Wednesday, 1 December 2010

4 Days in Singapore : Universal Studio (I)

Pagi itu, 26 November 2010, saya bangun di Deluxe Room Orchard Grand Court Hotel dengan gairah tersendiri. Rencana ke UNIVERSAL Studio Singapore....cihuy! Saya dan Galuh berkemas, setelah menghabiskan breakfast saya dan Galuh langsung meluncur ke Sommerset MRT Station. Transit di satu station hingga dalam beberapa menit kami tiba di Harbourfront – Vivo City. Membeli Sentosa Pass, sesegera mungkin kami berdua meluncur dengan monorail ke Resort World Sentosa.


Kami berdua janjian di Vivo City untuk lunch dengan my Sis yang akan berwisata belanja disana. Yakin pas jam makan siang kita sudah puas bermain di Universal Studio Singapore??? Kalau menurut info dari travel agent Jakarta sih permainannya hanya sedikit, luasan DUFAN dan ketika si orang travel kesana hanya diperlukan waktu 3 jam – itupun hujan sehingga berteduh dulu. Versi-nya Galuh sih nggak yakin jam makan siang kita sudah selesai menikmati wahana yang ada. Yang pasti waktu di nota pembelian Sentosa Pass menunjukkan 09:48 waktu Singapore. Kita buktikan saja prediksi siapa yang tepat ;-) - Hhmmm...orang travel agent itu mengatakan berdasarkan pengalaman dan bukan prediksi!
Wuiii...rasanya girang banget melihat bola khas USS nyata di depan mata! En berjubel manusia bergantian berfoto ria disana. Untuk berfoto ria di depan bola USS pengunjung tidak perlu masuk ke area Universal Studio pertama di Asia Tenggara ini. Makanya jangan terlalu percaya sama orang yang udah pamer-pamer foto di depan USS dan ngaku pernah bermain disini...hehehe. Masuk ke area-nya weekday per-orangnya dikenakan tiket seharga SIN $ 66. Kalau saya dan Galuh sudah membawa tiket tersebut dari Jakarta..(Tiket gratisan dari Panorama Tour and Mall Kelapa Gading ;-) Kalau ada yang glamour gratis, ngapa'in harus yang murah susah? hehe). Menurut info sih banyak pengunjung yang kehabisan tiket jika membeli langsung di tempat.

Masuk ke gapura USS kami ditanya asal negara kami dan ditanya berapa orang yang bersama kami, kemudian kami ditunjukkan sebuah antrian yang ternyata tempat pemeriksaan karcis sekaligus penukaran voucher , SIN $ 5 for meal dan SIN $ 5 for store. Lumaaayaaannn....;-)
Memasuki USS kanan kiri kami aneka stores bergaya Amerika,memang itu wahana Hollywood dan New York. Kami berdua menetapkan diri mencoba semua wahana yang memacu adrenaline! Di area ini kami belum menemukan sesuatu yang special selain pengunjung yang sudah sibuk berfoto ria. Galuh udah protes,"Foto-foto-nya nanti dulu deh, pokoknya kita cari permainan yang seru dulu..!" Seeep daaah!!!

Sci-Fi City
Battlestar Galactica™ : Sumpe dah, nih wahana benar-benar bikin kita berdua "mupeng" beraaatt! Terbagi 2 permainan, yang satu bernama Human en satu-nya lagi Cyclon. Sayangnya ketika kami datang kedua-nya sedang ditutup alias tidak jalan...huhuhuks...


Dengan background wahana yang bikin kami mupeng!
Battlestar Galactica™
Di area ini kami berdua hanya bisa menikmati Accelerator™. Sempat saya komentarin,"Ini sih berasa-an naik odong-odongnya Hana...hehehe." (Hana saudara kami berusia 1 tahun 2 bulan yang lagi hobby berat naik Odong-odong di rumah neneknya di Pondok Gede).

Tapi oke-lah untuk pemanasan. Kalau langsung naik Human or Cyclon barangkali kita langsung kejang-kejang dan bisa 'histeris' begitu melihat 'komidi puter' di wahana Madagascar ;-D
Setelah bermain 'Odong2 ala USS' kami berdua melanjutkan perjalanan ke area berikutnya...



bersambung...

