Judul Buku : Reuni
Kategori : Fiksi /
Novel
Penulis : Ayu
Gendis
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
(Jakarta, September 2013)
Tebal : 232
Halaman
Rate : 3/5
Ini cerita tentang 5 wanita
berusia 33 tahun. Tidak seperti kebanyakan novel lainnya,walaupun novel ini
masuk dalam genre Metropop yang dimiliki oleh penerbit Gramedia Pustaka,
mereka bukan kawan 1 gank. Mereka juga bukan para wanita metropolis yang eksis
di mall atau cafe. Mereka bukan orang-orang yang dikatakan sebagai sosialita.
Justru latar belakang mereka berasal dari kota sejuk di Jawa Tengah, Wonosobo.
Mereka juga bukan para kembang desa yang kesohor hingga beritanya sampai ke
desa tetangga. Ya, mereka memang para wanita yang “biasa”. Jangan kamu kira
wanita yang “biasa” tidak memiliki berbagai problem/masalah yang anggapan
sebagian orang hanya di miliki oleh penduduk metropolitan Jakarta atau
sosialita.
Berbagai konflik dipaparkan oleh
Penulis dengan mengalir, menggiring Pembaca untuk terus membaca dan penasaran –
walaupun ditulisnya dengan gaya yang “loncat-loncat”. 5 wanita, tidak ada yang
memiliki peran utama seperti dalam berbagai film layar lebar atau sinetron.
Semua tokoh mendapat porsi yang sama.
Dalam novel ini juga Pembaca
seolah mendapat sanggahan stigma dari masyarakat yang senantiasa mendengungkan
bahwa pernikahan adalah sumber kebahagiaan seseorang. Ternyata pernikahan
bukanlah keharusan seseorang akan memperoleh kebahagiaan. Penulis cukup berani
mengantarkan masalah-masalah tersebut dengan apik. Dan saya sangat menyukai hal
ini, apalagi masalah-masalah ini bukan terjadi di kota besar bernama Jakarta.
Tokoh dalam novel ini :
1 Yunika, seorang istri dari suami makmur dan ibu
rumah tangga sejati tanpa anak.Kehidupannya pernikahan tidak pernah bahagia
sejak awal karena tidak mendapatkan cinta dalam kehidupan rumah tangga
(sekalipun hanya cinta semua tidak pernah didapatkan!).
22 Nunik, saat ini tidak memiliki suami, tetapi
memiliki pengalaman menikah 3 kali dalam kehidupannya. Memiliki 3 buah hati
dari 3 lelaki yang menikahinya.
33
Nurleila, istri dari anggota DPRD. Menikah siri,
tak memiliki anak...baguslah, akan lebih tragis kehidupannya jika sampai
memiliki anak. Seperti di realita kehidupan tuh...*Yang saya baca di situs dan
tabloid!
44 Sri, seorang istri dari TKI yang bekerja di
Arab. Karakter wanita keibuan (tanpa anak) dan senantiasa hidup lurus walau
penuh tekanan dan pertanyaan di hatinya. Lama sang suami tidak mengirim kabar,
Sri-pun tipikal wanita pekerja di showroom mobil. Hidupnya yang terlihat lurus
dan tenang berakhir justru dengan tragis.
5.5 Ajeng, jomblo sejati yang mencintai mendiang
ayah dan sering konflik dengan ibu-nya. Hidup mandiri sebagai seniwati dengan
perjuangan yang keras. Aaaah, sepertinya justru jomblo sejati ini yang justru
sukses menemukan cinta dan jati diri.
Memang kaya warna pada cerita
novel ini, tetapi cover buku ini justru menggambarkan sedikit warna. Warna
cover buku ini hanya gradasi merah, peach dengan warna tulisan merah dan hitam.
Novel pertama yang diterbitkan
Ayu Gendis. Termasuk berani bagi penulis
yang menyodorkan karya fiksi dengan banyak tokoh. Penulis terkesan ingin
menggali karakter masing-masing tokoh, tetapi akhirnya terjebak di akhir
tulisan yang terkesan terkendala oleh keterbatasan halaman :D Ditunjang dengan
editing yang rapih, karya ini termasuk lumayan baik bagi penulis fiksi pemula.
Masuk logika semua kok setiap kejadian dan karakter tokoh-tokoh yang berperan.
Sedangkan untuk setting lokasi cerita sebenarnya penulis bisa lebih menggali
lokasi tokoh di Wonosobo Jateng yang terkenal cantik, seperti wisata Dieng.
No comments:
Post a Comment