Tuesday, 31 January 2017

5 Tanda Minyak Goreng Yang Baik Bagi Kesehatan Keluarga


Pembicara Simposium (Dok.SunCo Facebook)

Saya merasa bersyukur karena dilahirkan di keluarga yang sadar akan menjaga dan perhatian terhadap kesehatan sejak dini. Kami juga tidak gemar makan gorengan yang dijual oleh pedagang-pedagang pinggir jalan. Alasannya adalah tidak memenuhi syarat kebersihan, terutama minyak goreng-nya yang dapat menimbulkan penyakit. Hiii...melihatnya saja saya sudah langsung menyingkir! Tetapi bukan berarti saya tidak menyukai makanan yang di goreng tanpa menggunakan minyak goreng. Saya menjadikan Empek-Empek Palembang, beberapa jenis kerupuk, perkedel kentang, bakwan jagung, tempe sambel, gurame goreng garing. Kentang goreng, cumi goreng tepung, udang goreng mayonaose dan ayam goreng sebagai makanan yang harus tersedia jika kami sedang makan bersama keluarga.

Bersyukurnya lagi, keluarga kami mengetahui bahaya minyak goreng yang digunakan berkali-kali. Bukan karena di keluarga besar kami ada 2 dokter . 1 sarjana kedokteran  dan 1 sarjana kesehatan masyarakat. Sejak mereka belum menjadi dokter kami memang sudah dijelaskan oleh orang tua kami bahwa penggunaan minyak goreng berulang kali menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Oleh karenanya saya merasa prihatin begitu mengetahui hal yang disampaikan oleh Maulina Wijaya, Deputy Marketing Manager Sunco melihat masyarakat seringkali menganggap minyak goreng adalah hal yang tidak berbahaya. Beliau juga mengingatkan,”Agar terhindar dari penyakit berbahaya, pastikan jangan gunakan minyak secara berulang-ulang. Jika minyak sudah berubah warna akibat sisa makanan, sebaiknya ganti dengan minyak yang baru. Selain itu, hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak goreng.”

Ibu-Ibu diajak nge-games sebelum simposium oleh  sang MC (Dok.Pribadi)

“Loh memangnya minyak goreng mengandung vitamin?” Tanya Ibu muda yang bukan Anda. Lemak/minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A,D,E dan K serta menambah lezatnya hidangan. Tuh khan, ternyata minyak ini berguna untuk penyerapan vitamin yang kita konsumsi, dan menambah lezatnya hidangan sehingga kita tidak perlu memberi pelezat makanan tambahan yang berlebihan.
Kita juga harus cerdas memilih minyak goreng yang baik loh, hal ini untuk menjaga agar kandungan lemak yang masuk ke dalam tubuh kita terjaga karena kalau kelebihan lemak pada tubuh maka akan menyebabkan obesitas dan penyakit degeratif, seperti kanker, penumpukan lemak di hati, serta jantung koroner yang merupakan penyakit tidak menular populer di masyarakat. 

Minyak Goreng Baik, Dikit Nempel di Makanan (Dok.Pribadi)
Bagaimana tanda minyak goreng yang baik bagi kesehatan tubuh? #MinyakGorengBaik Yaitu :

  1. Warna Minyak Bening - Perubahan warna pada minyak goreng adalah salah satu tanda minyak mulai mengalami kerusakan/oksidasi. Menghindari penggunaan minyak goreng yang sudah rusak dapat membantu menghindari resiko penyakit kanker.
  2.  Sedikit Menempel di Makanan #DikitNempel - Dengan minyak yang sedikit menempel di makanan menjadikan minyak lebih sedikit terkonsumsi masuk ke tubuh. Dengan ini berarti dapat mencegah banyaknya kandungan lemak masuk ke dalam tubuh. Sunco minyak goreng baik dikit nempel di makanan. 
  3. Tidak Mudah Beku - Minyak yang tidak mudah beku menandakan mempunyai kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit. 
  4. Tampak Lebih Encer - Minyak goreng yang lebih encer membuat minyak yang menempel di makanan menjadi sedikit. 
  5. Tidak Serik di Tenggorokan

Agar kita lebih yakin dengan #MinyakGorengBaik , maka kita dapat membuktikan dengan test organoleptic, yaitu dengan cara mengecap sekitar 1 sendok minyak goreng. Kalau tidak ada rasa atau rasanya seperti air, maka itu adalah salah satu tanda minyak goreng yang baik.
Dari mana saya lebih mengetahui tentang minyak goreng baik? Karena saya menghadiri acara Simposium “Masakan Rumah, The Silent Killer” yang diselenggarakan di Ballroom Cheers Residental RSPP Jakarta Selatan , di dukung oleh Sunco. Disana juga kami menambah ilmu kesehatan dari pakarnya, yaitu : DR. Entos Zainal, DCN,SP,MPHM (Sekjen PERSAGI), Theresia Irawati, SKM, M.Kes (Kementrian Kesehatan), Tirta Prawita Sari, Mulina Wijaya (Deputy Marketing Manager Sunco) bersama Brand Ambassador Sunco, Christian Sugiono. Zulkifli, M.Si yang memoderatori para pembicara yang memaparkan masalah gizi yang baik dan gaya hidup sehat agar hidup kita berkwalitas baik.
Selain itu, ada demo cooking loh! Asyiknya nih, resep yang dipraktikan adalah ‘Mayonaise ala Sunco’. Berharga banget khan nih, saya jadi bisa membuat  mayonaise homemade yang lebih sehat dan tanpa pengawet. Masih ingat khan salah 1 masakan gorengan yang saya sebutkan di awal tulisan? Ya, Udang Goreng Mayonaise. Inilah resep-nya :

Resep Mayonaise ala Sunco

Bahan – bahan :
500cc Minyak Sunco
1 Sdt Garam Halus
2 Sdm Susu Kental Manis
2 Sdm Gula Pasir
3 Kuning Telur Ayam
1 Sdm Cuka Dapur
2 Sdm Sari Jeruk Nipis

Cara Membuatnya :
Kocok kuning telor ayam dan gula pasir dengan mixer kecepatan 2
Ambil 200cc Minyak Goreng Sunco, tambahkan secara bertahap 1 sdm sampai terbentuk campuran yang galus dan menebal kental.
Masukkan sedikit-sedikit cuka sampai habis, sari jeruk dan susu kental. Lalu tambahkan secara bertahap lagi sisa minyak 300cc, setiap penambahan masing-masing 2 sdm.
Kocok terus sampau terbentuk mayonaise yang halus.
Sisihkan dan siap pakai.

Bagi yang ingin mendapatkan resep lebih banyak lagi, bisa berkunjung ke website Resep Sehat SunCo
Ingin menambah wawasan dengan minyak goreng baik, dikit nempel di makanan, silakan kunjungi Minyak Goreng Sunco 
Sedangkan facebook-nya : https://www.facebook.com/SunCoIndonesia 
 
Dari acara simposium ini selain membayangkan makanan rumah yang sehat dan lezat, saya jadi mendambakan jajan berbagai gorengan di pedagang kaki lima. Sunco sebagai brand minyak goreng baik tentunya bisa suatu waktu mengadakan edukasi ke pedagang gorengan kaki lima atau UKM mengenai ‘Minyak Goreng Baik, Dikit Nempel Di Makanan’. Pada hari kerja  saya  seringkali membeli makanan matang dikarenakan waktu yang terbatas untuk memasaknya, aktifitas lebih sering dilakukan di luar rumah.

No comments:

Post a Comment