Sunday, 28 November 2010

3 Malam di Singapore : Back to Indonesia

Alhamdulillah...akhirnya tertanggal 26 November 2010 keinginan saya terpenuhi. Keinginan untuk berkunjung ke 'movie world' pertama di Asia Tenggara. Keinginan tersebut tercetuskan disini . Saya menuliskannya 'movie world', tepatnya sih bernama : Universal Studio Singapore. Hehehe, maklum dong ketika saya menuliskannya salah satu tempat wisata kebanggaan Singapore tersebut baru dibuka 9 hari sebelumnya (18 Maret 2010).

Sumber : Google
Cerita mengenai kunjungan ke Singapore (khususnya ke Universal Studio Singapore) akan saya tulis sesegera mungkin deh. Baru beberapa jam mendarat di Bandara Soekarno Hatta, en masih "ditunggu" oleh laporan pekerjaan nih ;-( Iiih, bulan December 2010 off dari aneka kerjaan dari pihak lain aaah! Mendingan jualan dulu, dapat uangnya juga lebih lumayan untuk plesiran bulan Februari 2011.
Sekilas saja nih saya cerita mengenai hari ini. Pukul 05.15 waktu Singapore saya bangun tidur. Semalam 2 saudara sudah kembali ke Jakarta dengan Lion Air, sedangkan penerbangan saya siang ini, pukul 12.30 by Garuda. Breakfast kali ini juga sendirian di Crystal Cafe. Menu pagi ini yang saya lahap adalah Nasi Lemak yang dilengkapi dengan Kacang Ikan Bilis ,Omelet Onion plus sambal. Babak keduanya saya melahap Cornflake plus milk. Minumnya cukup air putih. Nggak terlalu banyak dibandingkan kemarin, karena beberapa jam lagi saya akan makan di pesawat terbang. Balik ke kamar dan baca-baca The Sunday Times yang digeletakkan di depan pintu kamar tadi pagi.

Transfer to Changi Airport
Jam 8an saya sudah menghubungi Ms.Alise dan Ms.Melisa menanyakan sopir yang akan mengantar ke bandara. Memang sih penerbangan masih beberapa jam lagi, tapi saya senang banget nongkrong di Changi International Airport - jadi saya ingin berlama-lama disana. Tetapi Ms.Alise mengatakan bahwa saya akan dijemput pukul 10.Huu...cuma sebentar dong saya bercengkerama dengan Changi? ;-(
Tepat jam 10 shutle wisatawan datang ke Orchard Grand Court Hotel tempat saya bermalam. Ternyata sudah ada 2 ibu dari Indonesia berada di shutle tersebut. Hehehe, ternyata mereka adalah 2 cewek yang kemarin tour ke Jurong Bird Park bersama kami, dan turun bersama kami di Grand Hyatt Orchard Road. Melihat koper yang mereka bawa...aammmpuuun, belanjaannya berapa kilo tuh?! Sepertinya 50 kilo-an aja sih ada. Secara kemarin begitu turun dari bis wisata seusai tour half day saya lihat mereka langsung menuju etalase salah satu brand. Bahkan My Sis sempat membisiki saya,"Tas cewek ini harganya 8 juta tuh,merk-nya Loewe. Aku punya, belinya waktu ke Eropa."
Oke-lah belanjaan saya kali ini 'kalah pamor' dari mereka, tapi begitu di Changi saya turun di Terminal 1 dan sang driver mengatakan ke mereka bahwa pesawat yang saya naiki adalah Garuda (Full service euy!Kok gue sekarang bangga ya sama airline milik bangsa ini!?Padahal dulu nih airline selalu menjadi alternatif terakhir jika saya ke luar negeri), sedangkan mereka naik Sriwijaya Air.
Saya langsung ke antrian check in counter Garuda. Tiket pesawat, pasport dan GFF Card saya persiapkan. Diantrian depan dan belakang saya orang-orang Indonesia. Terutama yang antri di belakang saya, belanjaan-nya bujubuneng...mereka seperti-nya keluarga. Si cewek nanya ke yang cowok tentang GFF Card yang saya pegang. Dengan "songong"-nya tuh cowok bilang bahwa kartu tersebut nggak ada manfaat apa-apa. Si cewek nambahin kalau toh mereka jarang naik Garuda. Duuuh, member-nya di LCC ya, Ci' ?!
Tak lama dari berkomentar demikian, tiba-tiba petugas check in counter Executive Class menghampiri saya dan meminta saya ke counter khusus penumpang Executive Class. Membuat beberapa penumpang, termasuk orang-orang di belakang tadi yang ngomongin GFF Card beraut ekspresi bertanya-tanya. Hihihi...sorry ya, Guys, saya duluan.....
Mungkinkah hal tersebut karena petugas melihat saya memegang GFF Card? Tapi yang jelas, saya ingin mengatakan ke cowok di belakang saya itu,"Ini loh salah satu manfaat GFF Card.." hehehe...

