Wednesday, 29 January 2014

[IRC 2014] Resensi Fiksi : Reuni


Judul Buku      :           Reuni
Kategori          :           Fiksi / Novel
Penulis             :           Ayu Gendis
Penerbit           :          Gramedia Pustaka Utama 
                                  (Jakarta, September 2013)
Tebal               :           232 Halaman
Rate                 :           3/5

Ini cerita tentang 5 wanita berusia 33 tahun. Tidak seperti kebanyakan novel lainnya,walaupun novel ini masuk dalam genre Metropop yang dimiliki oleh penerbit Gramedia Pustaka, mereka bukan kawan 1 gank. Mereka juga bukan para wanita metropolis yang eksis di mall atau cafe. Mereka bukan orang-orang yang dikatakan sebagai sosialita. Justru latar belakang mereka berasal dari kota sejuk di Jawa Tengah, Wonosobo. Mereka juga bukan para kembang desa yang kesohor hingga beritanya sampai ke desa tetangga. Ya, mereka memang para wanita yang “biasa”. Jangan kamu kira wanita yang “biasa” tidak memiliki berbagai problem/masalah yang anggapan sebagian orang hanya di miliki oleh penduduk metropolitan Jakarta atau sosialita.

Berbagai konflik dipaparkan oleh Penulis dengan mengalir, menggiring Pembaca untuk terus membaca dan penasaran – walaupun ditulisnya dengan gaya yang “loncat-loncat”. 5 wanita, tidak ada yang memiliki peran utama seperti dalam berbagai film layar lebar atau sinetron. Semua tokoh mendapat porsi yang sama.
Dalam novel ini juga Pembaca seolah mendapat sanggahan stigma dari masyarakat yang senantiasa mendengungkan bahwa pernikahan adalah sumber kebahagiaan seseorang. Ternyata pernikahan bukanlah keharusan seseorang akan memperoleh kebahagiaan. Penulis cukup berani mengantarkan masalah-masalah tersebut dengan apik. Dan saya sangat menyukai hal ini, apalagi masalah-masalah ini bukan terjadi di kota besar bernama Jakarta. 

Tokoh dalam novel ini :
  1 Yunika, seorang istri dari suami makmur dan ibu rumah tangga sejati tanpa anak.Kehidupannya pernikahan tidak pernah bahagia sejak awal karena tidak mendapatkan cinta dalam kehidupan rumah tangga (sekalipun hanya cinta semua tidak pernah didapatkan!). 

22 Nunik, saat ini tidak memiliki suami, tetapi memiliki pengalaman menikah 3 kali dalam kehidupannya. Memiliki 3 buah hati dari 3 lelaki yang menikahinya.

33  Nurleila, istri dari anggota DPRD. Menikah siri, tak memiliki anak...baguslah, akan lebih tragis kehidupannya jika sampai memiliki anak. Seperti di realita kehidupan tuh...*Yang saya baca di situs dan tabloid!

44 Sri, seorang istri dari TKI yang bekerja di Arab. Karakter wanita keibuan (tanpa anak) dan senantiasa hidup lurus walau penuh tekanan dan pertanyaan di hatinya. Lama sang suami tidak mengirim kabar, Sri-pun tipikal wanita pekerja di showroom mobil. Hidupnya yang terlihat lurus dan tenang berakhir justru dengan tragis.

5.5 Ajeng, jomblo sejati yang mencintai mendiang ayah dan sering konflik dengan ibu-nya. Hidup mandiri sebagai seniwati dengan perjuangan yang keras. Aaaah, sepertinya justru jomblo sejati ini yang justru sukses menemukan cinta dan jati diri.

Memang kaya warna pada cerita novel ini, tetapi cover buku ini justru menggambarkan sedikit warna. Warna cover buku ini hanya gradasi merah, peach dengan warna tulisan merah dan hitam.
Novel pertama yang diterbitkan Ayu Gendis. Termasuk berani bagi penulis  yang menyodorkan karya fiksi dengan banyak tokoh. Penulis terkesan ingin menggali karakter masing-masing tokoh, tetapi akhirnya terjebak di akhir tulisan yang terkesan terkendala oleh keterbatasan halaman :D Ditunjang dengan editing yang rapih, karya ini termasuk lumayan baik bagi penulis fiksi pemula. Masuk logika semua kok setiap kejadian dan karakter tokoh-tokoh yang berperan. Sedangkan untuk setting lokasi cerita sebenarnya penulis bisa lebih menggali lokasi tokoh di Wonosobo Jateng yang terkenal cantik, seperti wisata Dieng.

No comments:

Post a Comment