali ke kamar hotel.SMSan dengan beberapa orang....en tercetuslah keinginan untuk memanfaatkan voucher mini facial yang diberikan oleh Mbak Lien beberapa bulan lalu. Kebetulan voucher berlaku di Ristra House Cihampelas Bandung. Mini Facial senilai Rp 60.000 ,- itu-pun saya manfaatkan. Jalan kaki dari hotel ...mungkin sekitar 300an meter. JJS plus mini facial. Lumayanlah, keluar dari Ristra House jadi terasa enteng...hehehe...kalau di Jakarta sulit dapetin waktu yang tepat.

Beli Ayam Texas @ Cihampelas Walk
Dari Ristra House Cihampelas, saya mampir ke Cihampelas Walk. Asli deh, baru sekali ini saya masuk ke Cihampelas Walk yang konsepnya emang tempat kongkow...Suasana-nya cozy, namun sayangnya nggak ada toko buku disana. Saya berniat membeli makanan untuk makan malam, asyiknya sih makanan khas Indonesia...tetapi dikarenakan melihat logo Texas Fried Chicken dan saya sudah lama tidak makan di fastfood tersebut, akhirnya saya malah beli Pak Eko + perkedel + chicken soup di Ciwalk deh ;-) Lagi - lagi dapat voucher 2 ayam goreng , tetapi berlaku dikunjungan berikutnya setelah kita mengisi survey-nya di internet.

Sunday, 2 January 2011

4 Days in Singapore : No KW1 Here


Devil wears Prada, but I'm an Angel....so yang daku pakai saat itu jilbab beli di ITC Cempaka Mas, Kemeja dan kaos beli di ITC Kuningan. Sementara tas-nya original Esprit beli di Eropa, oleh-oleh dari kakak.
Angel bergaya di Prada Ion Orchard ;-)

Ion Orchard, salah satu pertokoan baru di Orchard Road Singapore. Aneka premium brand khususnya produk fashion - pasti menggelar dagangannya di pusat pertokoan ini. Warung-nya Louis Vuitton disini dinyatakan terbesar di Asia...hhmmm...

GUCCI di Paragon. Letaknya yang dipinggir trotoar sangat mudah dijangkau. Andaikan brand fashion ini membuka warung-nya di pinggir trotoar di Indonesia, diperkirakan besok pagi-nya udah ada abang-abang yang menjual dengan model yang sama seharga @ Rp 50.000 ,- (oopppss...!)

Sunday, 26 December 2010

4 Days in Singapore : Christmas


Tepat sebulan sebelum perayaan Christmas - 25 November 2010 - suasana Christmas sudah terlihat berpendar di negeri seberang. Shine stars nan gemerlap, virtual menghiasi malam di seluruh penjuru Singapore. Changi International Airport - Orchard Road hingga Vivo City di pinggir harbour, semua sudah menyambut perayaan umat Kristiani yang di beberapa negara sudah menganggap sebagai perayaan international - walaupun penganut agama lain. Pernah saya disapa ramah oleh resepsionis hotel di New Zealand dengan : "How was your Christmas yesterday?!" padahal sih sudah jelas jilbab panjang bertahta di sekujur kepala , dada dan punggung saya ;-)


Christmas tahun ini di Jakarta, saya merasa tidak seramai tahun sebelumnya. Siang hari saya witness alias menemani Interviewer saya mewawancara satu responden di Ciputat. Huuuaaadooow, kesannya susah banget sih hari Sabtu - tanggal merah pula tapi masih disibukkan oleh pekerjaan...hahaha...Lumayanlah hasilnya mudah-mudahan bisa buat plesiran ke Finlandia pada Christmas tahun 2011 ;-)


Malam-nya saya sempat mampir ke MKG 3 membeli Chicken Karage di Doner Kebab dan Sushi of The Day seharga Rp 22.000 net di Ichiban Sushi. Dinikmati di rumah karena MKG penuh dengan pengunjung dan di stage Christmas ada Delon si Indonesia Idol yang mengalunkan aneka lagu bernada Christmas.