On The Flight
Kapten yang membawa pesawat yang saya tumpangi sempat lewat di depan saya. Pesawat take off dengan ontime! Namun dikatakan cuaca tidak bagus. Pesawat sempat menghentak 2x saat menembus awan, sehingga membuat para penumpang berteriak - teriak. Saya yang duduk di seat 28A (Pilih belakang nggak masalah, asalkan near window) justru terdiam. Serasa masih berada di Universal Studio nih...hahaha...dan saya sungguh percaya dengan keahlian sang kapten. Oh ya, kali ini kami lebih banyak dilayani oleh Pramugara. Yang menghidangkan makanan di dalam penerbangan juga pramugara-nya. Sempat melihat pramugari-nya pada saat di pintu pesawat dan saat ia menutup laci-laci cabin.
Menu makan siang kali ini adalah Ayam dan Nasi Putih, Salad Tomat Paprika Salada berbumbu lada hitam, roti tawar and butter plus cake yang ditaburi almond. Minumnya saya minta Coke. Pada saat akan take off lagi-lagi kami diberi Orange Juice. Saya-pun menikmati hidangan makan siang itu diiringi suara Afgan dari Inflight Entertaintment yang saya pasang. Weeeiii, pulang pergi diiringi Afgan...hahaha. Sementara anak kecil di sebelah kanan saya menyaksikan film kartun.

Welcome to Home
Baru kali ini saya pulang dan pergi ke dan dari airport dalam perjalanan luar negeri tanpa ada yang mengantar dan menjemput. Banyak sih yang menawarkan ingin mengantar dan menjemput, tapi saya pikir lebih praktis naik Damri dari/ke Rawamangun. Toh setiap hari saya juga ke Rawamangun, dan baru sekali ini pula saya pergi ke luar negeri dengan bawa-an yang super minim. Hari ini pula ada arisan keluarga di rumah Mas Tunggal - jadi lebih baik saya pulang naik Damri aja deh daripada "merusak" acara keluarga.
Nah, begitu keluar dari ruang kedatangan tiba-tiba ada yang memanggil saya. Ternyata ibu yang tadi bareng ke airport dengan saya.Dia nanya,"Pulang kemana, Mbak?" Saya menjawab sambil melambaikan tangan. Baru beberapa langkah tiba-tiba ada yang mencolek...ternyata Tary, rekan penulis yang dulu aktifis FLP dan sekarang kerja di TransTV. Dia akan menjemput ibu-nya yang pulang dari tanah suci. Yup tadi memang di Imigrasi Counter saya barengan dengan rombongan haji. Sejenak kami ber-chit chat ria...
Alhamdulillah dengan selamat saya tiba di rumah. Dari Terminal Rawamangun naik taksi ke rumah, cuma habis Rp 15.000 ,-

Monday, 15 November 2010

Story from Arafah

Hari ini, 15 November 2010, jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul dan berdoa bersama di Arafah. Sebuah kenangan yang tergores di pengalaman hidup saya melaksanakan kewajiban yang seumur hidup hanya sekali. Ibadah yang dibanggakan kepada malaikat-Nya...bagi saya itu terjadi sebelas tahun yang lalu. Sebagian kisah akan tertulis di buku saya yang akan terbit, mohon doa-nya atas terbitnya buku ini.

