Wednesday, 1 December 2010
4 Days in Singapore : Universal Studio (I)
Sunday, 28 November 2010
3 Malam di Singapore : Back to Indonesia
![]() |
Sumber : Google |
Sekilas saja nih saya cerita mengenai hari ini. Pukul 05.15 waktu Singapore saya bangun tidur. Semalam 2 saudara sudah kembali ke Jakarta dengan Lion Air, sedangkan penerbangan saya siang ini, pukul 12.30 by Garuda. Breakfast kali ini juga sendirian di Crystal Cafe. Menu pagi ini yang saya lahap adalah Nasi Lemak yang dilengkapi dengan Kacang Ikan Bilis ,Omelet Onion plus sambal. Babak keduanya saya melahap Cornflake plus milk. Minumnya cukup air putih. Nggak terlalu banyak dibandingkan kemarin, karena beberapa jam lagi saya akan makan di pesawat terbang. Balik ke kamar dan baca-baca The Sunday Times yang digeletakkan di depan pintu kamar tadi pagi.
Transfer to Changi Airport
Jam 8an saya sudah menghubungi Ms.Alise dan Ms.Melisa menanyakan sopir yang akan mengantar ke bandara. Memang sih penerbangan masih beberapa jam lagi, tapi saya senang banget nongkrong di Changi International Airport - jadi saya ingin berlama-lama disana. Tetapi Ms.Alise mengatakan bahwa saya akan dijemput pukul 10.Huu...cuma sebentar dong saya bercengkerama dengan Changi? ;-(
Tepat jam 10 shutle wisatawan datang ke Orchard Grand Court Hotel tempat saya bermalam. Ternyata sudah ada 2 ibu dari Indonesia berada di shutle tersebut. Hehehe, ternyata mereka adalah 2 cewek yang kemarin tour ke Jurong Bird Park bersama kami, dan turun bersama kami di Grand Hyatt Orchard Road. Melihat koper yang mereka bawa...aammmpuuun, belanjaannya berapa kilo tuh?! Sepertinya 50 kilo-an aja sih ada. Secara kemarin begitu turun dari bis wisata seusai tour half day saya lihat mereka langsung menuju etalase salah satu brand. Bahkan My Sis sempat membisiki saya,"Tas cewek ini harganya 8 juta tuh,merk-nya Loewe. Aku punya, belinya waktu ke Eropa."
Oke-lah belanjaan saya kali ini 'kalah pamor' dari mereka, tapi begitu di Changi saya turun di Terminal 1 dan sang driver mengatakan ke mereka bahwa pesawat yang saya naiki adalah Garuda (Full service euy!Kok gue sekarang bangga ya sama airline milik bangsa ini!?Padahal dulu nih airline selalu menjadi alternatif terakhir jika saya ke luar negeri), sedangkan mereka naik Sriwijaya Air.
Saya langsung ke antrian check in counter Garuda. Tiket pesawat, pasport dan GFF Card saya persiapkan. Diantrian depan dan belakang saya orang-orang Indonesia. Terutama yang antri di belakang saya, belanjaan-nya bujubuneng...mereka seperti-nya keluarga. Si cewek nanya ke yang cowok tentang GFF Card yang saya pegang. Dengan "songong"-nya tuh cowok bilang bahwa kartu tersebut nggak ada manfaat apa-apa. Si cewek nambahin kalau toh mereka jarang naik Garuda. Duuuh, member-nya di LCC ya, Ci' ?!
Tak lama dari berkomentar demikian, tiba-tiba petugas check in counter Executive Class menghampiri saya dan meminta saya ke counter khusus penumpang Executive Class. Membuat beberapa penumpang, termasuk orang-orang di belakang tadi yang ngomongin GFF Card beraut ekspresi bertanya-tanya. Hihihi...sorry ya, Guys, saya duluan.....
Mungkinkah hal tersebut karena petugas melihat saya memegang GFF Card? Tapi yang jelas, saya ingin mengatakan ke cowok di belakang saya itu,"Ini loh salah satu manfaat GFF Card.." hehehe...
On The Flight
Kapten yang membawa pesawat yang saya tumpangi sempat lewat di depan saya. Pesawat take off dengan ontime! Namun dikatakan cuaca tidak bagus. Pesawat sempat menghentak 2x saat menembus awan, sehingga membuat para penumpang berteriak - teriak. Saya yang duduk di seat 28A (Pilih belakang nggak masalah, asalkan near window) justru terdiam. Serasa masih berada di Universal Studio nih...hahaha...dan saya sungguh percaya dengan keahlian sang kapten. Oh ya, kali ini kami lebih banyak dilayani oleh Pramugara. Yang menghidangkan makanan di dalam penerbangan juga pramugara-nya. Sempat melihat pramugari-nya pada saat di pintu pesawat dan saat ia menutup laci-laci cabin.