Terlepas dari keyakinan saya sekarang, saya menggemari suasana Christmas...Toch kita harus menjaga dunia ini agar selalu menjaga kedamaian, kelestarian dan yang pasti wajib BERSILATURAHIM sesama manusia ciptaan-NYA.


Suasana Chritmas @ Vivo City

Thursday, 23 December 2010

4 Days in Singapore : Singapore Flyer




Pernah melihat kincir di berbagai tempat hiburan semacam theme park? Kalau saya sih sering....*huh gitu aja sombong! hahaha...maklum deh, sepertinya waktu kecil taman ria isinya cuma kincir, komidi puter and bom bom car! Sejak kecil saya bermain kincir di taman ria bersama keluarga...sering banget. Terakhir naik kincir tahun lalu di TransStudio Makassar Sulawesi Selatan yang view-nya hanya 'mentok tembok'.
Nah waktu saya ke Singapore November 2010 karena keterbatasan waktu tidak sempat menikmati keindahan Singapore dengan kincir raksasa alias SINGAPORE FLYER World's Largest Giant Observation Wheel... Maklumlaaaah, namanya juga traveler gratisan! Traveler gratisan tapi ogah berbackpacker ria ;-p
Mampir ke area ini juga tidak sengaja, karena ketika akan berangkat ke Jurong kami di drop di lobby Singapore Flyer. Lah sepengetahuan saya sih jam 8 pagi loket belum dibuka, dan ongkos untuk menikmati pemandangan dari wahana ini selama 30 menit adalah SGD $ 29.50/orang. Saudara yang saat itu bersama saya ekspresi-nya sudah mengatakan,"Iiih, mendingan uangnya untuk nambah-nambah beli tas brand limited edition di butik dah!" hahaha...Saya mikirnya,"Waduh,suasananya lagi kurang romantis nih! Dan keburu gak ya karena jam 12-an kami udah janjian dengan Galuh yang pagi itu lagi jadi Solo Shopper di Orchard Road?"



Kalau di kincir taman ria atau theme park kita paling cuma bisa duduk manis sambil celingak-celinguk dan dagdagdag ke orang-orang di bawah, sedangkan di Singapore Flyer kita bisa ngopi-ngopi! Bahkan kalau berminat Sky Dining Flight...biiiisssaaaa banget! Dinner bersama pasangan kita membayar SGD 249 dikasih waktu 1 jam beromantis ria dengan pasangan dengan 3 course Fine Dining Menu. Wuuuww, tahun 2011 ah daku harus mendapatkan paket ini! *Mr. A, let's go there, Hon! Kalau mau menikmati Cocktail or Champagne juga bisa dengan dana SGD 69...tapi kutakmau dah karena haraaaam! Whahaha, child sih disediakan Moctails dengan harga SGD $48.30...tapi yang beneeer ajah, mosoq daku mau sok jadi child. Lah tapi khan saya gak boleh minum Cocktail yang beralkohol ituh! Ya sutraaalaaah SKY DINING aja deh dengan Mr.A ;-)

Monday, 13 December 2010

4 Days in Singapore : Universal Studio (VI)

Detik terkahir berada di USS kami kembali menyisir area ini. Sementara tidak ada wahana di Madagascar yang kami taksir, tetapi kami sangat menggemari tokoh-tokoh yang ada di film tersebut , khusus-nya si Penguins . Wuuuiiii kerinduan saya akan hewan imut ini (yang pernah saya ceritakan DISINI) akhirnya terpenuhi di USS. Kami langsung menyeruak diantara gerombolan orang yang sedang menyaksikan atraksi mereka yang lucu. Dasar memang jodoh, dengan mudahnya kami tepat berdiri diantara antrian hewan lucu ini....Thanks GOD!



