Berbagai kegiatan dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dengan
mengajak berbagai kalangan dalam memperingati Hari Penglihatan Sedunia 2016.
Terlihat pada saat diselenggarakannya ‘Seminar Kesehatan Indera Penglihatan’
yang diselenggarakan pada Kamis (13 Oktober 2016) di Auditorium Kementerian Kesehatan RI Jln. HR.Rasuna
Said Jakarta , dari siswa SMA, Blogger, akademisi hingga kalangan ahli menghadiri seminar
tersebut.
Bertabur Penghargaan dan Tarian Betawi Kreasi |
Menariknya adalah setelah seminar resmi dibuka, tampil tarian
Betawi kontemporer yang bercerita tentang kebiasaan bermain di kalangan
terdahulu. Bermain dengan permainan gerak fisik serta ketrampilan yang
menyehatkan. Seolah ingin menyentil anak-anak masa kini yang lebih menggemari
bermain gadget, permainan pasif bagi fisik dan mengakibatkan gangguan pada
fisik – khususnya kesehatan mata.
Diumumkan pula pemenang lomba foto tingkat SMA. Yang
dimenangkan oleh murid-murid dari SMA 94 Jakarta, MAN 3 Jakarta, SMA Triratna
Jakarta, SMA 9 Jakarta Timur serta MAN 9 Jakarta. Kreatifitas mereka patut
diapreasi dengan acungan jempol, karena mereka memotret dengan mengangkat hal
yang berkaitan dengan kesehatan mata. Ada saja ide yang diekspresikan mereka ke
dalam foto. Tidak terkesan menggurui pula. Lebih dari 200 foto diikut sertakan
dalam lomba ini. Menunjukkan hal yang positif di kalangan remaja! Bahwa mereka
berekspresi dengan memberi manfaat positif agar teman-temannya di seluruh
Indonesia berkreasi seperti mereka. Ekspresi mengantarkan pesan kebaikan, bukan
sekedar selfie narsis atau postingan foto/video galau. Alangkah baiknya jika
berbagai lembaga memberikan kesempatan kepada mereka untuk berekspresi positif
seperti diselenggarakannya lomba foto yang diselenggarakan Kemenkes ini.
2 Pembicara bersama Moderator |
Seminar/talkshow dengan pembicara Dr.Gitalisa Andayani
Adriono,Sp.M (K) dan dra.Ratih Ibrahim,MM,Psikolog juga disambut antusias oleh
peserta seminar yang banyak dari siswa/i SMA dan mahasiswa/i jurusan kesehatan.
Mereka dengan apik mendengarkan materi kesehatan mata yang dibawakan oleh Dr.
Gitalisa sehingga saat diadakan tanya jawab mereka dengan antusias mengajukan
pertanyaan. Tawa sorai terdengar memecah ruangan saat Tante Ratih Ibrahim
membawakan materinya dengan menuturkan berbagai fenomena bermain dan belajar
anak-anak dan remaja masa kini yang sudah kecanduan gadget. Kali ini Psikolog
kondang tersebut ingin dipanggil dengan sebutan ‘Tante’, padahal beberapa tahun
lalu saya menghadiri seminar-nya beliau hanya ingin dipanggil dengan sebutan
‘Bibik’, karena menurutnya lebih berciri khas Indonesia...hehehe....
Dr. Gitalisa Andayani menjelaskan berbagai hal mengenai
kesehatan mata, khususnya mengenali ‘Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan’. Yang “nggak seru” ketika dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara
nomor 2 tingkat kebutaannya di seluruh dunia. Satu level dibawah Ethiopia di
Afrika. Tentunya ini bukan merupakan prestasi yang membanggakan. Lebih baik
mulai sekarang kita solid dan bersinergi dalm mencegah kebutaan.
Kita semua harus
mengetahui bagaimana ciri-ciri mata sehat, yaitu :
- Kelopak mata dapat mebuka dan menutup dengan baik.
- Bulu mata teratur dan mengarah keluar (Hayooo, Mascara lover perhatikanlah! :D)
- Kornea selaput bening benar-benar jernih.
- Pupil mata benar-benar hitam dan bergerak sesuai intensitas cahaya mengecil saat cahaya terang dan melebar saat cahaya redup.
- Penglihatan setiap mata jelas dan fokus.
Gangguan penglihatan
dan kebutaan apa saja yang dapat dicegah?
- Gangguan Refraksi : Ini terjadi karena cahaya difokuskan tidak tepat pada makula, sehingga terjadi keluhan penglihatan buram. Beberapa gangguan tersebut adalah : Miopi (Rabun Jauh), Hipermetropi (Rabun Dekat), Astigmatisma (Mata Silindris) : Oh My God, inilah yang terjadi pada kedua mata saya sejak Sekolah Dasar (SD), Presbiopia (Mata Tua)
- Katarak : Boleh dikatakan bahwa gangguan penglihatan yang satu ini “terpopuler” di Indonesia. Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan atau tidak mampu melihat dengan jelas. Katarak merupakan penyebab terbesar kebutaan di Indonesia.
- Glaukoma : Ini disebabkan meningkatnya tekanan pada bola mata yang merusak serabut saraf retina. Kerusakan bersifat permanen (Duh!) serta dapat menyebabkan kebutaan. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak.
- Retinopati Diabetik : Penyakit mata yang diakibatkan oleh diabetes.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dalam pamflet yang dibagikan kepada peserta seminar memberikan tips
untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan, yaitu :
- Menghindari membaca dengan jarak yang terlalu dekat.
- Membaca di tempat yang terang atau tempat dengan tingkat pencahayaan yang cukup.
- Tidak membaca sambil tiduran.
- Tidak menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat.
- Menghindari penggunaan computer dengan jarak monitor ke mata terlalu dekat.
- Melakukan gerakan atau olahraga mata agar menjadi lebih kuat dan elastis.
- Konsumsi makanan yang mengandung baik bagi kesehatan mata dan diet gizi yang seimbang.
- Istirahat yang cukup.
- Hindari asap rokok
Berikutnya Tante Ratih yang seorang Psikolog kondang dan
founder Counseling and Development Center Personal Growth membahas mengenai “Perilaku
Sehat Mencegah Gangguan Penglihatan dan Kebutaan”. Dengan penuturan yang ringan
sehingga mudah ditangkap oleh peserta seminar beliau menjelaskan berbagai
dampak apabila seorang anak telah memiliki kegandrungan pada gadget secara
berlebihan.
Penggunaan gadget yang berlebihan memiliki dampak pada fisik,
antara lain : Mata Belor, Postur tubuh menjadi bungkuk, taxt claw (Keram dan
nyeri otot kaki) dan taxt nack (Terlalu lama menunduk). Masih banyak lagi
dampak buruk apabila menggunakan gadget yang berlebihan, baik dari segi
kesehatan, social maupun psikologis.
Untuk menjaga kesehatan dan agar tidak terjadi dampak buruk
pada diri kita, maka kita harus : Makan makanan bergizi, Tidur cukup dan
teratur serta olah raga teratur.
Tips agar kita tidak berlebihan menggunakan gadget adalah :
- Hidup tidak dikuasai gadget (Pasti bisa!)
- Orang tua menjadi contoh dalam penggunaan gadget
- Membuat screen time dan terpenting jangan memberikan gadget pada anak usia 0 – 2 tahun, usia 2 tahun ke atas dibatasi penggunaan gadgetnya 1 – 2 jam/hari. Sedangkan usia 10 – 13 tahun : 2 jam perhari.
Yuk, mari kita solid dan bersinergi menjaga kesehatan
penglihatan.
No comments:
Post a Comment