Menu makan siang kali ini adalah Ayam dan Nasi Putih, Salad Tomat Paprika Salada berbumbu lada hitam, roti tawar and butter plus cake yang ditaburi almond. Minumnya saya minta Coke. Pada saat akan take off lagi-lagi kami diberi Orange Juice. Saya-pun menikmati hidangan makan siang itu diiringi suara Afgan dari Inflight Entertaintment yang saya pasang. Weeeiii, pulang pergi diiringi Afgan...hahaha. Sementara anak kecil di sebelah kanan saya menyaksikan film kartun.
Welcome to Home
Baru kali ini saya pulang dan pergi ke dan dari airport dalam perjalanan luar negeri tanpa ada yang mengantar dan menjemput. Banyak sih yang menawarkan ingin mengantar dan menjemput, tapi saya pikir lebih praktis naik Damri dari/ke Rawamangun. Toh setiap hari saya juga ke Rawamangun, dan baru sekali ini pula saya pergi ke luar negeri dengan bawa-an yang super minim. Hari ini pula ada arisan keluarga di rumah Mas Tunggal - jadi lebih baik saya pulang naik Damri aja deh daripada "merusak" acara keluarga.
Nah, begitu keluar dari ruang kedatangan tiba-tiba ada yang memanggil saya. Ternyata ibu yang tadi bareng ke airport dengan saya.Dia nanya,"Pulang kemana, Mbak?" Saya menjawab sambil melambaikan tangan. Baru beberapa langkah tiba-tiba ada yang mencolek...ternyata Tary, rekan penulis yang dulu aktifis FLP dan sekarang kerja di TransTV. Dia akan menjemput ibu-nya yang pulang dari tanah suci. Yup tadi memang di Imigrasi Counter saya barengan dengan rombongan haji. Sejenak kami ber-chit chat ria...
Alhamdulillah dengan selamat saya tiba di rumah. Dari Terminal Rawamangun naik taksi ke rumah, cuma habis Rp 15.000 ,-
Monday, 15 November 2010
Story from Arafah
Inilah satu bagian dari cerita di Arafah yang saya alami di tahun 1999 :
Thursday, 4 November 2010
Flight Okay.Hotel???
-->
Wednesday, 27 October 2010
Pilah Pilih Hotel Untuk di Singapore
Jadilah tadi siang saya menghubungi Panorama Tours untuk mengurus voucher. Kemudian menanyakan info di hotel apa saya bisa menginap. Ada dua alternatif, yang pertama hotel yang chain-nya juga ada di Indonesia dan pilihan yang kedua adalah hotel yang memiliki cabang di Penang (Atau justru yang di Penang adalah induk-nya saya nggak ngerti deh!). Semoga saja sih saya mendapatkan room di hotel yang pertama. Sore tadi saya sudah mengirimkan voucher ke travel agent yang memberikan saya tour package gratisan tersebut. Semoga semuanya lancar deeeh...mimpi ke 'movie world' yang saya tulis di SINI semoga segera terwujud. Amiiin...
Foto – foto ini adalah hotel yang akan saya pilih untuk stay di Singapore. Saya harus menikmati fasilitas-fasilitas dibawah ini...hehehe,rileks aaahhh. Nama hotelnya nanti saja saya kabarkan jika saya jadi stay disini ;-)
Tuesday, 26 October 2010
Bertutur Tentang Penerbangan Haji

1. Berapa jumlah pesawat yang dibutuhkan Garuda untuk mengangkut seluuh jemaah haji? Pesawat apa saja yang digunakan oleh Garuda untuk mengangkut jemaah haji? (non-Saudi Arabian Airline)
2. Apakah di pesawat haji ada konfigurasi untuk Executive Class?
3. Apakah seat pitch di economy class berlaku standar baik pesawat milik Garuda maupun pesawat sewa? Berapa?
4. Apakah Saudi Arabian Airline memiliki kualitas layanan (cabin services) yang lebih superior dibandingkan Garuda?
Pertanyaan lainnya menyusul yah...............
Saya sahutin deh :
RE: Penerbangan Haji - 01/7/2006 22:29:46
Mungkin pertanyaannya bisa spesifik lagi deh, misalnya penerbangan untuk ONH biasa atau ONH Plus
Daku jawab berdasarkan pengalaman aja yaaa....Bukan "perbandingan" dengan Garuda
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines. Sebenarnya seat sudah ditentukan di boarding pass, tp akhirnya duduk bebas. So kalau beruntung bisa dapet duduk di executive class.
Kualitas dan kuantitas makanan sangat baik! "Kordinasi" f/a juga oke utk melaksanakan shalat berjamaah di pesawat terbang.
Ttg "pemilihan" airlines/aircraft bukan kita yang menentukan saat itu, jd tergantung kloter yang kita dapat, dan secara kebetulan saja aku gak dapet Garuda.