Selain itu di USS saya juga dapat bersua dengan 'Pangeran Kodok Durhaka'...hahaha. Udah dikutuk jadi Kodok, eh masih dikutuk jadi batu pula ;-p Betapa malang-nya nasib-mu, Sang Pangeran! Ngalahin Malin Kundang dah, Malin Kundang aja nggak dikutuk jadi Kodok ;-p



Di area New York kami-pun tidak melewatkan atraksi special efek pembuatan film dengan latar New York City. Wahana bernama Lights, Camera, Action!™ hosted by Steven Spielberg sungguh sayang untuk dilewati. Ada spesial efek petir, angin ribut, kebakaran...yang semuanya berbeda dengan atraksi debus! *halah! Keluar dari wahana ini saya membayangkan suatu saat film yang saya buat akan mendapatkan piala Oscar...duh semoga mimpi itu melaju bersama pelangi!


Atas : Di "tempatnya" Steven Spielberg"
Bawah : Bersama Oscar Award yang kuraih ;-D


Menjelang Maghrib kami keluar dari USS. Seorang nenek petugas menanyakan apakah kami akan kembali lagi masuk ke area USS. Kami cengar cengir ragu dan menjawab,"Yes, maybe...". Pergelangan tangan Galuh di-stempel, menyusul saya yang kemudian menyodorkan tangan bagian dalam. Namun ...kok nggak ada tintanya?! Saya bertanya kepada nenek petugas tersebut. Galuh langsung melihat ke pergelangan tangannya yang juga masih "kosong". Nenek itu menjelaskan kepada kami sambil mengambil alat mirip stempel dan menyinari pergelangan tangan kami satu persatu...whahahaha...ternyata sinar itu seperti sinar laser berwarna biru keungunan (seperti sinar deteksi uang asli/palsu). Begitu disinari di pergelangan tangan saya terdapat tulisan 'DONKEY'. Bwahahaha...norak banget dah guuuueee...guuuee pikir bakalan distempel dengan tinta biasa seperi di Dufan yang biasanya sering membuat kotor.
Weeddeeh, bertahan berapa lama nih tulisan? Kalau berbulan-bulan bisa masuk gratis ke USS dilain waktu dong? *ih ngarep! Hehehe, or jangan-jangan bulan depan tulisannya diganti 'FROG' atau lainnyaa? ;-D

Kami masih sempat menikmati suasana Vivo City menjelang malam hari, masih sempat belanja di Vivo City - kemudian dengan naik MRT kami menuju China Town. Saya membeli aneka souvenir untuk oleh-oleh yang standard, Galuh mencari Nasi Bebek - namun akhirnya malah beli dompet gantungan kunci mobil di OG. Katanya sih dompet kunci mobil di OG banyak alternatif pilihan model dan harganya-pun (kalau dirupiahkan) "cuma" beberapa ratus ribu rupiah. Dari China Town kami kembali ke hotel dengan naik taksi. Makan malam di rumah makan depan hotel.

Saturday, 11 December 2010

4 Days in Singapore : Universal Studio (V)



Berjumpa Dengan Kembaran

Sorry, Jack...bukan daku berniat narsis jika memberi sub-judul seperti diatas. Bukan pula berniat congkak, sombong atau berbangga hati - namun karena tidak akan ada hukuman denda di Singapore ini jika saya mengakui bahwa saya adalah kembaran Marilyn Monroe maka saya bebas mengakui ini semua ;-p Hihihi... Oke-lah saya juga akan "mengadopsi" Galuh sebagai kembaran dari Beety Boop yang juga merupakan tokoh animasi favorite-nya. Dia sempat kegirangan melihat Silver Screen Collectibles menyediakan aneka collectible tentang Betty Boop di area Hollywood.
Sedangkan saya, sejak datang ke USS saya sudah kasak kusuk mencari 'Marilyn Monroe KW1 'di arena Hollywood and New York.


