Apakah kamu pernah perhatian
dengan iklan rokok yang gencar di tayangkan oleh berbagai media? Menurut kamu
bagaimana kesannya? Menurut saya kesan iklan rokok saat ini memang terlihat
kreatif, bahkan seringkali memberikan kesan baik. Mengajak ke kebaikan. Apakah
itu benar memiliki pesan moral yang mengajak kita mendapatkan kebaikan di
kemudian hari? Semua orang sebenarnya setuju bahwa merokok adalah kebiasaan
yang tidak ada untungnya. Lebih memprihatinkan kebiasaan merokok di masa
sekarang di lakukan anak-anak di bawah umur.
Setiap tanggal 31 Mei diperingati
sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Setiap tahun Badan Kesehatan Dunia
(WHO) membuat tema yang berbeda-beda. Tahun 2020 yang menjadi tema HTTS adalah
“Lindungi Kaum Muda dari Manipulasi Industri dan Cegah dari Konsumsi Rokok dan
Nikotin”.
Di Indonesia, industri rokok
sangat leluasa melakukan berbagai kegiatan untuk memanipulasi anak dan remaja
melalui iklan, promosi, sponsor, kegiatan CSR, informasi misleading dan
produk-produk baru. Nah, karena inilah sebagai blogger saya bersama dengan 19
blogger lainnya mengikuti Webinar Workshop Blogger HTTS 2020, dengan tajuk
“Membedah Fakta Kebohongan Industri Rokok di era Post-Truth”.
Acara Webinar Workshop
Blogger HTTS 2020 di selenggarakan oleh
Lentera Anak. Sebagai pembicara pada saat itu adalah : Kiki Soewarso
(Communication Specialist Tobacco Control Support Center) , Bigwanto (TIM Focal
Point Tobacco Control Policy Support in Indonesia SEATCA (South East Asia
Tobacco Control Alliance) dan Hariadi (Data & Analyst Officer Lentera Anak)
Kami dijelaskan dan semakin
mengerti fakta jahat industri rokok yang ditujukan ke anak muda sebagai calon
konsumen di masa depan. Mengapa mereka mengincar pasar anak muda sebagai target
pemasaran produk mereka? Karena industri rokok setiap tahun kehilangan 240.618
pelanggan setianya. Mereka meninggal dunia, dan angka ini setara dengan 668
orang perharinya. Tentunya dengan angka ini industri rokok sangat berkepentiingan
menjaga kelangsungan bisnisnya, maka mereka melakukan pendekatan ke anak muda
sebagai calon konsumen di masa depan.