![]() |
Foto sumber internet |
Salah satu impian saya adalah : Memiliki Learning Centre
Terbaik/Terlengkap di Dunia, diantara bagian tersebut tentunya memiliki Taman
Bacaan atau Perpustakaan Yang Terbaik dan Terlengkap.
Membicarakan tentang buku atau
membaca dalam keluarga besar saya maka tidak akan pernah ada habisnya. Dalam
keyakinan kami saja sebagai perintah pertama adalah “Iqra” yang berarti : BACALAH! Ya manutlah kami tanpa dipaksa
karena passion keluarga kami memang membaca. Percaya tidak kalau anggota
keluarga besar kami ada yang melaksanakan upacara adat “Tedak siten” maka bayi-bayi tersebut akan meraih buku bacaan
sebagai barang yang pertama kali mereka ambil?
Karena itulah jika ada pertanyaan sejak kapan saya senang buku, maka jawabannya sejak belum bisa membaca...hahaha....Ya, saya anak ke-8 dari 8 bersaudara yang sejak belum bisa membaca sudah dikelilingi oleh orang-orang yang “gila buku”. Tumpukan buku dari ke-7 kakak saya memenuhi setiap ruangan di tempat tinggal kami. Ayah kami juga koleksi lengkap ensklopedia dari berbagai penerbit, padahal harga-nya ... wah, saya tidak tahu pasti tetapi yang pasti harganya cukup tinggi. Apalagi diantaranya adalah buku import. Tetapi itu good value untuk investasi!
Karena itulah jika ada pertanyaan sejak kapan saya senang buku, maka jawabannya sejak belum bisa membaca...hahaha....Ya, saya anak ke-8 dari 8 bersaudara yang sejak belum bisa membaca sudah dikelilingi oleh orang-orang yang “gila buku”. Tumpukan buku dari ke-7 kakak saya memenuhi setiap ruangan di tempat tinggal kami. Ayah kami juga koleksi lengkap ensklopedia dari berbagai penerbit, padahal harga-nya ... wah, saya tidak tahu pasti tetapi yang pasti harganya cukup tinggi. Apalagi diantaranya adalah buku import. Tetapi itu good value untuk investasi!
“A room without books is like a
body without a soul” – Marcus Tullius Cicero
Setiap weekend Ayah mengajak kami ke toko buku, ketika saya masih TK-SD
toko buku terbesar di Jakarta (mungkin di Indonesia) adalah Toko Buku Gunung
Agung Kwitang yang kebetulan hanya berjarak sekitar 1-2 kilometer dari tempat
tinggal kami. Sesampainya di toko buku Ayah membebaskan kami memilih buku untuk
dibawa ke rumah (tentunya setelah beliau bayar ke kasir :) ). Wow, rasanya kami berasa di
sorga jika sudah begini! 3 hari setelah buku-buku tersebut kami bawa pulang
Ayah akan memanggil kami dan minta diceritakan isi buku tersebut. Ya, semacam
review buku secara lisan deh. Kami sih dibebaskan mengambil berapapun buku yang
ada di toko buku tersebut, tetapi dalam waktu 3 hari kami harus me-review buku
tersebut di hadapan beliau. Yaaa, karena “beban” inilah maka saya paling banyak
mengambil 2-3 buku. Toch weekend
berikutnya kami diperbolehkan kembali membawa pulang buku-buku lainnya. Selain menjadi
loyalty buyer toko buku (sayangnya
dahulu belum ada program marketing ini...hehe) Ayah juga berlangganan beberapa
majalah untuk kami, saya kebagian jatah berlangganan majalah Bobo.
![]() |
Sebagian kecil koleksi buku saya pribadi. Ada buku Broken Vow-nya Stiletto Book di dekat stiletto saya :) |