Inilah satu bagian dari cerita di Arafah yang saya alami di tahun 1999 :

-->
PENJUAL MAKANAN DI ARAFAH
Bagi jamaah yang menunaikan ibadah haji di tahun 2006 mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya ketika menjalankan ibadah haji tahun 1999, yakni haji Akbar yang wukuf di Arafah-nya pada hari Jum’at. Suatu keberuntungan tiada tara, namun cobaan sempat mendera jamaah haji dari Indonesia di tahun 2006. Mereka mengalami kelaparan ketika di Arafah dikarenakan pihak catering yang tidak dikordinasi dengan baik. Ya Dhoorru, Semoga rasa lapar yang mereka alami dapat diambil hikmahnya dengan sebaik-baiknya bagi hamba-Mu semua. Termasuk kami yang tidak berada disana saat kejadian.
Memang apa yang kita alami secara pribadi walaupun di satu tempat dan di satu waktu belum berarti sama dengan orang lainnya. Apalagi jika waktunya berbeda. Mendengar dan membaca berita mengenai jama’ah haji Indonesia yang kelaparan di Arafah melempar ingatan saya ketika saya berada di Arafah.
Ketika itu tanggal 8 Dzulhijah. Sore hari rombongan saya bertolak ke Arafah dari Mekkah. Jalanan sudah mulai ramai, namun Alhamdulillah kami yang terbiasa menghadapi kemacetan di Jakarta jadi tidak merasakan bahwa kemacetan sore itu begitu menyiksa. Bahkan kami termasuk yang cepat sampai di Arafah. Tenda jamaah haji Indonesia masih kosong. Kami rombongan pertama yang sampai di tenda tersebut.
Bagaikan petugas inspeksi saya berkeliling di sekitar tenda. Ada rasa ingin jajan seperti kebiasaan di Indonesia apabila sedang berkeliling perumahan. Aaahh...tapi saat ini saya sedang berada di Arafah. Lucu banget kalau tiba – tiba ada tukang jualan berkeliling.
Dan “kelucuan” itu memang terjadi! Begitu saya melintasi pagar kompleks tenda untuk melihat Jabal Rahmah ternyata ada wanita yang sedang berjualan. Berwajah khas Indonesia dan saya melihat keranjang jualannya.
“Gado – gado,Mbak.” Wanita itu menawarkan dagangannya.
“Gado – gado??” Aku balas bertanya. Masih belum percaya. Benarkah saya berada di Arafah?
Setelah diyakinkan oleh wanita itu saya langsung memesan gado – gado lontong dagangannya. Sedap! Penjual gado – gado tersebut berasal dari Madura. Tak seberapa lama temannya yang pedagang makanan khas Indonesia datang. Saya membeli makanan yang dia jual juga. Membungkusnya dan makan di dalam tenda bersama beberapa rekan yang terheran – heran melihat saya membawa makanan khas Indonesia seperti saya baru saja belanja di pasar Indonesia.
Mengingat kejadian yang saya alami sore itu di Arafah saya jadi terheran – heran dengan peristiwa kelaparan yang melanda jamaah haji tahun 2006. Bukankah di Arafah banyak penjual makanan Indonesia dan pedagang itu menjualnya juga dengan harga yang murah??
Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.

Thursday, 4 November 2010

Flight Okay.Hotel???



