Pembicara Simposium (Dok.SunCo Facebook) |
Saya merasa bersyukur karena
dilahirkan di keluarga yang sadar akan menjaga dan perhatian terhadap kesehatan
sejak dini. Kami juga tidak gemar makan gorengan yang dijual oleh
pedagang-pedagang pinggir jalan. Alasannya adalah tidak memenuhi syarat
kebersihan, terutama minyak goreng-nya yang dapat menimbulkan penyakit.
Hiii...melihatnya saja saya sudah langsung menyingkir! Tetapi bukan berarti
saya tidak menyukai makanan yang di goreng tanpa menggunakan minyak goreng.
Saya menjadikan Empek-Empek Palembang, beberapa jenis kerupuk, perkedel
kentang, bakwan jagung, tempe sambel, gurame goreng garing. Kentang goreng,
cumi goreng tepung, udang goreng mayonaose dan ayam goreng sebagai makanan yang
harus tersedia jika kami sedang makan bersama keluarga.
Bersyukurnya lagi, keluarga kami
mengetahui bahaya minyak goreng yang digunakan berkali-kali. Bukan karena di
keluarga besar kami ada 2 dokter . 1 sarjana kedokteran dan 1 sarjana kesehatan masyarakat. Sejak
mereka belum menjadi dokter kami memang sudah dijelaskan oleh orang tua kami
bahwa penggunaan minyak goreng berulang kali menimbulkan dampak yang buruk bagi
kesehatan. Oleh karenanya saya merasa prihatin begitu mengetahui hal yang
disampaikan oleh Maulina Wijaya, Deputy Marketing Manager Sunco melihat
masyarakat seringkali menganggap minyak goreng adalah hal yang tidak berbahaya.
Beliau juga mengingatkan,”Agar terhindar dari penyakit berbahaya, pastikan
jangan gunakan minyak secara berulang-ulang. Jika minyak sudah berubah warna
akibat sisa makanan, sebaiknya ganti dengan minyak yang baru. Selain itu,
hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk
radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak
goreng.”
Ibu-Ibu diajak nge-games sebelum simposium oleh sang MC (Dok.Pribadi) |
“Loh memangnya minyak goreng
mengandung vitamin?” Tanya Ibu muda yang bukan Anda. Lemak/minyak yang terdapat
dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan
vitamin A,D,E dan K serta menambah lezatnya hidangan. Tuh khan, ternyata minyak
ini berguna untuk penyerapan vitamin yang kita konsumsi, dan menambah lezatnya
hidangan sehingga kita tidak perlu memberi pelezat makanan tambahan yang
berlebihan.
Kita juga harus cerdas memilih
minyak goreng yang baik loh, hal ini untuk menjaga agar kandungan lemak yang
masuk ke dalam tubuh kita terjaga karena kalau kelebihan lemak pada tubuh maka
akan menyebabkan obesitas dan penyakit degeratif, seperti kanker, penumpukan
lemak di hati, serta jantung koroner yang merupakan penyakit tidak menular
populer di masyarakat.
Minyak Goreng Baik, Dikit Nempel di Makanan (Dok.Pribadi) |
Bagaimana tanda minyak goreng yang baik bagi kesehatan
tubuh? #MinyakGorengBaik Yaitu :
- Warna Minyak Bening - Perubahan warna pada minyak goreng adalah salah satu tanda minyak mulai mengalami kerusakan/oksidasi. Menghindari penggunaan minyak goreng yang sudah rusak dapat membantu menghindari resiko penyakit kanker.
- Sedikit Menempel di Makanan #DikitNempel - Dengan minyak yang sedikit menempel di makanan menjadikan minyak lebih sedikit terkonsumsi masuk ke tubuh. Dengan ini berarti dapat mencegah banyaknya kandungan lemak masuk ke dalam tubuh. Sunco minyak goreng baik dikit nempel di makanan.
- Tidak Mudah Beku - Minyak yang tidak mudah beku menandakan mempunyai kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit.
- Tampak Lebih Encer - Minyak goreng yang lebih encer membuat minyak yang menempel di makanan menjadi sedikit.
- Tidak Serik di Tenggorokan
Agar kita lebih yakin dengan
#MinyakGorengBaik , maka kita dapat membuktikan dengan test organoleptic,
yaitu dengan cara mengecap sekitar 1 sendok minyak goreng. Kalau tidak ada rasa
atau rasanya seperti air, maka itu adalah salah satu tanda minyak goreng yang
baik.
Dari mana saya lebih mengetahui
tentang minyak goreng baik? Karena saya menghadiri acara Simposium “Masakan Rumah,
The Silent Killer” yang diselenggarakan di Ballroom Cheers Residental RSPP
Jakarta Selatan , di dukung oleh Sunco. Disana juga kami menambah ilmu
kesehatan dari pakarnya, yaitu : DR. Entos Zainal, DCN,SP,MPHM (Sekjen
PERSAGI), Theresia Irawati, SKM, M.Kes (Kementrian Kesehatan), Tirta Prawita
Sari, Mulina Wijaya (Deputy Marketing Manager Sunco) bersama Brand Ambassador
Sunco, Christian Sugiono. Zulkifli, M.Si yang memoderatori para pembicara yang
memaparkan masalah gizi yang baik dan gaya hidup sehat agar hidup kita
berkwalitas baik.
Selain itu, ada demo cooking loh!
Asyiknya nih, resep yang dipraktikan adalah ‘Mayonaise ala Sunco’. Berharga
banget khan nih, saya jadi bisa membuat
mayonaise homemade yang lebih sehat dan tanpa pengawet. Masih ingat khan
salah 1 masakan gorengan yang saya sebutkan di awal tulisan? Ya, Udang Goreng
Mayonaise. Inilah resep-nya :
Resep Mayonaise ala
Sunco
Bahan – bahan :
500cc Minyak Sunco
1 Sdt Garam Halus
2 Sdm Susu Kental Manis
2 Sdm Gula Pasir
3 Kuning Telur Ayam
1 Sdm Cuka Dapur
2 Sdm Sari Jeruk Nipis
Cara Membuatnya :
Kocok kuning telor ayam dan gula
pasir dengan mixer kecepatan 2
Ambil 200cc Minyak Goreng Sunco,
tambahkan secara bertahap 1 sdm sampai terbentuk campuran yang galus dan
menebal kental.
Masukkan sedikit-sedikit cuka
sampai habis, sari jeruk dan susu kental. Lalu tambahkan secara bertahap lagi
sisa minyak 300cc, setiap penambahan masing-masing 2 sdm.
Kocok terus sampau terbentuk
mayonaise yang halus.
Sisihkan dan siap pakai.
Bagi yang ingin mendapatkan resep
lebih banyak lagi, bisa berkunjung ke website Resep Sehat SunCo
Ingin menambah wawasan dengan minyak goreng baik, dikit nempel di makanan, silakan kunjungi Minyak Goreng Sunco
Sedangkan facebook-nya : https://www.facebook.com/SunCoIndonesia
Dari acara simposium ini selain
membayangkan makanan rumah yang sehat dan lezat, saya jadi mendambakan jajan
berbagai gorengan di pedagang kaki lima. Sunco sebagai brand minyak goreng baik
tentunya bisa suatu waktu mengadakan edukasi ke pedagang gorengan kaki lima
atau UKM mengenai ‘Minyak Goreng Baik, Dikit Nempel Di Makanan’. Pada hari
kerja saya seringkali membeli makanan matang dikarenakan
waktu yang terbatas untuk memasaknya, aktifitas lebih sering dilakukan di luar
rumah.
No comments:
Post a Comment