Tuesday 22 April 2014

[IRC 2014] Novel : Menanti Cinta


Judul Novel     :           Menanti Cinta
Penulis             :           Adam Aksara
Penerbit          :           Mozaik Indie Publisher (Malang Jawa Timur, February 2014)

Tokoh utama :
Alex, seorang profesor pada bidang kimia, dosen universitas, penulis, ahli kimia dan mermiliki lebih dari seratus penemuan produk barinya di bidang kimia. Secara fisik ia memang tidak dapat berdiri dan berjalan tegak dengan kedua kaki-nya dikarenakan penyakit yang menerpanya saat kecil. Namun dia-lah yang mengantar kakak-kakaknya menjadi pengusaha kaya raya – bahkan masuk dalam jajaran pengusaha kaya dunia.
Claire, seorang gadis anak dari pelacur yang keberadaan ayahnya tidak diketahui. Memiliki ibu durhaka, ayah tiri kejam yang sering mencoba melakukan pelecehan seksual terhadapnya, serta adik tiri berusia 5 tahun yang akan dijual oleh ibu dan ayah kandung-nya. Sifat dan sikap Claire bertolak belakang dari ibu-nya yang masih suka meminta uang kepada anaknya untuk membeli minuman beralkohol. Claire menafkahi keluarga dengan bekerja di rumah makan burger, dan sekaligus menjadi mahasiswi fakultas keperawatan di universitas negeri.

Setting Lokasi :
Dalam novel ini sama sekali tidak dijelaskan kota mana yang menjadi setting dari cerita. Penggambaran lokasi hanya ditulis secara umum, seperti : universitas, perpustakaan, kedai burger, rumah. Tidak jelas di kota mana, bahkan jika penulis tidak menulis nama Alex secara lengkap maka dapat saja pembaca mengambil kesimpulan bahwa lokasi novel ini bukan di Indonesia. Barangkali bagi penulis hal ini tidak terlalu penting, padahal hal ini dapat memperkuat karakter novel sehingga pembaca dapat lebih larut lagi ke cerita tanpa “diberi tugas” membayangkan di kota mana peristiwa kisah Alex – Claire berlangsung. Sedangkan pemberian nama Claire sepertinya “kurang lazim” diberikan oleh seorang pelacur di Indonesia dengan tingkat perekonomian yang rendah, namun ternyata hal ini terjawab di akhir cerita mengapa tokoh wanita di novel ini seperti nama orang asing.

Seperti Film
Membaca novel ini, dari awal hingga akhir saya merasakan sedang menyaksikan film drama cinta yang tidak monoton. Bukan sekedar cinta-cintaan antara anak sekolahan atau cinta-cintaan ala mahasiswa-mahasiswi yang gitu-gitu aja. Hubungan cinta antara tokoh Alex dan Claire terasa unik dan membawa nuansa baru dalam kisah cerita cinta.
Jika saja cerita novel ini di film-kan sepertinya sang penulis skenario tidak akan mengalami kesulitan untuk menuliskannya kembali ke bentuk skenario.
Tuturan tulisan di novel terasa teratur dan membuat pembaca larut tanpa harus berpikir keras. Asyiklah kalau untuk membaca untuk “hiburan” dan saat kita sedang jatuh cinta dengan lawan jenis. Membuat pembaca nggak larut dalam kegalauan cinta semu.
Cerita akhirnya nggak mudah ditebak, walaupun pada saat awal-awal kisah perjumpaan Alex dan Claire kita pasti akan menebak dengan tepat.

Covel Novel
Mengingatkan kita pada novel-novel yang hits 20 tahunan yang lalu, yang diterbitkan oleh penerbit besar di Indonesia. Membuat penasaran bagi pembaca yang memilih suatu buku dari covernya. Tetapi judul novelnya kurang terasa “cetar”. Untunglah tulisan pada cover : “Cinta Tak Pernah Membebani...Ia meringankan yang memilikinya...” lumayan membantu lebih menarik.

Tuesday 15 April 2014

Longweekend = Silaturahim. Weekday = Ibadah

Longweekend saya gunakan untuk bersilaturahim, sedangkan weekday saya gunakan waktu untuk ibadah - setidaknya untuk sedekah ke masyarakat setempat yang saya singgahi untuk berlibur. Terus kerjaannya apa dong? Kerjaan kita khan sebenarnya IBADAH karena Allah Swt. Iya gak sih? :) Silaturahim juga karena ditugaskan oleh Allah Swt kok. Yaaa, kita hidup di dunia ini khan karena Allah :)
Makanya disaat kebanyakan berlibur untuk "melepaskan diri" dari kepenatan bekerja mencari materi, maka saya lebih memilih longweekend kemarin untuk silaturahim. Alhamdulillah, terasa banget berkahnya. Melimpah rezeki pas sesuai porsi.

