Judul Novel : Menanti
Cinta
Penulis : Adam Aksara
Penerbit : Mozaik Indie Publisher (Malang Jawa Timur, February 2014)
Tokoh utama :
Alex, seorang profesor pada
bidang kimia, dosen universitas, penulis, ahli kimia dan mermiliki lebih dari
seratus penemuan produk barinya di bidang kimia. Secara fisik ia memang tidak dapat
berdiri dan berjalan tegak dengan kedua kaki-nya dikarenakan penyakit yang
menerpanya saat kecil. Namun dia-lah yang mengantar kakak-kakaknya menjadi
pengusaha kaya raya – bahkan masuk dalam jajaran pengusaha kaya dunia.
Claire, seorang gadis anak dari
pelacur yang keberadaan ayahnya tidak diketahui. Memiliki ibu durhaka, ayah
tiri kejam yang sering mencoba melakukan pelecehan seksual terhadapnya, serta
adik tiri berusia 5 tahun yang akan dijual oleh ibu dan ayah kandung-nya. Sifat
dan sikap Claire bertolak belakang dari ibu-nya yang masih suka meminta uang
kepada anaknya untuk membeli minuman beralkohol. Claire menafkahi keluarga
dengan bekerja di rumah makan burger, dan sekaligus menjadi mahasiswi fakultas
keperawatan di universitas negeri.
Setting Lokasi :
Dalam novel ini sama sekali tidak
dijelaskan kota mana yang menjadi setting dari cerita. Penggambaran lokasi
hanya ditulis secara umum, seperti : universitas, perpustakaan, kedai burger,
rumah. Tidak jelas di kota mana, bahkan jika penulis tidak menulis nama Alex
secara lengkap maka dapat saja pembaca mengambil kesimpulan bahwa lokasi novel
ini bukan di Indonesia. Barangkali bagi penulis hal ini tidak terlalu penting,
padahal hal ini dapat memperkuat karakter novel sehingga pembaca dapat lebih larut
lagi ke cerita tanpa “diberi tugas” membayangkan di kota mana peristiwa kisah
Alex – Claire berlangsung. Sedangkan pemberian nama Claire sepertinya “kurang
lazim” diberikan oleh seorang pelacur di Indonesia dengan tingkat perekonomian
yang rendah, namun ternyata hal ini terjawab di akhir cerita mengapa tokoh
wanita di novel ini seperti nama orang asing.
Seperti Film
Membaca novel ini, dari awal
hingga akhir saya merasakan sedang menyaksikan film drama cinta yang tidak
monoton. Bukan sekedar cinta-cintaan antara anak sekolahan atau cinta-cintaan
ala mahasiswa-mahasiswi yang gitu-gitu aja. Hubungan cinta antara tokoh Alex
dan Claire terasa unik dan membawa nuansa baru dalam kisah cerita cinta.
Jika saja cerita novel ini di
film-kan sepertinya sang penulis skenario tidak akan mengalami kesulitan untuk
menuliskannya kembali ke bentuk skenario.
Tuturan tulisan di novel terasa
teratur dan membuat pembaca larut tanpa harus berpikir keras. Asyiklah kalau
untuk membaca untuk “hiburan” dan saat kita sedang jatuh cinta dengan lawan
jenis. Membuat pembaca nggak larut dalam kegalauan cinta semu.
Cerita akhirnya nggak mudah
ditebak, walaupun pada saat awal-awal kisah perjumpaan Alex dan Claire kita
pasti akan menebak dengan tepat.
Covel Novel
Mengingatkan kita pada novel-novel
yang hits 20 tahunan yang lalu, yang diterbitkan oleh penerbit besar di
Indonesia. Membuat penasaran bagi pembaca yang memilih suatu buku dari
covernya. Tetapi judul novelnya kurang terasa “cetar”. Untunglah tulisan pada
cover : “Cinta Tak Pernah Membebani...Ia meringankan yang memilikinya...”
lumayan membantu lebih menarik.
No comments:
Post a Comment