Stores yang menjual aneka merchand Betty Boop

Kami bertemu mereka justru ketika ingin keluar dari USS. Lucu-nya 'Marilyn Monroe KW1' ini sempat ngibrit lantaran kehujanan...hehehe, emang sempat hujan sih. Akhirnya pemotretan-pun dilakukan di 'emperan' jalan yang beratap dan bercanopi. Sayang banget, kami bertemu dan berfoto bareng justru saat sudah lusuh lantaran diujlak ujluk oleh aneka wahana! Sedangkan kedua 'KW1' tersebut justru baru saja dandan dan masih fresh! Kalau kami dandan dan sejak awal, pasti kami lebih cantik daripada mereka ;-p Hahaha...awwwaaas, Aaaan, jangan kelewat narsis! Oke deh, saya menyatakan saja bahwa jika mereka tidak berdandan dan diujlak ujluk oleh aneka wahana di USS pasti mereka lebih awut-awutan daripada kami...hihihii..;p
Ketika sedang mengantri berfoto dengan Betty Boob kami juga melihat Denny Malik, aktor Indonesia yang multitalen itu loh. Bahkan keesokan hari-nya Galuh melihat Denny Malik kembali di Lucky Plaza...hihihi, berarti beneran yang kami lihat adalah Denny Malik. Kirain sih ada 'Denny Malik KW1' juga di USS ;-)) Eh, barusan Mas Tunggal nelp en bilang mau ke Singapore tanggal 26 December 2010, en dikatakan gurunya Sekar di SMA 28 Jakarta untuk bidang EO-nya adalah Denny Malik. Langsung aja aku bilang kalau kami ketemu Denny Malik di USS...hehehe

Hiii...sungguh, bukan ini kembaran kami!


Btw, prediksi Galuh yang menyatakan bahwa kami pasti gak akan cukup jika hanya 3 jam di USS ternyata benar! Kami sampai di Vivo City menjelang Maghrib...saudara kami yang menanti-pun sudah ngedeprok di kursi tunggu Vivo City dengan aneka goodie bag yang berisikan aneka tas branded belanjaannya...hahaha...

Friday, 10 December 2010

4 Days in Singapore : Universal Studio (IV)




Memandang area Far Far Away™ dan melintasi gerbangnya kita seakan memasuki negeri dongeng. Memang iya seeeh!Memasuki dunia peri, tapi mohon dicatat sekali lagi : peri disini adalah peri tua cantik! Nenek Peri nan Cantik, Anggun, Berwibawa dan Sabar. Hohoho...saya benar-benar tidak melihat diskriminasi usia di USS. Baik petugas dan pengunjung semua berbaur dalam berbagai usia ;-) Berbeda khan kalau di Indonesia, yang kalau usia beranjak tua justru "diperankan" sebagai Mak Lampir or Nenek Sihir! ;-p Perawan dijadikan Kuntilanak...weedeeeh!!


Proud to be GRANDMA (Hi Kany & Hana...let's see your Grandma!) @ Magic Potion Spin™


Balik ke area ini, di area ini terdapat koleksi DreamWorks Animation terbesar di dunia...yyyiiipppiii...Shrek 4-D Adventure™ . Antri yang sanagt panjang, namun karena teratur dan antriannya berpendingin jadi kami merasa nyaman saja. Nggak rugi-lah pas kena semprotan air dari si donkey dan kejatuhan laba-laba...hahaha, walaupun saya sempat ngomel-ngomel! Ngomel-ngomelnya sih sambil ketawa kegirangan (Lah kenapa tuh?!).

Enchanted Airways™ membawa kami terbang laksana di negeri dongeng. Yiiihhaaa...roaller coaster dengan bentuk naga di cerita-cerita dongeng. Ah, saya benar-benar menikmati penerbangan ini...hihihi, biarpun sempat bingung mau pegangan kemana saat roaller coaster meluncur dengan derasnya.