Sabtu, 29 Maret 2014 - Deep & Extrem Indonesia 2014
Owien, keponakan saya yang baru menjadi anak yatim (Postingan saya di Perjalanan Terindah ) semalam mengirim sms dan mengajak saya ke Deep & Extreme Indonesia 2014 di JIExpo Kemayoran. Ayuuuuk...jalan bersama anak yatim baru!


Berangkat berempat (Saya, Mba Nana, Owien en Tante E)...wuiiiihi, udah laksana rombongan "Panti Asuhan" nih, secara kami berempat sudah tidak memiliki Ayah. Bahkan Tante E tidak memiliki ayah dan ibu sejak SD. Tetapi kami tetap bersyukur dong, karena ayah kami adalah pria-pria yang bertanggung jawab penuh kasih sayang kepada keluarga sehingga kami merasa lebih beruntung dan diberkahi Allah Swt daripada mereka yang memiliki ayah yang masih hidup namun koruptor, doyan selingkuh atau nggak mampu memberi pendidikan baik bagi keluarganya. Weeeeeiii, bersyukur mboq ya jangan suka membandingkan dengan orang lain :p Jalin silaturahim dan tetap menjaga hati karena Allah Swt yuuuuk! Jangan silaturahim karena "kesepian" ya...hahaha...
FYI nih, Tante E ini (semoga) termasuk "Jomblo Berkah" loh! Beliau diusianya yang sudah kepala 3 status single saat ini merawat dan mengasuh keponakannya (1 tahunan) di Pulau Batam. Pengalaman kerja di perusahaan sudah berderet. Justru kakaknya karena kesibukannya sebagai PNS "terpaksa mempekerjakan" Sang Adik untuk merawat dan mengasuh anak ke-3nya. Wuuuuiiih, berkah banget khan waktu Tante E untuk merawat keponakan serta membantu kakak kandungnya. Barangkali lebih bermanfaat sebagai "jomblo" kalau gini. Allah memang MAHA BAIK! Lihatnya segala hal yang terbaik dari hidup ini :)

Makan siang, Alhamdulillah, dijemput sama New CRV-nya Mba Yoen & her husband. Plus My mom kami berempat lunch di Pondok Pangandaran Kelapa Gading. Ditraktir Mba Yoen. Setelah lunch baru deh saya ketemuan sama Owien, Mba Nana en Tante E di dekat Kalibaru.

Minggu, 30 April 2014 - Tahlilan 40 Hari Wafatnya Ibunda Seorang Teman


Kali ini silaturahimnya di rumah Jeng Yuli. Tahlilan kirim doa untuk Sang Bunda yang mengakhiri dunia fana menuju keabadian super indah di hari yang penuh berkah pula, Jumat 21 February 2014. Alhamdulillah, bisa silaturahim dengan lebih dari 100 orang di Kelapa Gading. Menurut Jeng Yuli , doski memesan120 Nasi Kotak dari katering dekat rumahnya. Tak tersisa, bahkan ada yang prasmanan juga.
FYI lagi nih, Jeng Yuli juga "Jomblo Berkah", di usia dewasanya (kepala "3) beliau dapat menjaga dan merawat Sang Bunda ketika sakit. Bahkan dirinya beberapa kali mengajukan cuti bergantian dengan adiknya. Terlintas dia mengatakan keinginannya untuk menikah, tetapi belum menemukan calon yang tepat. Secara kwalitas Jeng Yuli seorang sarjana, bekerja dan dirinya terawat baik - bahkan termasuk kategori cantik dibanding banyak istri. Tetapi saya ingatkan bahwa justru dengan belum menikahnya maka ia dapat merawat, menjaga dan berbakti kepada Bunda-nya yang sudah tergeletak sakit sejak akhir tahun 2013.
Yakin deh, Jeng, Allah pasti ngasih terbaik dan sekufu untuk umat-NYA. Oleh karenanya kita kasih yang terbaik juga untuk Allah :)
Seusai tahlilan kami berdua melanjutkan chitchat di Bakso Kepala Sapi dekat rumahnya.

Senin, 31 Maret 2014 dan Selasa, 1 April 2014
Silaturahim masih berlanjut....Nanti deh saya lanjutkan ceritanya. Saya mau kerja dulu nih.
Bersyukurlah saya yang beruntun silaturahimnya justru disaat menjadi "single", karena saat berpasangan saya sering merasa silaturahim dengan kerabat terhambat. Allah memang Maha Mengerti yang terbaik bagi kita :)