Landing di King Abdul Aziz khusus terminal haji (beda sama saat aku umroh th 96, kalau umroh pakai terminal international biasa).
Saat itu gak lihat Garuda sama sekali tuh...
Nah, kalau yg ONH Plus biasanya saat kembali ke tanah air 'bergabung' dengan penumpang umum (Dgn penumpang dr Jedah, Riyadh, dll).Pastinya ada executive class khan....
Si Penanya menanggapi :
Penerbangan Haji - 01/7/2006 23:57:40
Thanks for the detail......
kerennnnnnnnnnnn.............
Kemudian Maherda*, si “pakar” penerbangan haji yang bolak balik ngurusin penerbangan haji menanggapi lagi. :
RE: Penerbangan Haji - 03/7/2006 16:56:06
Hmm...
Jumlah pesawat yg dipakai Garuda untuk Haji reguler gak sama untuk setiap tahunnya, kalo tahun lalu :
- 5 ekor B767-300ER nyewa dari Britannia Airways, 4 untuk Solo & 1 untuk Balikpapan
- 1 ekor B767-300ER nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Banjarmasin
- 2 ekor A330-300 nyewa dari MyTravel Airways, untuk Makasar
- 2 ekor B747-300 nyewa dari Qantas, untuk Jakarta & Medan
- 4 ekor B747-200 nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Jakarta
- 1 ekor A330-300 punya Garuda Indonesia, untuk Aceh
Konfigurasi seat-nya untuk Haji reguler (untuk ONHplus gak tau) yang pasti all-economic semua, 326 seat untuk B767, 407 seat untuk A330nya MyTravel, untuk 747nya lupa sekitar 417-an
Quote dari saya yang di-reply Maherda:
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines
Maherda : Berarti Saudi lagi nyewa dari Kuwait Air, biasa tuh kalo kalo udah musim haji rental pesawat pada fullbooking, sempet baca registrasinya B747nya Garuda yg nyewa dari Air Atlanta kemaren saya masih inget itu pesawat yang tahun sebelumnya disewa Saudi Arabian buat embarkasi Batam.
*Saya pernah loh dipiloti Maherda di Pondok Cabe. Dari Motor – Honda Jazz sampai pesawat terbang...Ceritanya bisa dibaca di : SINI
Saturday, 2 October 2010
(Artikel) Luggage Terbatas?!...Nggak Deeh!

Naik MAS kelebihan bawaannya hampir 25 kg.
Ditegur sama petugas check in en mau dikena'in charge.
Aku ambil setumpuk buku dari koper gede trus aku suruh timbang lagi.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih overweight.
Aku ambil beberapa benda dari koper gede trus aku pindahin ke hand bag yg mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over.
Aku ambil beberapa baju dari koper gede trus pindahin ke tas plastik yang mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over 5 kg.
Aku pandangin isi koper en cari2 barang apa lagi yang bisa ditenteng tangan....dan petugas langsung bilang,"Barang2 yang tadi diambil semua masukin ke koper lagi aja!"
Kali ini aku pandangin petugas dengan tampang tanpa dosa.
Petugas kali ini bilang,"Nggak apa2. Nggak usah bayar kelebihannya!"
Cihhuuuuyyy.....hampir 50 kg euy! Free!!!
Tampang memelas doang modalnya

Biasanya sesama student “kerjasama” untuk perhitungan bagasi, misalnya jatah barang bawaan 25 kg tiap pax, student A membawa 5 kg kemudian student B membawa 45 kg barang. Makanya student B nggak dikenakan charge. Rahasianya check-in pada awal2 counter buka (plus tampang memelas kali yaa…hehehe….). Jadi sebagai penumpang kita harus pinter2 “ngitung quota’ juga kalau mau bawa barang lebih dari 25 kg.
Nah, makanya kalau student mau pulang ke tanah air dengan bawa’an segede lapangan bola mendingan check in awal untuk mendapatkan “quota” atau “merundingkan” dengan penumpang lain yang bawaannya sedikit.
Andai datangnya menjelang counter check in hampir close….wah kemungkinan dapat ‘quota’-nya dikit banget. Kemungkinan kena extra charge-nya gede. Paling asyik sih kalau check in “terlambat” barengan sama orang yg bawa’annya juga banyak. Kalau masih ada sisa ‘quota’ dari penumpang2 sebelumnya berarti khan harus ada yang bayar extra. Nah kalau urusannya spt ini yg paling asyik yg badannya kecil. Kasih alasan,”Laah badan gue khan kecil, badan situ dong yang gede yang seharusnya bayar lebih!” hihihi…
Eh..tp itu kebiasaan student di “sana” dahulu yah….Kalau di "sini" aku gak pernah bawa barang sampai overweight sih! 10 kg dah top banget