-->
Tadi siang pihak travel agent menghubungi saya lagi untuk konfirmasi flight ke Singapore bulan ini. Akhirnya dapet juga...;-) Hari ini juga saya melepaskan project Asuransi yang sejak 27 July 2010 membuat saya sulit “bernafas” (aiih, lebay!). Taraaaa, selain akan menggunakan penerbangan full service alias Garuda Indonesia (yang emailnya beberapa kali masuk ke inbox saya, mengingatkan bahwa poin GFF saya akan hangus jika tidak digunakan di tahun ini) saya juga mendapat keberuntungan upgrade kamar hotel. Hotel yang beberapa hari lalu saya ceritakan sudah fullbooked karena saya terlalu mepet reservation-nya, jadi saya dialihkan ke hotel yang lebih dekat dengan Orchard Road! Kamarnya juga di-upgrade ke Deluxe Room...hmmm harga promo-nya saja saya lihat untuk permalamnya : Sin $ 219.54 (Single) dan Sin $ 239.68 (Twin/Double).


Foto - foto ini adalah fasilitas yang disediakan oleh hotel yang sedang di-on request oleh pihak travel untuk saya. Kalau melihat dari website-nya saya lebih sreg dengan hotel yang saya ceritakan di SINI, tetapi oke-lah kalau ternyata yang nanti lebih dekat dengan Orchard Road dan MRT terdekatnya adalah Sommerset – yang berarti dekat juga dengan Phoenix Hotel, tempat saya menginap beberapa tahun yang lalu dan saya ceritakan di SINI.
Tadi sih baru konfirmasi penerbangan. Entahlah dengan hotel-nya apakah sudah konfirmasi atau harus “dipindahkan” lagi. Yang pasti dipindahkan-nya juga di hotel berbintang 4 dong ;-)
Oh ya,akhirnya saya ke Singapore-nya gak jadi dengan Amel, karena dia masih harus ulangan umum di tanggal keberangkatan. Insya Allah jadi perginya dengan seorang teman, penulis dan penerjemah yang baru beberapa bulan ini pulang dari Perancis setelah menyelesaikan master-nya dari Erasmus Mundus.


-->

Wednesday, 27 October 2010

Pilah Pilih Hotel Untuk di Singapore


Hari ini saya “bolos” dari kerjaan. Banyak banget yang harus diurus dan salah satunya adalah mewujudkan rencana saya untuk plesiran ke Singapore. Beberapa bulan ini khan benar-benar “gak ada waktu”...kasian ya, sampai waktu aja gak punya? ;-p

Jadilah tadi siang saya menghubungi Panorama Tours untuk mengurus voucher. Kemudian menanyakan info di hotel apa saya bisa menginap. Ada dua alternatif, yang pertama hotel yang chain-nya juga ada di Indonesia dan pilihan yang kedua adalah hotel yang memiliki cabang di Penang (Atau justru yang di Penang adalah induk-nya saya nggak ngerti deh!). Semoga saja sih saya mendapatkan room di hotel yang pertama. Sore tadi saya sudah mengirimkan voucher ke travel agent yang memberikan saya tour package gratisan tersebut. Semoga semuanya lancar deeeh...mimpi ke 'movie world' yang saya tulis di SINI semoga segera terwujud. Amiiin...

Foto – foto ini adalah hotel yang akan saya pilih untuk stay di Singapore. Saya harus menikmati fasilitas-fasilitas dibawah ini...hehehe,rileks aaahhh. Nama hotelnya nanti saja saya kabarkan jika saya jadi stay disini ;-)


Sejernih aslinya gak yaaa..??

Tuesday, 26 October 2010

Bertutur Tentang Penerbangan Haji

Kita ngobrolin soal penerbangan haji yuk! Ceritanya nih, tanggal 1 July 2007 di komunitas penerbangan yang saya ikuti ada yang menanyakan mengenai penerbangan haji.Si penanya adalah non-muslim nih.Pertanyaan tersebut meliputi :

1. Berapa jumlah pesawat yang dibutuhkan Garuda untuk mengangkut seluuh jemaah haji? Pesawat apa saja yang digunakan oleh Garuda untuk mengangkut jemaah haji? (non-Saudi Arabian Airline)
2. Apakah di pesawat haji ada konfigurasi untuk Executive Class?
3. Apakah seat pitch di economy class berlaku standar baik pesawat milik Garuda maupun pesawat sewa? Berapa?
4. Apakah Saudi Arabian Airline memiliki kualitas layanan (cabin services) yang lebih superior dibandingkan Garuda?
Pertanyaan lainnya menyusul yah...............