Di area ini Galuh mulai kelaparan. Awalnya mau beli cemilan tetapi akhirnya malah membeli paket makanan seperti Wrap Chicken (rasanya sih berbeda dengan di Oasis Spice Cafe - Ancient Egypt), patato Chips plus Lemon Tea seharga SIN $ 9-an dollar di Friar's. Asyiknya juga di semua tempat makan di USS semua menyatakan halal or tidaknya makanan/minuman yang mereka jual. Menambah kenyamanan kita yang muslim untuk menyantapnya khan? ;-)


Wajah Galuh yang kelaparan @ Friar's

Thursday, 9 December 2010

Nonton Harry Potter 7 di Plaza Singapura


@ Dhoby Ghaut MRT Station menuju USS
Nama-nya ngingetin nama tokoh di film  juga,,hehe,,
Dari Bugis Juction saya dan kedua saudara saya naik taksi menuju hotel. Mereka hanya mengambil tas yang telah beranak pinak di Orchard Road kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara dengan taksi yang mengantar kami dari Bugis Junction. Saya masih semalam lagi di Singapore. Kala itu waktu menunjukkan pukul setengah lima-an sore.
Saya menyalakan tv flat yang bertengger di dinding kamar. Sekian menit saya berpikir,"Halah , mosoq sih saya nangkring doang di kamar??? Tapi kalau jalan-jalan di Orchard Road juga bikin mupeng melihat aneka barang branded yang harganya dibawah harga pasaran di Jakarta...". Kalau menghubungi kenalan, teman atau network yang tinggal di Singapore...wah, waktunya tanggung banget! Kalau mau ketemuan sama mereka sih nggak cukup hanya sejam atau dua jam.
Saya-pun segera action melakukan niat sebelum pergi ke sini, yakni nonton bioskop di Singapore! Belasan kali ke Singapore namun tak sekalipun saya menonton di cinema. The Straits Times yang kemarin diberikan oleh hotel saya sambar, langsung saya buka lembar iklan bioskop. Ada 2 pilihan yang waktu putarnya cocok, yakni Plaza Singapura dan Marina Square. Pilihan jatuh pada Plaza Singapura , cukup jalan kaki dari hotel saya menginap.
Meluncurlah saya ke Sommerset MRT Station. Loh, kok kesana? Katanya bisa cukup dengan berjalan kaki? Iya, tapi kali ini saya bermaksud menukarkan 3 kartu MRT dengan uang SGD 3. Lumayan untuk tambah2 tiket nonton! Huhuhu...kok perhitungan banget sih?! ;p Setelah mendapatkan 3 logam krincingan tersebut saya melanjutkan ke Plaza Singapura yang terletak di samping istana dan diseberang Dhoby Ghaut MRT Station.
Suasana Christmas sudah terasa sangat di sepanjang Orchard Road hingga seluruh Singapore. Antrian cinema juga puaaanjang dan tertib. Tak seperti di 21, XXI atau Blitz ketika membeli tiket saya tidak mengerti konfigurasi seat, sehingga pasrah aja deh dikasih seat mana saja. Waktu petugas loket mengatakan bahwa saya mendapatkan seat nomor 4 dari belakang sih oke-oke aja. Lah bukannya itu seat ideal kalau kita nonton di cinema Jakarta?
Weaaalaaah, ternyata saya dapat seat di ujung dekat jalan! Tapi oke kok karena layar di Golden Village (Nama cinema di lantai 7 Plaza Singapura) lebaaar...
Harga tiket yang SGD 10 saat weekend ternyata lebih murah daripada nonton 3D film yang sama di Blitz MOI Kelapa Gading yang Rp 70.000,- saat weekend, atau di Satin Lounge-nya Blitz Grand Indonesia yang Rp 80.000 ,- Kalau "terjemahin" Plasa Singapura khan sama dengan Mall of Indonesia dan Grand Indonesia. Keeerreeen, berarti tingkat kemakmuran orang Indonesia dan Singapore lebih baik Indonesia dong ya kalau ukurannya dari harga tiket nonton ;-p ;-p
Nikmat banget deh memandang wajah Daniel Radclieff tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga. Teks-nya Mandarin, so good practice juga nih...secara saya udah lama nggak denger bulek Inggris ngomong - not American yaa.... ;-)