Saya sahutin deh :
RE: Penerbangan Haji - 01/7/2006 22:29:46
Mungkin pertanyaannya bisa spesifik lagi deh, misalnya penerbangan untuk ONH biasa atau ONH Plus
Daku jawab berdasarkan pengalaman aja yaaa....Bukan "perbandingan" dengan Garuda
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines. Sebenarnya seat sudah ditentukan di boarding pass, tp akhirnya duduk bebas. So kalau beruntung bisa dapet duduk di executive class.
Kualitas dan kuantitas makanan sangat baik! "Kordinasi" f/a juga oke utk melaksanakan shalat berjamaah di pesawat terbang.
Ttg "pemilihan" airlines/aircraft bukan kita yang menentukan saat itu, jd tergantung kloter yang kita dapat, dan secara kebetulan saja aku gak dapet Garuda.
Landing di King Abdul Aziz khusus terminal haji (beda sama saat aku umroh th 96, kalau umroh pakai terminal international biasa).
Saat itu gak lihat Garuda sama sekali tuh...
Nah, kalau yg ONH Plus biasanya saat kembali ke tanah air 'bergabung' dengan penumpang umum (Dgn penumpang dr Jedah, Riyadh, dll).Pastinya ada executive class khan....

Si Penanya menanggapi :
Penerbangan Haji - 01/7/2006 23:57:40
Thanks for the detail......
kerennnnnnnnnnnn.............

Kemudian Maherda*, si “pakar” penerbangan haji yang bolak balik ngurusin penerbangan haji menanggapi lagi. :
RE: Penerbangan Haji - 03/7/2006 16:56:06
Hmm...
Jumlah pesawat yg dipakai Garuda untuk Haji reguler gak sama untuk setiap tahunnya, kalo tahun lalu :

- 5 ekor B767-300ER nyewa dari Britannia Airways, 4 untuk Solo & 1 untuk Balikpapan
- 1 ekor B767-300ER nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Banjarmasin
- 2 ekor A330-300 nyewa dari MyTravel Airways, untuk Makasar
- 2 ekor B747-300 nyewa dari Qantas, untuk Jakarta & Medan
- 4 ekor B747-200 nyewa dari Air Atlanta Icelandic, untuk Jakarta
- 1 ekor A330-300 punya Garuda Indonesia, untuk Aceh

Konfigurasi seat-nya untuk Haji reguler (untuk ONHplus gak tau) yang pasti all-economic semua, 326 seat untuk B767, 407 seat untuk A330nya MyTravel, untuk 747nya lupa sekitar 417-an

Quote dari saya yang di-reply Maherda:
Tahun 99 daku pergi haji dgn aircraft milik Kuwait Air, tp boarding pass-nya Saudi Airlines

Maherda : Berarti Saudi lagi nyewa dari Kuwait Air, biasa tuh kalo kalo udah musim haji rental pesawat pada fullbooking, sempet baca registrasinya B747nya Garuda yg nyewa dari Air Atlanta kemaren saya masih inget itu pesawat yang tahun sebelumnya disewa Saudi Arabian buat embarkasi Batam.

*Saya pernah loh dipiloti Maherda di Pondok Cabe. Dari Motor – Honda Jazz sampai pesawat terbang...Ceritanya bisa dibaca di : SINI

Saturday, 2 October 2010

(Artikel) Luggage Terbatas?!...Nggak Deeh!

Dunia perjalanan dan penerbangan...aaaiiih, saya cintaaa sekalii ;-)
Namun bagaimana jika bawaan kita sampai overweight??? Deeeuuu, padahal saya bukan termasuk kategori yang gila belanja. Sebatas nemenin dan ngomporin orang belanja sih emang jagonya...hehehe, emang seringkali 'pengamat' lebih (sok) jago dari 'pelaku' ;-D
Biarpun bukan gila belanja namun bawaan overweight sudah merupakan 'tradisi' jikalau saya melakukan perjalanan jauh. Inget deh zaman SMA dulu, kemping hanya satu malam tetapi bawaannya seperti orang yang bepergian 2 bulan – kebayang gak sih, saat itu kita kemping, bukan stay di hotel. Makanya teman-teman lain tenda melongo ,melihat dipagi hari saya menuju sungai dengan pakaian tidur modis sambil menggenggam toiletries bag yang super duper lengkap. Dari sinilah saya tidak pernah membayangkan untuk browsing penerbangan murah meriah namun bawaan kita dibatasi...hiii, gak nahan deh ;-))
Suatu hari, seorang member dunia penerbangan terbesar di Indonesia menanyakan tentang 'Bagasi dan Overhead Penuh', iseng saya lempar salah satu pengalaman saya ketika kelebihan bagasi ini. Biasalah di forum, saling melontarkan uneg-uneg ;-)
Bagasi dan Overhead Penuh From : balqis57 22/6/2006 19:42:55
Jadi inget waktu di KL.
Naik MAS kelebihan bawaannya hampir 25 kg.
Ditegur sama petugas check in en mau dikena'in charge.
Aku ambil setumpuk buku dari koper gede trus aku suruh timbang lagi.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih overweight.
Aku ambil beberapa benda dari koper gede trus aku pindahin ke hand bag yg mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over.
Aku ambil beberapa baju dari koper gede trus pindahin ke tas plastik yang mau aku bawa ke cabin.
Petugas nimbang trus bilang kalau masih over 5 kg.
Aku pandangin isi koper en cari2 barang apa lagi yang bisa ditenteng tangan....dan petugas langsung bilang,"Barang2 yang tadi diambil semua masukin ke koper lagi aja!"
Kali ini aku pandangin petugas dengan tampang tanpa dosa.
Petugas kali ini bilang,"Nggak apa2. Nggak usah bayar kelebihannya!"

Cihhuuuuyyy.....hampir 50 kg euy! Free!!!
Tampang memelas doang modalnya
Re : Bagasi dan Overhead Penuh From : mesaja 03/7/2006 11:48:23
Hahahha.... soalnya yg dibelakang mbak udah ngantri 100 orang. ntar petugas cek in-nya pusing kalo ngurusin mbak seorang aja udah 15 menit, padahal boarding tinggal 30 menit lagi :)
Re : Bagasi dan Overhead Penuh From : balqis57 06/7/2006 22:56:26
Hehehe..nggak kok, Om. Kebetulan saat itu check in counter lagi sepi. En karena saat itu pakai student visa jadi biasanya “dimaklumi” untuk urusan “overweight gratisan” seperti ini.
Biasanya sesama student “kerjasama” untuk perhitungan bagasi, misalnya jatah barang bawaan 25 kg tiap pax, student A membawa 5 kg kemudian student B membawa 45 kg barang. Makanya student B nggak dikenakan charge. Rahasianya check-in pada awal2 counter buka (plus tampang memelas kali yaa…hehehe….). Jadi sebagai penumpang kita harus pinter2 “ngitung quota’ juga kalau mau bawa barang lebih dari 25 kg.
Nah, makanya kalau student mau pulang ke tanah air dengan bawa’an segede lapangan bola mendingan check in awal untuk mendapatkan “quota” atau “merundingkan” dengan penumpang lain yang bawaannya sedikit.
Andai datangnya menjelang counter check in hampir close….wah kemungkinan dapat ‘quota’-nya dikit banget. Kemungkinan kena extra charge-nya gede. Paling asyik sih kalau check in “terlambat” barengan sama orang yg bawa’annya juga banyak. Kalau masih ada sisa ‘quota’ dari penumpang2 sebelumnya berarti khan harus ada yang bayar extra. Nah kalau urusannya spt ini yg paling asyik yg badannya kecil. Kasih alasan,”Laah badan gue khan kecil, badan situ dong yang gede yang seharusnya bayar lebih!” hihihi…
Eh..tp itu kebiasaan student di “sana” dahulu yah….Kalau di "sini" aku gak pernah bawa barang sampai overweight sih! 10 kg dah top banget